Selasa, 29 Maret 2011

Penghadir Pameran Lomba Desa di Jepang Pakis 2011






Ini lah salah satu pengunjung Pameran di Jepang Pakis, 2011. Semoga kedepan lomba ini lebih menarik dan lebih lama lagi pelaksanaanya.

Salam untuk sahabat abu Nayya, Bang Manto, Bang Muhtamat, Bang Leman, sukses untuk perjuangannya untuk NU di Jepang Pakis.

Wali Allah SWT di Dunia

Wali Allah SWT
Wali adalah hamba-hamba yang dicintai oleh Allah Swt. Mereka diangkat menjadi wali bukan karena ibadah mereka ditujukan untuk itu, akan tetapi karena ketaatan dan keiklasannya dalam beribadah. Mereka melakukan ibadah semata-mata karena kesadaran sebagai hamba Allah. Maka mereka mengerti maqomat ubudiyah, dan mengerti ilmu ke-Tuhanan.
Dengan semakin meningkatnya mereka mengenal Allah maka mereka semakin sadar akan kehambaan mereka. Mereka adalah teladan bagi kita semuanya. Sifat-sifat mereka disebutkan oleh Allah dalam Al Quran (Yunus: 62-63):

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, iaitu orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa”
Ketahuilah bahwa Aulia (para Wali Allah), tidak punya rasa takut kecuali terhadap Allah ta'alaa, karena tidak sekedar kadar keimanannya, dan tidak pula setengah-setengah keimanan dan keyakinannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Tadhoru-nya, ibadahnya, syukurnya, roja’nya itulah yang menjadikan mereka sempurna dalam kehambaannya. Yang kedua mereka tidak mempunyai rasa takut selain pada Allah Swt, karena mereka itu adalah الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ , orang-orang yang beriman.
Tidak sedikitpun mengambil atsar (merasa ada yang bisa member efek psoitif danalam mendatangkan kebaikan atau menolak keburukan) dari sesuatu selain Allah. Beliau-beliau bisa membedakan mana dorongan nafsunya, mana dorongan imannya. Beliau-beliau tidak tertipu dengan nafsunya sendiri, apalagi oleh Syaithan,

Beliau-beliau sangat menjauhi kesyirikan, syirik kecilpun sangat mereka hindari. Misalkan disuatu subuh turun hujan, adzan berkumandang hingga sholat tidak ada yang keluar untuk berjamaah. Setelah selesai sholat dia ngomong; ‘subuh-subuh di undang sholat sama Allah malah pada tidur’. Tanpa dia sadari dia sudah terperosok pada syirik kecil, bangga dengan amalnya dan mengecilkan yang lain. Padahal yang lain ada yang bekerja hingga larut malam, ada yang sakit, berat untuk bangun subuh awal.
Demikian pula ketika kita datang kesuatu daerah untuk ceramah, tuan rumah mengatakan kalau di daerah itu masih banyak orang yang meminum minuman keras. Pada waktu naik ke panggung dia ngomong; ‘ masa disini masih banyak orang minum..’ dengan nada marah. Dia naik ke podium dengan amarah bukan dengan kasih sayang untuk menyadarkan orang lain. Tanpa sadar dia telah mendahulukan amarahnya. Ibarat seorang tuan rumah yang menyuruh atau mempersilahkan minum kopi yang dihidangkan padahal kopinya sangat panas. Tapi jika mubaligh itu bisa memahami dan menguasai nafsunya maka akan menyampaikan dengan lemah lembut. Ibarat menyuruh minum kopi itu, menunggu setelah dingin dahulu. Karena dalam al Quran sendiri pelarangan dan penyadaran minum khomer itu secara bertahap. Tapi jika panas (mubaligh) dan panas (pendengar; karena tersinggung) apa jadinya dakwah itu.
Nah para wali-wali Allah Swt tidak mungkin seperti itu. Para beliau paham mana dorongan nafsu dan mana dorongan kasih sayang atau niatan taat kepada Allah. Nafsu itu menurut imam Qusyairi ibara anak kecil, waktu masih kecil kencing sembarangan tetap lucu dan menggemaskan, membuat kita tertawa tetapi ketika makin tumbuh besar usia 6 tahun kencing sembarangan kan membuat ibunya marah.
Selanjutnya yang membuat mereka diangkat oleh Allah menjadi wali karena mereka selalu ingat pada Allah Swt. Nafsu itu jika dituruti akan terus meminta lebih. Jadi para wali-wali Allah sangat menjauhi ajakan nafsu itu.
Nah para wali Allah itu sendalnya saja tidak pernah maksiat apalagi kakinya, kalau kita kaki kita terperosok kejurang maksiat apalagi sendalnya. Itu pengandaian saja bagaimana beliau-beliau bisa menahan diri dari menuruti nafsu.
Para aulia menjaga matanya karena merasa disaksikan terus oleh Allah Swt, hatinya tidak pernah suudzon. Para wali-wali Allah lalai lupa sama Allah sekejap saja belia-beliau wajib taubat. Mata dan mulut itu yang pertam kali busuk saat orang meninggal dunia.

Kunci berikutnya adalah taat kepada orang tuanya, sekalipun orang tua kita bodoh, beda agama sekalipun selama memberitahukan yang baik, ya ikuti. Jangan mentang-mentang beda agama kita bertindak sembarangan. Walaupun beda agama orang tua yang melahirkan kita tetap harus kita hormati. Lebih-lebih seagama. Termasuk mertua sekalipun.

Lihat seperti kisah Uwaisy Al Qarny, kenapa beliau di angkat menjadi wali. Karena taatnya beliau pada orang tua samapai beliau itu hidup pada jaman Nabi tapi beliau tidak pernah bertemu dengan Nabi Saw, karena kesibukannya mengurus ibunya yang sakit, dan siangnya beliau menggembala kambing. Bahkan beliau pernah menggendong ibunya dari Yaman sampai baitillah Al Haram untuk melakukan ibadah haji. Ditempat yang lain Rasulullah Saw, mewasiatkan kepada Sahabat Abu Bakar untuk menyampaikan salam dan memberikan gamis dan mengamanatkan Sahabat Abu Bakar untuk memintakan doa dari Uwais. Bayangkan Rasulullah Saw sangat tawadhu’nya meminta doa dari Uwais, seoang makhluk paling utama, dan para penghulu dari para Nabi. Meminta doa yang hakikatnya untuk umat, karena beliau sendiri sudah lebih-lebih. Ini pelajaran untuk kita agar rendah hati.
Pada masa Sahabat Abu Bakar belum bisa ditemukan, dan amanat Rasulullah Saw itu baru bisa disampaikan pada masa Sahabat Umar menjadi Khalifah, beliau sendiri dan Sayidina Ali yang menyampaikan salam dan titipan Rasulullah Saw itu. Karena dalamnya ma’rifatnya Uwais Al Qarni beliau mengenal siapa saja yang datang menghapirinya; katanya: Asalam Alaik Umar bin Khatab amirul mukminin, asalam alaika Amirul Mukminin Arabi’ Ali bin Abi Thalib. Itu Karena dalamnya ma’rifatnya beliau padahal belum pernah saling bertemu. Karena taatnya pada orang tua Uwais kenal dengan Allah. Karena taatnya pada orang tua Uwais diangkat menjadi wali, bahkan sayid at tabiin. Karena taat dan hormatnya Uwais sampai mendapatkan gamisnya (pakaian) dari Rasulullah Saw Padahal tidak pernah bertemu Beliau SAW

Yang kedua adalah taat Uwais kepada gurunya yang mengenalkan dirinya kepada Allah Ta'alaa. Guru yang menuntuk menjauhkan dari kesyirikan. Mana yang menjadi sifat Allah dan mana yang bukan, dan guru yang mengenalkan pada mana yang halal dan mana yang haram. Dan beliau khidmah pada gurunya sehingga menjadi wali. Kita membaca dan mengaji tentang wali dalam kitab ini bukan untuk menjadi wali tapi untuk meniru mereka, dalam tingkah laku. Mudah-mudahan kita mendapatkan keberkahan doa belia-beliau, dan juga keturunan-keturunan kita semua. Inysa Allah doa yang kita mohonkan pada Allah pada akhir majlis akan di Ijabah oleh Alla Swt. Wallah A’lam.
taineswe-lebahindah.blogspot.com

Uang Mainan Berbahaya

Uang Mainan Dilarang di Kudus

Ini sebuah kisah nyata di Kudus, ada seorang penjual bensin eceran yang mendapatkan uang mainan 5000,- saat ada pembeli bensin eceran di warungnya. Sebab, semua orang pasti paham bahwa uang mainan itu sangat mirip dengan aslinya. Hanya saja bentuknya lebih kecil.

Pertanyaan orang awam adalah, kenapa tidak ada penertiban tentang uang mainan ini? Padahal gambar uang mainan ini sangat mirip dengan aslinya. Peringatan buat BI untuk lebih giat melihat fenomena ini.

Oleh Abu Nayya

Penipuan di Toko Kliwon Pasuruhan Lor


Penipu di Toko Pasuruhan Lor

Bagi para pedagang di PAsuruhan Lor Jati Kudus, di harapkan berhati-hati dengan adanya pencurian dengan kedok pura-pura membeli sebuah produk di took-toko. Hal ini terjadi nyata di bulan ini Maret 2011, di Toko Kliwon. Dua orang berkedok pembeli mengecoh penjual dengan pura-pura beli. Satu orang pura-pura membeli dengan Tanya banyak harga barang, yang satu masuk dalam tempat penyimpanan uang penjual. Dan menggasak seisi kas took.

Yang sangat memukul adalah pembeli itu salah satunya memakai jilbab. Setan alas, berjilbab tapi mencuri. Islam di lecehkan dalam hal ini, semoga tidak berlanjut lebih parah.


Tipsnya adalah, bila ada pembeli dengan gelagat seperti ini penjual jangan sampai meninggalkan tempat uang. Atau penjual menambah penjaga took. Jadi tidak hanya sendirian.

Semoga info ini bermanfaat bagi sahabat-sahabat kami di Pasuruhan Lor Jati Kudus.

Oleh Abu Nayya

Pencuri 'Goblok ' di Pasuruhan Lor

Pencuri “Goblok” di Pasuruhan Lor

Dua sejoli, berniat menikmati Super Moon, di sabtu malam 19 Maret 2011, pada jam 00.30 WIB di jalan penghubung Goleng City dan Pusat desa Pasuruhan Lor Jati Kudus, dua sejoli dengan mengendarai sepeda motor di hadang dua pencuri bersenjata tajam.

Dengan meminta pengendara motor turun, sang pencuri mengacungkan senjatanya. Merasa tidak nyaman dua sejoli langsung mengebraskan motornya. Pencuri tidak tinggal diam, juga ikut mengejar. Dua sejoli mengendarai motor kea rah utara menuju pasuruhan Lor, tepatnya dua sejoli itu masuk di halaman Balai Desa Pasuruhan Lor. “Gobloknya” pencuri juga ikut masuk di halaman balai desa tersebut. Walau saat itu jam 00.30 malam tetapi para Pamong yang nota bene keamanan desa pada jaga dib alai desa. Hanya saja para pamong berada di tempat yang gelap di halaman balai desa.

Wal hasil pencuri di tangkap oleh para pamong, hanya saja satu dari pencuri itu kabur dengan mengancam dengan senjata tajamnya. Dan lari. Coz ada salah satu pamong yang takut sebab terancam nyawanya.

“Kutuk marani sunduk, iwak marani wuwu. Maling Goblok”, kata salah satu warga desa, Bambang Kliwon.

Salut kepada para pamong desa Pasuruhan Lor. Sukses untuk Pak Mahfud dan pegawainya.

Ooleh Abu Nayya

Syadziliyyah Kudus

Malam 12 an Kegiatan Syadzaliyah Kudus

Kegiatan rutin tiap malam 12 an di bulan hijriyah, Jamiyyah Syadziliyah Kudus mengadakan “Ratib Mansub dan Maulid Diba’.” Acara ini selalu di ikuti oleh ratusan anggota jamiyyah. Yang bertempat di Gedung Syadziliyah Kudus, tepatnya di Garung Lor. Acara ini bukan hanya anggota jamiyyah saja yang hadir tetapi juga untuk masyarakat umum.

Acara rutin ini di hadiri oleh Habib Fahmi dari Pekalongan dan selalu majlis ini di bimbing oleh KH. Syekh Muhammad Thoriq, selaku wakil Habib Luthfi di Kudus.

Oleh Abu Nayya Loram Kulon.

Pematang Sawah jadi Lahan Tanaman

Tanggul atau Pematang Sawah di Ploso Menjadi Ladang dan di Tanami

Kepada dinas pertanian di Ploso atau di Kudus, hal ini tolong di perhatikan. Atau apakah pematang sawah itu milik petani? Atau untuk umum buat jalan? Kami orang awam tidak tahu masalah itu, hanya saja kami ketika mau “ngebun” atau jalan-jalan ke Sawah jadi tidak menemukan jalan.

Buat para pejabat yang kopeten dalam hal ini tolong di perhatikan, wallahu’alam.

Oleh Abu Nayya di Kudus.

Koleksi Soal UAMBN dan UM

KOLEKSI SOAL UAMBN DAN UM 2011

Bagi, anda guru-guru MTs dan para siswa kelas IX, yang ingin memiliki soal-soal UAMBN dan UM tahun pelajaran 2010/2011, silahkan klik kami di PAsuruhan Lor/ MTs. NU HAsyim Asy’ari I Kudus.

Hal ini baik untuk belajar menghadapi ujian di tahun-tahun yang akan datang. BAgaimana? Berminat? Kami siap membantu niat baik anda. Salam perubahan.

Oleh Abu Nayya, MTs. NU HAsyim Asy’ari I Kudus.

Gus Mus di Loram Kulon Kudus

Pesan KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) di Loram Kulon Kudus

21 Maret 2011, Senin, di Halaman masjid Attaqwa Loram Kulon, Gus Mus akan membuka semua suritauladan Rasulullah SAW di peringatan Maulid Nabi SAW. Yang di adakan para pecinta Rasulullah SAW, Al Muhibbin aktifis masjid Wali Attaqwa Loram Kulon.

Acara rutin ini akan selalu penuh dengan para penghadir, sebab para panitia sering menghadirkan para tokoh masyarakat yang bertaraf nasional maupun lokal. Semoga dengan menghadirkan para tokoh ini, dapat merubah sikap dan akhlaq para penghadir yang mencari sosok panutan di zaman akhir ini. Dengan menganut “tindak lampah RAsulullah SAW”.

Gus Mus, di harapakan dapat menyampaikan bahaya dunia,di akhir zaman ini, sebab sekarang banyak orang yang di butakan oleh dunia yang hina itu. Gus, tolong sentil juga tentang totokromo anak kepada orang tua, sebab sekarang budaya unggah ungguh sudah tergerus oleh zaman ini.

Gus, sampaikan juga puisi jenengan, tetang keinginan untuk menjadi orang yang berbaju putih yang dating kepada RAsulullah SAW denga bertanya tentang keimanannya. Yang lututnya di tempelkan di lutut Rasulullah SAW.

Oleh Abu Nayya Loram Kulon.

Pasuruhan Lor dibuat Resah oleh Ulah Pencuri


PAsuruhan Lor saat akhir-akhir ini di buat gelisah oleh para pencuri. ada maling Ayam, maling uang, maling motor dll. Kepada para warga di Pasuruhan Lor di harapkan dapat meningkatkan keamanan di lingkungannya masing-masing. DAri mulai RW1 sampai RW 12 di Goleng.

Kewajiban pencuri itu mengambil barang orang tanpa ijin, dan kewajiban kita sebagai warga adalah mengamankan semua aset yang kita punya.

Salam untuk Bp. Mahfud, sukses.
Oleh Abu Nayya Pasuruhan Lor.

Pesan Abu Nayya untuk Nayya Putri Cantiknya


Nay, pesan ini untuk kamu juga Bunda Nayya. serta untuk para wanita yang putri, memang benar2 putri.

-Jadilah putri yang mandiri. Jangan pernah bergantung pada orang lain, apalagi laki-laki yang tidak muhrim.
- Jangan pernah jadi anak yang manja, manja pada ortu boleh, manja pada orang lain jangan pernah.
- Jangan pernah sekali-kali menyusahkan orang lain.
- Jangan mudah minta bantuan pada orang lain.

Semoga pesan ini tersampaikan pada putri Yang Cantik Nayya.

Oleh BAu Nayya.

Bravo To Muhammadiyah Jepang Pakis


Selamat atas lahirnya pengurus baru di Jepang Pakis untuk Ormas Muhammadiyah. Setelah puluhan tahu akhirnya MD berdiri di Jepang Pakis. JP lebih maju dengan adanya banyak organisasi.

Yang penting mari berlomba-lomba dalam kebaikan. Semoga MD JP dapat mewarnai JP dengan Indah tanpa ada pertentangan. Salam perubahan dari Abu Nayya Loram.

To komandan Ansor Jati, santai saja, tingkatkan kinerja.

Alumni MA HAsyim Asy'ari I Kudus


Sahabatku masih ingat dengan sejarah kita di MA tercinta ini? ingat dengan saya kah? yag sering menjengkelkan para sahabat semua. Tapi disini saya ingin menyampaikan kepada para sahabat yang lupa dengan Alumni MA Hasyim Asy'ari I Kudus tahun 2001.

1. Aristiyani, Pring sewu.
2. Nor Sholeh, Undaan Lor, sekarang ambil s2 di UIN Yogjakarta. Selamat leh.
3. Norika Santi, Sungginagan.
4. Susilowati, Ploso.
5. egrus pramono, Peganjaran.
6. Slamet Juwarno, Garung Lor.
7. Sugiri, Garung Lor.
8. Elli Musyarofah, Purwosari.
9. Mas'ud, Prambatan sekarang jadi Modin.
10. Lastriani, Garung Lor.
11. Sulis, Prambatan.
12. Elli Munawaroh. Garung Lor.
13. Abu Nayya, penulis kisah singkat ini.

Jangan pernah lupakan saya.
Ada satu teman kita yang al marhum, rekan Turaikan Garung Lor. Semoga indah di "sana" Aamiin.

oleh BAu Nayya.

Pesan Abu Nayya Untuk Siswa -Siswi MTs. NU HAsyim Asy'ari I Kudus


Pesan Abu Nayya untuk generasi penerus Ulama' di Kudus. Yang sekarang masih menuntuk Ilmu di Madrasah Pinggir kota ini,
1. Mau sekolah harus pamitan dan minta ijin kepada Ortu.
2. Do'a keluar rumah di baca, jangan lupa,
3. Di Kelas konsentrasi dengan apa yang disampaikan oleh Bapak/Ibu Guru.
4. Hormati Bapak/Ibu Guru. Cos, beliau adalah wakil kalian di sekolah pengganti ortu di rumah.
5. Sayangi teman2 sebab dia saudara.
6. Di rumah budayakan membaca walau setengah jam/seperempat jam.
7. Jangan lupa membaca Al Qur'an walau satu ayat tiap hari. Dawam.

Semoga bermanfaat, dan di indahkan. Salam perubahan.
Oleh ABu Nayya,

TPQ NURUL FALAH Wisuda yang Ke IV


Akhirnya dengan perjuangan yang sangat melelahkan dari Ustadz-ustadzah di TPQ ini, wisuda akan digelar di 30 April 2011. KAli ini santri yang akan di wisuda berjumlah 10 Anak.

Acara ini akan diadakan pengajian umum, yang akan di hadiri oleh KH. Muhfid dari Kudus. Semoga Al Qur'an selalu membumi di Goleng Pasuruhan Lor Jati Kudus. Kepada para santri wisuda, kembangkan Ilmu yang telah di dapat. Jangan hanya menyerah di desa. Kembangkan sampai keluar desa.

Oleh Abu NAyya Pasuruhan Lor.

NU dan Muhammadiyyah Jepang Pakis Bersatu


BAru kali pertama ini, NU dan Banomnya mendapatkan kejutan dari saudara tuanya Muhammadiyah. Hal ini harus disyukuri, dan ambil hikmahnya. Yang penting NU meningkatkan kinerjanya, di banding hanya takut yang berlebih.

Salam perubahan.

Anindita Book's Ada di Pameran Jepang Pakis

Untuk kesekian kalinya, Anindita Book's mengikuti sebuah even ndeso, di Kudus. Tetap dengan visi dan misinya untuk membudayakan baca di lingkungan ini. Dengan tetap menawarkan buku bacaan, pelajaran dan umum yang murah.

Saat ini dapat anda kunjungi di Jepang Pakis, 29 Maret 2011. Hadir dan borong buku kami ya...

oleh Abu Nayya.

Jepang Pakis Wakil Jati di Lomba Desa se Kabupaten Kudus

Selasa, 29 Maret 2011, hari ini, di desa Jepang Pakis ada lomba desa. Yang diisi juga dengan pameran produk yang ada di desa Jepang Pakis.

Tetapi pameran ini hanya 1 hari saja, seharusnya dapat dilakukan selama beberapa hari agar banyak para masyarakat yang dapat menikmati pameran ini.

oleh Abu Nayya Loram

Rabu, 23 Maret 2011

Koleksi Soal UAMBN dan UM MTs ada di Sini

Anda seorang guru atau siswa MTs.? butuh soal-soal UAMBN dan UM tahun 2011? silahkan hubungi Abu Nayya di Pasuruhan Lor.Atau di MTs. HAsyim Asy'ari I Kudus, bertemu dengan Abu NAyya.

Jangan lupa, belajar dari ayunan sampai mati, ke liang lahat.
Salam perubahan dari Abu Nayya.

Selasa, 22 Maret 2011

Ayo Pasuruhan Lor-Loram Kulon Meniru RAsulullah SAW

Bahkan soal ibadat, Nabi Muhammad senantiasa menjaga agar ummatnya tidak merasa terberati dan menganjurkan agar tidak memberatkan mereka.

Nabi yang suka – dan dalam rangka menganjurkan – menyikat gigi misalnya, memerlukan bersabda dengan ungkapan: Laulaa an asyuqqa ‘alaa ummatii laamrtuhun bissiwaaki…(Seandainya tidak memberatkan ummatku, niscaya aku akan memerintahkan mereka menyikat gigi…).

Salat malam kita ketahui merupakan ibadat rutin Nabi Muhammad di malam hari dan sangat dianjurkan. Mula-mula Nabi melakukannya di Masjid, namun ketika banyak orang mengikuti jejaknya, beberapa malam kemudian Nabi tidak keluar lagi melakukan salat malam ke Masjid. Menurut hadist shahih, ini dikarenakan Nabi khawatir salat itu menjadi wajib dan akan memberatkan. Ketika Mu’adz, seorang sahabat dekat Nabi, dilaporkan terlalu panjang membaca bacaan-bacaan salat menjadi imam, Nabi Muhammad “memarahi”nya. “Di belakangmu terdapat orang tua, orang lemah, dan orang yang mempunyai keperluan,” sabda Nabi Muhammad memberi penjelasan.

Dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lain yang dapat Anda baca di Sirah Nabi Muhammad.

Juga sabda Nabi Muhammad: Yassiruu walaa tu’assiruu (Buat mudahlah dan jangan mempersulit), lebih memperjelas betapa Nabi Muhammad saw. Memang tidak suka memberati ummatnya.

Nabi yang begitu tak tahan melihat penderitaan ummatnya, yang begitu ingin ummatnya selamat dan berbahagia, yang begitu ingin ummatnya selamat dan berbahagia, yang begitu mengasihi dan menyayangi orang-orang yang beriman, anehkah bila selalu mencontohkan dan menganjurkan kebenaran, kebaikan, keadilan, dan seterusnya serta menjauhi dan melarang perbuatan-perbuatan yang merendahkan martabat kemanusiaan dan mencelakan diri sendiri dan orang lain?

Ayat yang lain – yang ditujukan kepada Nabi – menegaskan: Fabimaa rahmatin minallahi lintalahum…”Maka dengan rahmat dari Allah, engkau pun lemah-lembut terhadap mereka-ummatmu. Sekiranya engkau keras dan berhati kasar, niscaya mereka akan lari dari padamu. Maka maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan ini (urusan perjuangan dan urusan-urusan duniawi lainnya). Kemudian apabila aku telah mantap, bertaqwallah kepada Allah. Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertawakal.” (Q.s. 3: 159).

Nah, apabila dua ayat di atas kita gabung, kita akan mendapatkan profil pribadi pemimpin agung yang bercirikan: Tidak tahan melihat penderitaan ummatnya, sangat menginginkan keselamatan dan kebahagiaan ummatnya, sangat mengasihi dan menyayangi ummatnya, lemah-lembut terhadap ummatnya, memaafkan dan memohon ampun kesalahan ummatnya, mau bermusyawarah dengan ummatnya, dan bertawakal kepada Allah swt. Setelah bulat tekadnya.

Bagaimana dengan para pewarisnya?

Oleh Abu Nayya dari Gus Mus

Meniru Rasulullah SAW ala Gus Mus untuk Abu Nayya di Loram Kulon

Ketika Sayyidatina Aisyah r.a. ditanya tentang suaminya Nabi Muhammad saw, jawabnya sungguh cekak aos, “Kaana khuluquhu Al-Quran.” (Pekertinya adalah Al-Qur’an). Benar-benar cekak aos, singkat tapi cukup atau penuh makna.

Jawaban ini, selain menunjukkan tingkat kecerdasan Aisyah yang tinggi, juga membuktikan tingkat pemahaman yang luar biasa dari putri sahabat Abu Bakar itu terhadap Al-Qur’an dan pribadi Nabi Muhammad saw. Maklum murid dan istri kinasih Nabi.

Kiranya jawaban singkat tersebut – dengan sedikit berputar-putar – dapat pula dijadikan kunci jawaban apabila ada yang mempertanyakan kenapa sekarang ini banyak ummat Islam yang “tidak mengenal” Nabinya dan sedikit sekali pemimpin Islam yang mewarisi atau mencontoh kepemimpinan Nabinya.

Menurut saya, ucapan Aisyah itu bisa diartikan – wallahu a’lam – bahwa Nabi Muhammad saw merupakan pengejawantahan Al-Quran. Maka orang – apalagi yang tidak menangi Nabi Muhammad saw. – sebenarnya tak akan dapat mengenal Nabi Muhammad saw. Tanpa membaca dan memahami Al-Qur’an.

Semua anjuran, perintah, dan perilaku terpuji dalam Al-Qur’an seperti takwa, amal saleh, menegakkan kebenaran, memerangi kelaliman, membela kaum lemah, adil, berbudi, jujur, berkata benar, amar ma’ruf nahi munkar, dan seterusnya. Nabi Muhammad yang pertama-tama secara istiqomah melaksanakannya. Dan, semua larangan, pantangan, dan hal-hal buruk yang dikecam Al-Quran, seperti syirik, mengufuri nikmat, membunuh, mencuri, zina, kikir, dengki, tamak, serakah, berdusta, menghina sesama, dan hal-hal lain yang merendahkan martabat kemanusiaan. Nabi Muhammadlah yang pertama-tama dan secara istiqomah menjauhinya.

Maka anehkah apabila kemudian sebagai pemimpin, Nabi Muhammad saw begitu ditaati dengan kasih sayang – bukan karena terpaksa – oleh ummatnya? Pemimpin yang menganjurkan dan mencontohkan pengamalan anjurannya: yang melarang dan mencontohkan menjauhi larangannya, tentu sangat mudah diikuti dan ditaati. (Pada waktu Perang Khandaq, misalnya, para sahabat, dalam keadaan yang sulit dibawah terik matahari, menggali parit atas perintah Nabi, dengan penuh semangat. Ini tentu juga disebabkan karena sang pemimpin tidak sekedar memerintah, melainkan ikut bahkan mengawali mencontohkan dan membantu pelaksanaan perintahnya itu. Baca Sirat an-Nabi oleh Ibn Hisyam, III/ 231-5).

Watak kepemimpinan Nabi Muhammad saw lebih tegas lagi ditandaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang – anehnya? – dihafal luar kepala oleh hampir semua pemimpin, yang dianggap pemimpin maupun yang mengaku pemimpin umat. Yaitu yang pertama: “Laqadjaa akum rasuulun min anfusikum ‘aziizum alaihi ma’anittum hariishun ‘alaikum bil mu’miniina rayyfun rahiim (Benar-benar telah datang kepada kalian seorang utusan dari kalangan kalian sendiri yang berat terasa olehnya (tak tahan ia melihat) penderitaan kalian; sangat menginginkan (keselamatan dan kebahagiaan) bagi kalian; dan terhadap orang-orang yang beriman, penuh kasih sayang lagi penyayang.” (Q.s. 9: 128).

Konon banyak orang “luar” tak habis pikir, bagaimana ada pemimpin seperti Nabi Muhammad saw yang ditaati ummat sedemikian rupa, sehingga seandainya Nabi menyuruh mereka mencebur ke dalam lautan api pun, mereka dengan rela dan senang hati melaksanakannya. Justru saya yang akan tak habis pikir jika pemimpin yang seperti itu sifatnya tidak ditaati sedemikian rupa oleh ummatnya.

Nabi tak tahan melihat penderitaan umatnya, baik di dunia maupun di akhirat. Maka tak henti-hentinya Nabi menolong dan menyuruh ummatnya menolong mereka-mereka yang memerlukan pertolongan, menyantuni, dan menyuruh menyantuni fakir miskin, anak yatim, janda, dan kaum dhu’afa. Nabi tak tahan melihat penderitaan ummatnya, maka tak henti-hentinya Nabi berbuat ma’ruf, menjauhi kemungkaran, melakukan dan menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Nabi tidak tahan melihat penderitaan ummatnya. Nabi yang sudah dua hari tidak makan, ketika mendapatkan makanan, mendahulukan sahabatnya yang senasib. Nabi menangis ketika seorang bocah meninggal. Nabi menanyakan tukang sapu yang cukup lama tak kelihatan. Nabi menjenguk dan menganjurkan menjenguk dan mendo’akan orang sakit. Nabi melayat dan menganjurkan melayat. Bahkan ada riwayat yang menceritakan Nabi melayat seorang pecinta burung yang burungnya mati dan mendoakan agar segera mendapat ganti. Dan, Anda tentu pernah mendengar sabda Nabi Muhammad yang luar biasa ini: “Barang siapa meninggal dan meninggalkan warisan, maka ahli warisnyalah yang berhak atas warisan itu, namun bila meninggalkan utang, akulah yang menanggungnya.”

Bunda Nayya di Loram Meniru Perempuan Sholikhah

Akhir-akhir ini ada “tren” baru di kalangan ummat Islam: mencantumkan nukilan terjemahan ayat 21 Surat Ar-Ruum di undangan perkawinan.

Terjemahan yang dipakai adalah terjemahan Depag, yang berbunyi, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu “istri-istri” (tanda petik dari saya) dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

Pilihan arti “istri-istri” untuk lafal azwaajan ayat tersebut bisa menimbulkan pertanyaan, terutama bagi mereka yang suka “mencari-cari”. Misalnya, apakah ayat ini hanya ditujukan kepada kaum laki-laki? Salah-salah ini bisa menambah “kecemburuan” kaum “feminism”, karena disini bisa mengandung “dominasi” laki-laki. Berbeda jika azwaajan diartikan ‘jodoh-jodoh’ atau ‘pasangan’ sebagaimana terjemahan banyak tafsir.

Kecuali yang khusus-khusus sebagaimana yang ditujukan, misalnya, kepada Nabi saw, istri-istri Nabi saw, dan orang-orang kafir, umumnya khitab Al-Qur’an memang ditujukan kepada kita semua (an-nas) atau kaum Mukminin. Lalu, apakah tentang hak dan kewajiban umumnya Al-Qur’an (Allah) tidak membedakan antara manusia laki-laki dan perempuan, juga antara Mukmin laki-laki dan Mukmin perempuan? (Lihat, misalnya: Q.s. 2: 285; 4: 32; 33: 35-6)

Khusus dalam hal kesalehan – yang menjadi prasyarat kebahagiaan abadi orang Mukmin – Al-Qur’an bahkan menegaskan tiadanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan itu (lihat, misalnya: Q.s. 3: 195; 4: 124; 16: 97; 40:40).

Laki-laki berbeda dengan perempuan karena memang dari sono-nya berbeda. Artinya, Allah memang menciptakan mereka berbeda. Dengan kata lain, perbedaan antara perempuan dan laki-laki adalah perbedaan fitri (Q.s. 49: 13; 92: 3; 42: 49 – 50). Dari sinilah kiranya sumber perbedaan-perbedaan yang ada antara keduanya. Lalu, apakah perlu dipertentangkan atau dipermasalahkan?

Allah-lah yang menciptakan manusia itu terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dan Dia pulalah yang – tentu saja lebih tahu – mengatur penghambaan mereka sesuai kodrat masing-masing. Orang saleh adalah hamba Allah, baik laki-laki maupun perempuan, yang dalam kehidupannya mengikuti aturan Tuhannya sesuai dengan kodratnya.

Terhadap seorang laki-laki-perempuan ini, kita melihat, ada dua sikap yang sama-sama ekstrim: pihak yang dengan ekstrem menafikan adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan, sehingga terkesan pengingkaran terhadap fitrah, dan pihak yang dengan ekstrem membedakan antara keduanya hampir di segala hal.

Penafikan perbedaan antara laki-laki dan perempuan – seiring kemajuan maaddiyah yang memang luar biasa – dapat (dan ternyata telah) mengakibatkan masalah-masalah kemasyarakatan yang dasyat. Hubungan pria dan wanita dan orang tua – anak mengalami krisis berlarut-larut. Lembaga keluarga berantakan. Tata moral jungkir balik. Dan seterusnya, dan seterusnya.

Kita, misalnya, bisa melihat wanita-wanita masa kini melarikan diri dari kedudukannya yang mulia, yakni sebagai ibu, pusat kasih sayang dari mana dunia mendapatkan ketentraman. Bahkan dari kodratnya. Mereka berdalih – atau terbius – oleh slogan “kemajuan” (yang sering justru ciptaan kaum laki-laki), seperti emansipasi wanita dan feminisme (yang sering dikaburkan artinya) sebagai pembebasan atau persamaan hak tanpa melihat perbedaan fitrah.

Julukan terhormat ”ibu rumah tangga” justru membuat mereka tersipu-sipu. Malu. Al-Qur’an Surat 33 ayat 33, yang umumnya secara sempit diartikan sebagai larangan keluar rumah bagi perempuan, dianggap tidak “menzaman” dan perlu diberi takwil atau penjelasan tambahan pengecualian. Mereka lupa, dari rumah tanggalah dan sebagai ibu rumah tanggalah mereka mendidik dan membentuk – dengan kasih-sayang – generasi bangsa.

Sementara itu, “pembedaan yang ekstrem” antara pria dan wanita (biasanya juga muncul dari pihak pria) juga mengakibatkan timbulnya masalah-masalah yang umumnya diawali dengan kerugian di pihak wanita.

Dengan dalih perbedaan fitri, atau semata-mata karena merasa lebih dominant, sering kaum laki-laki seenaknya sendiri membatasi – atau minimal tak menghormati – hak-hak kaum wanita.

Maka, dengan alasan yang berbeda, tak jarang pula ada wanita lari dari maqam-nya yang terhormat: yakni sebagai reaksi dari kesewenang-wenangan kaum pria.

Wanita Muslim, seperti juga pria Muslim, mempunyai miqyas, ukuran kepatutannya sendiri sesuai dengan pedoman yang dimilikinya. Akibatnya, bila muslimat – juga muslim – menggunakan miqyas lain atas dasar pedoman lain, kiranya hanya ada dua penyebabnya: ia tak merasa atau tak tahu pedoman yang dimilikinya. Akibatnya, bila Muslimat – juga Muslim – menggunakan miqyas lain atas dasar pedoman lain, kiranya hanya ada dua penyebabnya: ia tak merasa atau tak tahu pedoman dan miqyas-nya sendiri, atau ia terlalu rapuh atau silau menghadapi kemilau pedoman dan miqyas “orang lain”.
Untuk menghadapi itu semua, tentu saja ia harus kembali kepada pedomannya sendiri. Kembali mengkaji sampai mendapatkan cukup kekuatan untuk tidak saja menggunakannya, tapi juga untuk menepis tawaran menggiurkan pedoman-pedoman lain yang justru berakibat malapetaka di kemudian hari.

Akhirnya, kiranya perlu kita simak lagi firman Allah dalam kitab suci-Nya, “Wahai segenap manusia, sungguh Aku telah menciptakan kamu semua dari laki-laki dan perempuan dan kami jadikan kamu semua berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu semua saling mengenal; sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu semua di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Awas.” (Q.s. 49: 13).

Oleh Abu Nayya dari Gus Mus

Abu Nayya Pasuruhan Lor-Loram Kulon Maniru Keluarga Harmonis Gus Mus Rembang

Rasa kecewa dan tak puas bisa menghadapi tiap orang. Bisa perorangan, bisa juga massal. Bisa sederhana, dan bisa dahsyat. Kekecewaan memang dapat berakibat macam-macam, dengan kadar berbeda. Kekecewaan yang memupuk akan berakibat fatal. Apalagi, jika tak hanya melanda perorangan

Seorang ayah akan kecewa jika melihat anaknya tak menuruti nasihatnya. Sebaliknya, sang anak kecewa terhadap ayahnya karena tak mengerti kemauannya. Jika berlarut, bisa jadi hubungan kasih sayang ayah-anak terlupakan. Keduanya pun bisa bermusuhan.

Ada anak kecewa terhadap orangtuanya karena permintaan-nya tak dipenuhi. Padahal, boleh jadi bukan materi permintaannya yang ditolak. Tapi, waktunya yang tak tepat. Sebaliknya, ada orangtua yang begitu mendengar permintaan anaknya, langsung marah. Padahal, ia sebetulnya tetap akan mengabulkan permintaan anaknya. Kemarahannya itu hanya karena memang jiwa sang ayah begitu.

Contoh tersebut, memang sekedar karikatur keluarga kurang harmonis. Keluarga harmonis adalah keluarga yang hidup damai. Seluruh anggota saling menyayangi dan menghargai. Suka dan duka dihadapi bersama dengan penuh ketulusan.

Itu dalam lingkungan kecil. Dalam lingkup luas, tentu tak sesederhana itu. Dalam hidup bernegara dan berbangsa, persoalannya lebih kompleks. Seperti contoh tadi, kita bisa menganalogikan negara dengan rumah; berbangsa dengan berkeluarga; pemerintah dengan orangtua; dan sekelompok masyarakat dengan anak. Namun, tetap saja kita akan menghadapi hal-hal yang tak sederhana.

Sebagai keluarga besar, perbedaan yang menyangkut kepentingan, sikap, dan pikiran pasti besar pula. Bisakah kita, seperti semboyan kita, tetap satu dalam perbedaan? Ataukah kita sudah sulit kembali menjadi manusia biasa yang bersaudara sebangsa, karena kepentingan kita sudah terlanjur menjadi jauh lebih penting daripada kepentingan bersama? Atau, kita sudah terlalu mendewakan harga diri sendiri?

Betapapun berat, kita tentu mendambakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis, tata tentrem kerta raharja laiknya keluarga idaman. Untuk itu, sebenarnya kita mempunyai modal andal berupa falsafah Pancasila. Sayang, kita hanya mewiridkannya seperti menco saja.

Selain penghayatan dan pengalaman yang konsekuen terhadap Pancasila, ada hal penting yang perlu dibudayakan dalam kehidupan, yaitu sikap jujur dan adil. Kata adil, berasal dari bahasa Arab, ‘adl, yang berarti lurus’, atau jejeg dalam bahasa Jawa. Menurut istilah santri: ‘meletakkan sesuatu pada tempatnya’. Kebalikan zalim (dhulm) yang berarti ‘meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya’. Jadi, adil yang dimaksud mencakup segala pengertian, baik sikap maupun cara berpikir.

Sikap dan cara berpikir adil lebih mudah difatwakan ketimbang diamalkan. Soalnya, meski dianugerahi akal dan nurani, kita dilengkapi ‘athifah, kita menyukai dan membenci. Sedang adil menurut jejeg, tak condong ke sana-ke mari. Memang sulit, apalagi bila nafsu ikut mendorong ‘athifah.

Namun, betapapun sulit, sikap dan cara berpikir adil penting “dibudayakan”. Terutama, di kalangan Muslim. Dalam Al-Qur’an, Allah berulang menandaskan pentingnya “adil” ini.

Dalam Surat Al-Maidah: 9, Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak-penegak (kebenaran/ keadilan) karena Allah; (dan bila menjadi saksi) jadilah saksi-saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap sesuatu kaum menjerumuskan kalian untuk bersikap tidak adil. Bersikap adillah; adil itu lebih dekat kepada taqwa….” (Menurut banyak musafir, “kaum” berarti orang-orang kafir. Cermati makna ini).

Yang menarik, dalam Surat An-Nisa’: 135, Allah memulai firman-Nya dengan redaksi yang hampir sama, “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak-penegak (kebenaran) yang adil (Al-Qur’an dan terjemahannya mengartikan, ‘jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan’), jadilah saksi-saksi karena Allah sekalian terhadap diri kalian sendiri atau terhadap kedua orangtua dan kaum kerabat kalian. Jika yang bersangkutan kaya atau miskin, maka Allah lebih mengetahui keadaannya. Maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu untuk menyeleweng (dari kebenaran). Dan jika kalian memutarbalikkan (ucapan) atau enggan (menjadi saksi), maka sungguh Allah terhadap apa yang kalian lakukan adalah Maha Mengetahui.” (Perhatikan: bersaksi terhadap orang lain galibnya lebih mudah).

Karena pentingnya sifat ini, Khalifah Umar ibn Abdul Aziz mentradisikan dalam setiap khotbah Jum’at agar dibacakan ayat, Innallaha yamuru bil ‘adli wal ihsaan…”

Untuk bersikap dan berpikir adil, diperlukan latihan hidup sederhana. Juga kejujuran. Jujur kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain. Orang tak jujur, sulit dibayangkan berlaku adil. Sementara, jujur itu sendiri memerlukan keberanian, terutama buat mengakui kesalahan. Ini semua memerlukan latihan.

Oleh Abu Nayya dari Gus Mus

Berilah Pinjaman, ala Gus Mus di Pasuruhan Lor yang Akan Datang

Saya pernah mendengar seorang mubalig mengatakan bahwa pinjaman itu pahalanya lebih banyak ketimbang memberi sedekah atau hadiah.

Lipat sepuluh kali. Alasannya memberi pinjaman adalah memberi kepada orang yang pasti dan lebih memerlukan ; sedang memberi sedekah atau hadiah, belum tentu orang yang diberi orang yang memerlukan sama sekali.

Terlepas dari pahalanya, alasan itu sendiri tentu masih bisa dipersoalkan. Setidak tidaknya menyangkut pengertian “memerlukan” yang mengandung kadar nisbi nyaris tak terbatasi itu. Kecuali jika pembicaran dibatasi pada kerangka “kehidupan komsumtif” yang sederhana saja.

Sebab dalam kehidupan yang “cangih” seperti sekarang ini, tentu kurang relevan mengaitkan pemberian, terutama pemberian pinjaman, dengan sekedar faktor “keperluan” pihak yang diberi. Pemberian pinjaman masa kini justru lebih mempertimbangkan persyaratan-persyaratan bagi mereka yang benar-benar memerlukan, masalah sulit dipenuhi.

Ya, orang sekarang tidak peduli “memerlukan” atau tidak yang memperoleh pinjaman, yang penting haruslah bonafide. Bagi pihak pemberi pinjaman, “keperluan” si peminjam boleh jadi nomor dua atau tiga. Yang pokok si peminjam itu bonafide atau tidak ? Punya goodwill dan likuiditas atau tidak ? ada kelakar kalo mau cari utangan, anda mesti kaya dulu. Sebab mana ada orang melarat bonafide?

Orang sekarang tentu tidak kaget atau bertanya-tanya mendengar ada permintaan pinjaman dari orang yang kaya raya. Jika ada orang yang terkenal kaya mencari utangan, pastilah yang mendengar senang hati atau bangga, memberinya. Meminjami orang kaya, rasanya tidak hanya ringan, tapi ada semacam “kenikmatan” tersendiri. Dan berbeda dengan orang yang melarat , orang kaya jika meminjam, pengembalianya pasti terjamin dan biasanya lebih pula.

Namun anehnya, ada “permintaan pinjaman” dengan janji pengembalian berlipat ganda plus bonus, kok tidak banyak yang menyambutnya. Padahal yang meminta pinjaman, bonafiditas dan goodwill serta kekayaan dan kemurahannya tidak ada seorangpun yang meragukanya. Kok tidak banyak yang serta-merta menangkapnya sebagai satu kesempatan baik untuk investasi misalnya.

Ratusan tahun yang lalu, “permintaan pinjaman” dengan janji yang menggiurkan itu telah ditawarkan. Dan seorang petani dipinggir kota Madinah, yang tentu saja belum mengenal istilah investasi, deposito dan sebagainya, dengan spontan menyambutnya penuh gairah.

Abu ad-Dahdah, demikian nama petani itu, begitu mendengar tawaran, langsung memnyatakan kepada utusan yang menyampaikan tawaran itu, “Aku serahkan kebun kurmaku sebagai pinjaman”. Dan kepada istri serta anak-anaknya yang tingal menunggui kebunnya, Abu ad-Dahdad mengatakan, “Kemasi barang-barang! Pindah dari sini! Kebun ini telah kulepaskan, hari ini sebagai pinjaman”.

Eloknya, sang istri sambil mengemasi barang-barangnya, berkata mantap kepada suaminya, “saya yakin transaksimu ini pasti mengguntungkan”. Dan hari itu juga, keluarga petani itu meningalkan kebun yang konon berisi 600 pohon kurma berbuah itu.

Abu ad-Dahdah boleh menjadi mengharapkan keuntungan besar dikemudian hari, tapi jelas dia tidak berspekulasi. Bagaimana mungkin petani berspekulasi denagn menyerahkan tanah kebunnya yang luas itu ? Tidak, dia tidak berspekulasi. Dia dan juga istrinya yang mendukung tindakannya itu, amat yakin karena sangat mengenal siapa yang dipinjamnya.

Kita pun bila mengenalnya, seperti Abu ad-Dahdah dan istrinya mengenalnya, tentu tidak ragu-ragu memberikanpinjaman kepadanya. Soalnya betapa pun banafiditas, likuiditas, dan goodwill pihak yang meminjam, jika tidak atau belum begitu mengenalnya, rasanya masih berat juga memberikan pinjaman kepadanya. Apabila diharapkan memberikanya dengan ringan dan rasa “nikmat”.

Jadi persoalannya adalah sejauhmana pengenalan kita. “Tawaran” itu sendiri tetap terbuka setiap saat:” Man dza alladzi yuqridlu allaha qardalan hasanan fayudalla’ifahu lahu wal lahu ajrun kariem. (Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Dia akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia akan mendapatkan pahala yang agung).” (Q.s. 57:11).

Oleh Abu Nayya

Kesalehan Total Menurut Gus Mus di Loram Kulon

Akhir-akhir ini sering kita mendengar dari kalangan kaum muslim, sementara orang yang mempersoalkan secara dikotomis tentang kesalehan. Seolah-olah dalam Islam memang ada dua macam kesalehan: “kesalehan ritual” dan “kesalehan sosial”.

Dengan “kesalehan ritual” mereka menunjuk perilaku kelompok orang yang hanya mementingkan ibadat mahdlah, ibadat yang semata-mata berhubungan dengan Tuhan untuk kepentingan sendiri. Kelompok yang sangat tekun melakukan sholat, puasa, dan seterusnya; namun tidak perduli akan keadaan sekelilingnya. Dengan ungkapan lain, hanya mementingkan hablun minallah.

Sedangkan yang mereka maksud dengan “kesalehan sosial” adalah perilaku orang-orang yang sangat peduli dengan nilai-nilai Islami, yang bersifat sosial. Suka memikirkan dan santun kepada orang lain, suka menolong, dan seterusnya; meskipun orang-orang ini tidak setekun kelompok pertama dalam melakukan ibadat seperti sembayang dan sebagainya itu. Lebih mementingkan hablun minan naas.

Boleh jadi hal itu memang bermula dari fenomena kehidupan beragama kaum Muslim itu sendiri, dimana memang sering kita jumpai sekelompok orang yang tekun beribadat, bahkan berkali-kali haji misalnya, namun kelihatan sangat bebal terhadap kepentingan masyarakat umum, tak tergerak melihat saudara-saudaranya yang lemah tertindas, misalnya. Seolah-olah Islam hanya mengajarkan orang untuk melakukan hal-hal yang dianggapnya menjadi hak Allah belaka. Sebaliknya juga, sering dijumpai orang-orang Islam yang sangat concern terhadap masalah-masalah ummat, sangat memperhatikan hak sesamanya, kelihatan begitu mengabaikan “ibadat pribadinya”.

Padahal semuanya tahu tentang hablun minallah dan hablun minan nas. Semuanya membaca ayat, “Udkhuluu fis silmi kaffah !” tahu bahwa kesalehan dalam Islam secara total !” Masak mereka ini tidak tahu bahwa kesalehan Islam pun mesti komplit, meliputi kedua kesalehan itu.

Dan bagi mereka yang memperhatikan bagaimana Nabi Muhammad saw. Berpuasa,dan saat beliau memberi petunjuk bagaimana seharusnya orang melaksanakan puasa yang baik, niscaya tak akan ragu-ragu lagi akan ajran yang memperlihatkan kedua aspek tersebut sekaligus. Dengan kata lain, takwa yang menjadi sasaran puasa kaum Muslim, sebenarnya berarti kesalehan total yang mencakup “kesalehan ritual” dan “kesalehan sosial”. Kecenderungan perhatian sesorang terhadap salah satunya, tidak boleh mengabaikan orang lain.

Gus Mus Berada di Loram Kulon

KH. Musthofa Bisri Rembang berada di Maulid Nabi yang di adakan Pengurus Majid Attaqwa Loram Kulon. 21 Maret 2011, Senin Malam, Ribuan penghadir mengikuti acara tersebut. Suritauladan dari Rasulullah SAW bergema selalu di Mauidhoh malam itu oleh Gus Mus.

Hanya saja pelakssanaan mengikuti Tindak Lampah Rasulullah SAW harus selalu mendapat pengawalan dari para Kyai dan orang Alim. Agar pelaksanaan Maulid bukan hanya sebatas pembacaan riwayat Beliau tetapi lebih dari itu dapt melaksamakan Sunnah Rasul.
Aamiin.

Salam perubahan oleh Abu Nayya.

Pencuri "Goblok" di Pasuruhan Lor

Super Moon, 19 Maret 2011, di Pasuruhan Lor Jati Kudus, di tandai dengan ketololan dua pencuri/perampok di jalan penghubung Goleng city - Pasuruhan Lor. Dua sejoli di hadang di jalan tersebut sekitar pukul 00.30 WIB. Tetapi dua sejoli itu lari dengan sepeda motornya meuju Balai desa pasuruhan Lor.

Bodohnya perampok kampungan itu juga ikut masuk ke halaman balai desa tersebut. Al hasil disitu sudah ada para pamong yang rutin menjaga desa. Dan akhirnya pencuri itu di tangkap. Sayang satu dari perampok itu melarikan diri, sebab dia membawa pisau yang di ancamkan pada salah satu pamong. Kabur....

Kutuk marani sunduk,,,,,

Oleh Abu Nayya.

Sabtu, 12 Maret 2011

"lebahIndah" Sekarang ada di "ipnuippnupasuruhanlor"


Sekarang, anda dapat menemukan lebahindah di blognya wong IPNU Pasuruhan Lor, untuk menyebarkan ilmu dan informasi ra po-po. Asal semua itu di gunakan untuk kebaikan. Salam persahabatan dari Abu Nayya.

Boz Reza, sing sregep, jo demen Nyar.

Bu Mukta di Loram


Pernah Kenal dengan Ibu Guru Yang satu Ini? beliau tinggal di Loram Kulon sekarang hijrah ke Honggosoco Kudus, ikut Sang suami K. Abdul Malik. Bu Mukta memiliki segudang prestasi lho, selain beliau rajin mengajar di MI Loram Kulon.

Bu Mukta, salam dari Abu Nayya, jangan capek-capek, ingat budhe harus selalu fit untuk kita semua. Maksih to budhe Mukta dan Pak K. Malik yang telah mbantu adik-adik kami, doa kami selalu bersama jenengan semua.

Oleh Abu Nayya di Loram Kudus.

Koleksi Soal Semester untuk MTs.


Koleksi Soal Semester Genap/ UAS Ujian Akhir Semester Kelas IX 2010/2011

Bagi anda yang membutuhkan koleksi soal Semester Genap kelas IX Tahun 2010/2011, silahkan hubungi Abu Nayya, di MTs. NU Hasyim Asy’ari I Kudus. Sebab dia telah mengoleksi soal-soal tersebut. Anda membutuhakan? Silahkan Hubungi Abu Nayya 085225047315. Dengan Alamat Pasuruhan Lor Jati Kudus.

Soal Mid Semester untuk kelas VII, VIII 2010/2011 juga ada .

BAgi Guru atau siswa yang ingin buku koleksi kami, silahkan hubungi no itu saja.

Orientasi dan Raker IPNU-IPPNU Pasuruhan LOr


IPNU – IPPNU Pasuruhan Lor Raker dan Orientasi

11 Maret 2011, di PR. IPNU-IPPNU Pasuruhan Lor mengadakan Raker dan Orientasi. Kegiatan awal di awal periode. Berharap ada perubahan perjuangan di IPNU Pasuruhan Lor dengan mengadakan Orientasi dan raker.

Reza-Novi, nahkoda remaja NU di Pasuruhan Lor tahun ini di harapkan dapat membawa perubahan yang berarti semoga, selalu. Salam perubahan.

Oleh Abu Nayya Pasuruhan Lor Indonesia.

Ayah Mandikan Anak, Suatu Keindahan dalam Keluarga


Abu Nayya Memandikan Nayya di Usia 4 Bulan

Dari pada membicarakan Koalisi SBY, lebih baik melihat kegiatan Abu Nayya meamndikan anaknya yang berusia 4 bulan. Apakah anda seorang ayah yang perduli dengan buah hati anda? Jika ya berarti sama dengan Abu Nayya.

Kemarin, 8 Maret 2011, jam 16.00 WIB di Pasuruhan Lor Nayya kecil di mandiin Ayahnya. Asyik juga ternyata memandiin sang buah hati ya. Nay, kamu di mandiin ayah lho. Sabun, sampo lengkap. Yang belum adalah sikat gigi, cos adik nayya belum punya gigi.

Maklum Nay, Bundamu dang sakit, jadi Ayah yang harus mandiin kamu. Biasanya sih Bunda yang mandiin kamu. Semoga bunda lekas sembuh.

Oleh Dita Kudus

Ciuaman Sayang VS Ciuman "Nafsu"


Ciuman Massal di Bali

Ada yang menarik dan aneh menurut pandangan saya selaku orang awam di Kudus, setelah melihat tayangan di Metro TV, dengan adanya tradisi ”Omed-omedan” yang mana ada remaja putra di arak dan remaja putri di arak selanjutnya di pertemukan untuk berciuman. Belum tahu apakah dia itu suaminya/istrinya tidak tahu.

Yang anehnya, dan belum di jelaskan di tayangan itu bahwa ciuman itu dilaksanakan setelah Nyepi/ pembersihan diri bagi saudara kita di Bali. Menurut pandangan kami orang muslim hal itu sangat mengusik. Di tradisi orang timur mungkin itu suatu hal yang tabu pastinya.

Analogi kami adalah, bila suatu yang bersih harusnya di jaga kebersihannya, bukan di buat kotor lagi. Jadi kepada saudara-saudaraku di Bali tolong di jelaskan lagi, agar rakyat Indonesia khususnya di Kudus tidak ”risi” melihat tradisi tersebut.

Salam persahabatan untuk sahabatku di Bali dari Abu Nayya.

Oleh Abu Nayya Kudus.

Maulid Nabi SAW di Kanzus Sholawat Habib Luthfi Pekalongan 2011


Maulid Nabi SAW di Kanzus Sholawat Pekalongan 2011

Agenda acara di Maulid tahun 2011 kali ini tidak berbeda dengan yang lalu. Ada Khataman Al qur’an di Maqam Bib Ali, Ada Nikah Massal, Ada Pembacaan Rotib, Manaqib, dhalailul khoirot dll.

Puncak acara di akhiri dengan Maulid pada hari ini Rabu, 9 Maret 2011, jam 09.00 sampai selesai. Di Sayangkan Abu Nayya belum bisa ikut dalam Maulid tahun ini. Hanya mohon barokah Maulidnya Habib Luthfi Pekalongan. ”Bib, Nyuwun barokah do’anipun, kagem keluargi kulo wonten Pasuruhan Lor Kudus. Suwun.”

Nama-nama Indah dan Bagus Untuk Putra-Putri


Nama-Nama Indah dan Bagus Untuk Putra dan Putri

Anda sedang menanti kelahiran buah hati tercinta? Dan belum menemukan nama? Disinilah tempat yang tepat mendapatkan nama. Nama yang Indah dan Bagus penuh arti di tahun 2011 ini. Nama yang sedang tren di tahun milinium ini.

* Hubbu Fillah : cinta Kepada Allah SWT
* Muhammad Thoriqul Ilmi : Orang terpuji, jalan menuju ilmu atau jalan mendapatkan ilmu.
* Muhammad Raihan Nadhif
* Syaddad Fata : Kekuatan seorang pemuda
* Ainayya Fathiyyaturrahma Anindita : belahan jiwaku pembuka kasih sayang yang sempurna dan unggul.
* Muhammad Hisyam Ali
* Noor Dina Ariyanti
* Noor Maulida Husna
* Fathul Umam Akbar
* Zainal Abidin Al Faruqi
* Husni Amali
* Rozak Al Abad
* Tain Suwandi Al Qudsy
* Ahmad Azharruddin Al Bantani
* Anik Suprobowati Al Japani
* Muhammad Zaenuri AL Ansori
* Amin Faizin Saffi

Dan masih banyak nama lagi. Yang terpenting dalam pemberian nama harus mengandung do’a dan harapan. Seperti nama anak Abu Nayya yang cantik dan sholih itu, Ainayya Fathiyyaturrahma Anindita.

Selasa, 08 Maret 2011

Jam'iyyah di Pasuruhan Lor - Loram Kudus

Kritikan Membangun untuk saudara-saudaraku NU Aswaja di Kudus Indonesia
Jam’iyyah di Pasuruhan Lor - Loram Kulon

Banyaknya Jam’iyyah berarti sangat maju peradaban di Lingkungan tersebut. Yang ‎artinya pula lebih majunya suatu kepekaan sosial di masyarakat tersebut. Baik itu ‎jam’iyyah Maulid, Istighotsah, Manaqib, Rotib, Tahlilan, Yasinan dll.‎

Hanya saja hal ini akan bertolak belakang dengan cita-cita para Shohibul ide membuat ‎suatu jam’iyyah jika di dalam Jam’iyyah tersebut membuat aturan yang memberatkan ‎para anggotanya. Yang mana jam’iyyah tersebut hanyalah sebuah jam’iyyah di ‎masyarakat biasa, di kalangan ibu-ibu desa. Yang mana kehidupan mereka biasa.‎

Contoh yang nyata terjadi adalah, setiap ada jam’iyyah banyak dari mereka menjamu ‎para anggota dengan memberi jajan yang melebihi/ di atas standart anggota paling ‎‎”miskin”. Sebab ini dapat mengakibatkat minder, bagi para mereka yang kurang mampu. ‎Sebab takut bila nanti dalam memberi jajan tidak sama dengan para the have.‎

Yang menjadi tujuan jam’iyyah kan bukan jajannyakan? Walau mereka the have mampu, ‎tetapi keikut sertaan para warga kurang mampu dan para simpatisan islam yang bawah ‎agar bisa menikmati Jam’iyyah di gubuk-gubuk mereka. Cukup air putih dan 2 jajan ‎cukup.‎

Salam perubahan.‎
Oleh Abu NAyya

Joko Tarub di Loram Kudus

Joko Tarub di Loram

Ternyata masih ada yang suka melakukan ritualnya ”Joko Tarub” ya di jaman Global ‎kayak gini. Di hari Jum’at dengan gerimis di loram di dekat sungai di bawah rindangnya ‎pohon Bambu ”Pring”. Ada sekumpulan remaja yang dengan asiknya melakukan ‎kegiatannya ” Joko Tarub”. Tetapi semua itu hanya di lakukan iseng(semoga saja) untuk ‎mengisi waktu luang. ‎

Hanya saja semoga anak-anak kita tidak melihat ini dan mengikuti hal tersebut. Sebab hal ‎itu tidak termasuk ajaran Rasulullah SAW.‎

Dari Pak To Loram‎

dr. Hariyadi Getas Pejaten Kudus


Dr. Hariyadi - Getas Pejaten Kudus yang Low Profile

Dokter Umum yang satu ini perlu mendapat apresiasi dari masyarakat sebab kerendahan ‎hatinya dan kesabarannya menghadapi berbagai macam pasien yang datang kepadanya. ‎Hal ini di sampaikan tidak hanya satu dua orang tetapi banyak orang yang mengatakan ‎bahwa dokter yang satu ini memang sabar, dan baik hati. Biaya berobat disini pun ‎tergolong murah di banding bila berobat dengan dokter-dokter yang berkelas. Yaitu ‎berkisar 25 ribu sampai 30 ribu sudah mendapat obat. Tidaka usah lagi membeli di ‎Apotek. ‎

‎” Ada kisah dari Nayya, ketika hari Ahad malam senin habis Magrib akan berobat ke ‎tempat dr. Hariyadi, dari rumah niatnya hanya ingin berobat ke tempat beliau. Dengan ‎sakit tifusnya, Nayya di temani adiknya mendatangi tempatnya, sesampai di sana ternya ‎tutup. Di tawari adik untuk pindah ketempat lain, Nayya tidak mau. Akhirnya Nayya ‎Pulang. Anehnya sesampai di rumah Nayya seketika sembuh. Ini belum sampai berobat ‎dan belum sampai ketemu. ”‎

Semua itu juga karena sugesti para pasiennya disamping karena pelayanan dari dr. ‎Hariyadi yang memeang baik. Bicaranya jarang, tidak menggurui, jarang marah pada ‎pasien, murah senyum. Mau bukti? Datang saja di tempatnya praktek.‎

Oleh Abu Nayya Pasuruhan Lor

Rabu, 02 Maret 2011

Abu Nayya Belajar dari Manusia Pilihan di Dunia dan Akhirat

Malam itu kebetulan ia pulang agak larut. Beberapa kali ia mengetuk pintu tapi tidak juga dibukakan. Akhirnya ia merebahkan tubuh di depan pintu berselimutkan udara malam. Menjelang Subuh, ia terjaga saat istrinya membuka pintu. Apakah ia kemudian memarahi sang istri yang membiarkannya semalam kedinginan?Ternyata tidak, justru ia minta maaf atas keterlambatannya.
Kecantikan istrinya, bukanlah penyebab ia tidak marah. Ia memang dikenal sebagai lelaki yang menghormati kaum Hawa. Baginya karakteristik fisik dan psikis mereka yang lemah adalah untuk dilindungi bukan untuk ditindas dan dilecehkan.
Laki-laki tampan itu lahir dalam keadaan yatim. Pada usia enam tahun, keprihatinannya semakin lengkap setelah sang ibu tercinta wafat. Kelembutan hati yang terlatih sejak belia mengantarkannya sebagai sosok yang datang sebagai pembebas kaum lemah. Ia juga berhasil membebaskan umat manusia dari paganisme seperti yang dialami masyarakat jahiliyah kuno dan andai kita benar-benar mengikuti ajarannya, niscaya juga terbebas dari budaya jahiliyah modern yang menuhankan akal dan materi.
Ia adalah seorang panglima perang yang amat disegani teman maupun lawan. Namun kedudukan tinggi tidak menjadikannya melupakan posisinya sebagai seorang ayah dan suami yang dinanti kasih sayangnya. Kecintaan terhadap buah hati juga tidak menghalanginya menegakkan keadilan.
Kalau kebetulan Anda berbeda keyakinan atau agama dengannya, Anda tidak perlu merasa cemas. Agamanya amatlah toleran sehingga Anda dapat hidup dengan aman tanpa sedikitpun teror mengancam. Adapun belakangan para pengikutnya yang bersikap lain mungkin karena kurang mengenal panutan mereka yang mulia ini.
Demikian pula bagi Anda yang belum lama memeluk agamanya, atau belum bisa secara kaffah dalam mengamalkan ajarannya. Ia tidak gegabah mengklaim Anda telah keluar dari agamanya. Karena hal tersebut adalah urusan Anda dengan Allah. Selama Anda mengikrarkan bahwa Allah sebagai satu-satuya tuhan yang berhak untuk disembah dan ia sebagai utusanNya, maka jiwa, harta, dan kehormatan Anda telah terjamin.
Anda tentu sudah dapat siapa yang sedang kita rasani dalam tulisan ini. Beliau tak lain dan tak bukan adalah Baginda Muhammad SAW. Nabi yang kebetulan bulan ini kita peringati kelahiran sekaligus mangkatnya. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya di bulan Rabiul Awwal berbagai kemasan acara kita gelar untuk memperingatinya. Pengajian, sholawatan, pembacaan maulud maupun sirahnya, dan berbagai macam acara lain. Akan tetapi dapat kita lihat pula seolah semua itu hanyalah rutinitas yang hanya begitu-begitu saja.
Ketika kita mendengar pembacaan kisah beliau, kita mungkin akan terkagum-kagum, terharu dan seolah semangat keberagamaan kita meningkat saat itu juga . Akan tetapi seringnya hal itu tidak berlangsung lama, Orang Jawa mengistilahkannya “bungentuwo “, mlebu kuping tengen metu kuping kiwa (masuk telinga kanan langsung keluar lewat telinga kiri )tanpa mampir dan membekas dihati.
Sering pula kita mendengar saudara kita atau bahkan kita sendiri ketika dianjurkan untuk mencontoh akhlak beliau yang mulia kita berdalih, “Lho, saya kan bukan nabi , manusia pilihan yang maksum terjaga dari dosa.” Dan kemudian ketika dialihkan kepada keteladanan para sahabat masih ada saja jawaban, “Mereka kan pernah hidup pada masa Nabi, ibarat air gunung yang jernih karena masih dekat dengan mata air, sedangkan kita sudah begitu jauh dari mata air, sehingga wajar kalau keruh.”
Begitulah kita ada saja dalih yang kita sampaikan. Kita sering lupa bahwa nabi yang terjaga dari dosa begitu bersemangat dalam menegakkan malam-malamnya , mengisi dengan ibadah hingga kakinya bengkak. Penderitaan kita sangatlah berat bagi beliau, hingga beliau berderai airmata karenanya. Beliau adalah manusia yang membutuhkan tidur, namun ketika bangun tidur tampaklah bekas tikar kasar pada kulitnya. Beliau terbiasa tidak makan selama tiga hari. Beliau mengganjal perut dengan batu untuk menghilangkan lapar. Jadi beliau memanglah manusia yang diciptakan untuk dicontoh bukan sekedar dongeng ataupun kebanggaan umat. Kalaupun kita merasa bagai air yang sudah amat keruh karena begitu jauh jarak kita dengan Sang mata air, tidakkah kita merindukan dan mengupayakan kejernihan? Billahit Taufik Wal Hidayah

Dari Gus Nur. Suwun Gus.

Abu Nayya Belajar Profesional di Loram Kulon

Dalam ceritah hikmah dikisahkan terdapatlah seorang raja yang mencari pegawai untuk ditugaskan merawat kebun bunga. Setelah melalui seleksi, akhirnya terpilihlah seorang akyatnya menjadi pegawai baru.

Melalui petunjuk seniornya, pegawai baru itu mulai melaksanakan tugas-tugasnya, yaitu menyiram, menyiangi, merapikan, dan memupuk tanaman bunga dengan sebaik-baiknya. Pada suatu hari, putra raja yang masih kecil keluar istana tanpa sepengetahuan cara dayang dan ayah bundanya. Sampailah ia di kebun bunga. Ia begitu terpesona dengan keindahan alam yang terdapat di dalamnya. Beraneka ragam bunga yang dihinggapi kupu-kupu yang elok warna membuatnya terpukau, sehingga membuatnya ingin menangkap binatang itu.

Tukang kebun baru sempat melihat putra mahkota berlari-lari mengejar seekor kupu-kupu yang bewarna indah. Ia juga mengetahui terdapat sebuah sumur yang cukup dalam di areal kebun bunga itu. Akan tetapi ia terus saja bekerja, tidak menghirukan sama sekali akan keseamatan sang pangeran, toh sumur tesebut sudah berdinding gumamnya dalam hati. Sampai akhirnya hal yang sepantasnya dikhawatirkanpun terjadi.

Kupu-kupu yang dikejar sang pangeran hinggap pada dinding sumur, dan ketika bermaksud menangkapnya kaki kecil pangeran terpeleset dan jatuhlah sang putra mahkota ke dalam sumur. Me lihat hal tersebut sempat ter bersit dalam benak tukang kebun untuk menolongnya tapi urung dilakukan, ia kembali asyik dengan pekerjaannya tanpa berupaya menolongnya. Ternyata ia menganggap tugasnya hanyalah merawat kebun, sedangkan menjaga sang pangeran adalah tugas pegawai lain.

Singkat cerita sampailah berita kecelakaan yang menimpa putra mahkota ketelinga raja. Walaupun jiwanya masih terselamatkan, akan tetapi kaki pangeran lumpuh sehingga tida bisa berjalan. Dan marahlah sang raja ketika mengetahui bahwa tukang kebun sebenarnya mengetahui keberadaan pangeran kala itu. Maka dipanggillah ia untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan raja. “Apa kamu melihat putraku ketika bermain di dalam kebun?” “Ya Baginda”, jawab tukang kebun.

“Apakah kamu juga melihat ia mendekati sumur waktu itu?” “Ya Baginda” “Dan apakah kamu juga mengetahui ia jatuh kedalamnya?” “Ya Baginda” Raja berusaha menahan amarahnya, kemudian melanjutkan pertanyaannya. “Mengapa kamu membiarkannya dan tidak berusaha menolognya?” “Bukankah tugas hamba hanyalah menyiram, menyiangi, dan memupuk tanaman bunga saja Baginda?” Murkalah sang raja mendengar jawaban tukang kebun. Dan kita dapat menebak bagaimana kelanjutan cerita ini.

Cerita di atas adalah sebuah perumpamaan kehidupan umat Islam di dunia ini. Tugas kita tidaklah cukup dengan beribadah secara individu. Akan tetapi kita adalah rahmat bagi seluruh alam yang mengemban amanah untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa. Saling menjaga agar tidak men dapat murka Allah. Sebagaimana perintah Allah kepada kita,”Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Peenjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka.”(QS. At Tahrim:6)

Maraknya tindak kriminalitas bukanlah tanggung jawab aparat keamanan saja. Se luruh elemen masyarakat dalam kapasitasnya masing-ma sing mempunyai andil untuk ikut menyelesaikannya. Terlebih maraknya tindak kejahatan terorganisir akhir- akhir ini.

Sebagimana Baginda Ali R.A pernah berkata,”Kebaikan yangtidak terorganisir akant dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir” Dalam hal ini kita dapat belajar dari sebuh tim sepakbola. Untuk memenangkan sebuah pertandingan hinggga layak meraih gelar juara, dalam sebuah tim, masing-masing pemain harus mampu menjalankan peran masing-masing sesuai dengan bidangnya.

Seorang kiper berusaha bagaimana tak satupun bola masuk kedalam gawangnya. Ia juga tidak boleh terlalu berangan menjadi top scorer, karena itu adalah bagian pemain di lini depan. Di samping pemain yang terjun ke lapangan masih ada pemain cadangan yang harus bersiaga seaktu-waktu keadaan membutuhkan. Dalam sebuah tim besar tentunya wajib memiliki pelatih, manajer, offi cial crew, tim medis dan petugas lain yang turut mendukung eberhasilannya.

Bahkan sebuah tim besar tentunya didukung pihak sponsor sebagai penyandang dana dan juga supporter yang sportif. Semuanya haruslah dapat menempatkan diri sesuai dengn bidangnya masing- masing. Marilah kita mulai mengukur kapasitas kita masing-masing dengan sejujur-jujurnya, dimana sebenarnya posisi yang paling tepat bagi kita. Apakah kita seorang pemain professional atau sekedar amatiran, sponsor atau supporter? Yang jelas- paling tidak- jangan sampai kita mencetak gol bunuh diri. Wallohu a’lam bish showab.

Dari Gus Nur Mlangi

Abu Nayya Belajar Kritik di Pasuruhan Lor

Pada beberapa waktu lalu bangsa Indonesia seperti mendapatkan hiburan baru. Baik melalui media cetak maupun elektronik, kita dapat melihat para wakil rakyat saling bersitegang mempertahankan pendapat masing-masing. Sementara itu, di luar gedung dan di beberapa tempat, terjadi demontrasi masih dalam topik yang sama. Banyak sikap dan tindakan yang dinilai tidak sepantasnya dilakukan. Tidak mencerminkan tindakan seorang yang berpendidikan terlebih sebagai pengemban amanah.
Melihat fenomena tersebut, saya teringat sebuah cerita populer yang sering dinisbatkan pada seorang waliyullah, tokoh bijak Lukman Al Hakim yang namanya diabadikan dalam AlQuran.
Pada suatu hari beliau bersama putranya mengadakan perjalanan jauh membawa seekor keledai yang masih muda, kuat, dan tegap. Keduanya menaiki keledai tersebut dengan berboncengan menyusuri jalan-jalan kampung mengingat panas yang begitu terik waktu itu.
Pada sebuah kampung, seorang penduduk berkata,”Lihatlah teman-teman orang yang tidak mempunyai rasa belas kasih kepada makhluk. Mereka tega menaiki keledai dalam perjalanan yang begitu melelahkan, bukankah seharusnya mereka bergantian menaikinya?”
Mendengar komentar itu, hati Lukman Al Hakim merasa tidak nyaman. Ia kemudian turun dan menyuruh putranya tetap di punggung keledai, sementara beliau berjalan di sampingnya sambil memegang tali kekang keledai.
Ketika melewati sebuah kampung lain, giliran seorang penduduk berkata,” Lihatlah , betapa buruk akhlak pemuda di atas punggung keledai itu, tidak mempunyai rasa belas kasihan kepada ayahnya. Dia enak-enak naik keledai, sedangkan ayahnya yang sudah tua disuruh berjalan, bukankah seharusnya ia yang berjalan?”
Ringkas cerita, dalam perjalanannya berkali-kali Lukman Al Hakim dan putranya menuai komentar dari orang-orang yang dilewatinya. Cerita ini diakhiri dengan nasehatnya kepada putranya, “Nak, engkau dapat menghitung sendiri berapa kali tindakan kita dianggap keliru, maka lain kali ketika kau berjalan dengan arah dan tujuan yang jelas, janganlah mudah menghentikan langkah hanya karena komentar orang”.
Cerita di atas sering juga dinisbatkan pada tokoh sufi nyentrik Nasruddin Hoja. Sesuai dengan kenyentrikannya, cerita itu berakhir setelah Nasruddin dan putranya mencoba meneruskan perjalanan dengan memanggul keledai yang tentunya merupakan tindakan yang sangat konyol.
Sebagaimana yang disampaikan Lukman Al Hakim, perilaku kita tidak akan pernah lepas dari kritikan dan komentar orang lain. Kita memang harus selalu sadar, no body’s perfect, tak ada seorang pun sempurna tanpa cela sehingga kita harus bersikap terbuka menerima saran dan kritik dari orang lain.
Akan tetapi kita juga harus teguh memegang prinsip yang kita yakini kebenarannya dan lebih luas kemaslahatannya, yang bukan semata mata karena menuruti ego pribadi.
Seorang filosof, As Shirazi berkata, “Tidak ada orang yang melemparkan batu kearah pohon yang tidak berbuah.” Setidaknya dua pelajaran dapat kita petik dari perkataan itu. Yang pertama, semakin tinggi kedudukan seseorang, akan semakin besar kemungkinan menuai komentar dan kritik. Dia harus menyadari posisinya, bersiap-siap sebelumnya, agar terhindar dari tindakan-tindakan naif.
Dalam filosofi Jawa disebutkan, “Aja gumunan, aja kagetan, nanging ya aja dumeh!”. Artinya, jangan mudah terpesona, jangan mudah kaget, tapi juga jangan berarti kita takabur anti kritik, dan mengandalkan kekuasaan, apalagi menghalalkan segala cara demi tujuan pribadi.
Yang kedua, tentang orang yang melempar buah. Ada kalanya orang yang melempar sebuah kritikan yang membangun mampu menunjukan kelemahan dan kesalahan sekaligus memberi solusi yang cerdas. Tujuannya untuk kemaslahatan umum, tanpa niat menghancurkan. Yang kedua, adalah tipe pengkritik dengan cara membuka aib, menunjukan kelemahan-kelemahan orang lain dengan maksud menjatuhkan, bukan semata-mata menegakkan kebenaran.
Ada pula yang pandai memberikan kritikan bahkan hujatan akan tetapi tidak mampu memberikan solusi, hanya mencari sensasi yang justru memperkeruh suasana.
Sebagai umat beragama, bangsa Indonesia seharusnya berbeda dari bangsa bangsa lain. Dalam Islam, silaturahmi untuk menjaga persatuan dan kesatuan amat ditekankan. Terlihat betapa nyata Nabi Muhammad SAW mengupayakan kerukunan umat dan penghormatan akan hak-hak orang lain, sebagaimana dalam sabdanya, “Barang siapa menyakiti orang kafir dzimmy, akulah musuh orang tersebut. Dan barang siapa menjadikan aku sebagai musuhnya, akan kukalahkan dia di hari kiamat.”

Dari Gus Nur Mlangi, Suwun Gus.

Amal Abu Nayya yang Harus Universal

Suatu hari saya bertanya kepada seorang teman, “Kapan kamu memikirkan urusan akhirat?” Sambil tersenyum kecut ia menjawab, “Besoklah kalau sudah tua.”

Ketika pertanyaan yang sama saya sampaikan kepada seorang teman yang lain ia memberikan jawaban yang tak jauh berbeda. “Wah, boro-boro mikir akhirat, lawong dunia saja sudah bikin pusing,” ungkap dia.

Jawaban kedua teman saya tadi merupakan gambaran kecenderungan pemikiran manusia saat ini. Urusan akhirat mereka pikirkan sambil lalu, sementara untuk urusan dunia mereka perjuangkan mati-matian dengan memutar otak, memeras keringat membanting tulang, bahkan tidak jarang menghalalkan segala cara demi tercapainya suatu tujuan.

Padahal sebenarnya mereka sudah sering mendengar kehidupan dunia adalah fana. Sekadar 'tilik' kata orang Jawa, maksudnya hidup di dunia ibarat cuma menjenguk teman atau saudara yang tentunya tidak bisa berlama-lama. Ada juga yang mengatakan bawa hidup di dunia ibarat mampir ngombe (singgah, berhenti sebentar untuk sekadar minum.

Menyikapi kehidupan dunia, dalam ajaran Islam disebutkan bahwa Ad Dunya Mazra’atau Al Akhirah (dunia adalah ladang akhirat).

Sehingga waktu yang sangat terbatas di dunia hendaknya digunakan sebaik-baiknya, semakin banyak yang kita tanam di dunia, semakin banyak pula hasil yang akan kita tuai kelak. Akan tetapi yang sering disalah pahami adalah bahwa mencari bekal akhirat hanyalah terbatas kegiatan seperti; salat, zikir, membaca Alquran, puasa dan ibadah-ibadah ritual lainnya saja. Padahal masih banyak bentuk ibadah lain. Bertetangga dengan baik, bersedekah, meringankan beban sesama, menjadi warga negara yang taat, dan menjadi suami yang bertanggung jawab misalnya, adalah termasuk ibadah. Kemudian sedekah pun tidak harus selalu dengan uang atau barang, tersenyum pun termasuk sedekah.

Namun demikian sedekah berupa harta yang berguna bagi kemaslahatan umum tentunya lebih tinggi nilainya jika dibandingkan sebuah senyuman. Suatu ketika seorang sahabat mengeluh kepada nabi,“Ya Rasul, enakya menjadi orang kaya, mereka salat, puasa, membaca Alquran sebagaimana kami juga mengerjakannya.

Akan tetapi ketika giliran mereka membayar zakat, bersedekah, dan berwakaf, kami tidak dapat menyamai amal mereka tesebut.” Nabi menjawab,”Inna fit Tasbihi sodaqotan, sedekahmu dengan zikir, membaca tasbih sebanyak-banyaknya”.

“Ada sebuah hadist yang jika tidak dicermati seolah-olah mendorong kita untuk antipati terhadap harta benda. Misanya konon orang kaya hisabnya akan lama, sehingga ketika yang lain sudah menikmati indahnya surga, mereka masih berada dalam antrean panjang menjalani proses hisab.

Ada dua pertanyaan yang harus mereka jawab. Yang pertama, “Dari mana hartamu didapat?” kemudian pertanyaan kedua,” Kemana engkau belanjakan?” Hadist ini sebenarnya lebih ditujukan untuk mengingatkan agar kaum hartawan lebih berhati-hati dalam mencari dan membelanjakan harta.

Apalagi sampai berlebihan dalam mencintai dunia hingga melalaikan akhirat. Jadi bukan melarang kita untuk tidak berharta sama sekali. Boleh-boleh saja memilikinya asalkan

cara memperoleh dan membelanjakannya sesuai dengan ajaran agama. Boleh saja harta berlimpah asal tidak menjadikan kita lupa akhirat.

Sebenarnya jika kita benar-benar ngopeni akhirat dan dengan cara yang benar pula, kita akan dipermudah dalam urusan dunia. Di dalam sebuah hadist qudsi Allah berfirman,“Ya dunya, Ikhdimi man khodamani was takhdimi man khodamaka!” (Wahai dunia, layanilah orang yang melayaniku, dan perbudaklah orang yang melayanimu). Dua pilihan yang kelihatannya mudah dalam menetukan baik buruknya akan tetapi sering kali kita kesulitan beristiqomah dengan pilihan kita tersebut. Billahi taufiq wal hidayah.

Dari Gus Nur Hamid Mlangi oleh Abu Nayya, Suwun Gus.

Abu Nayya Loram Kulon Meniru

Banyak orang menganggap meniru itu merupakan bakat rendahan (cuma meniru!!) dan tidak mempunyai nilai pembelajaran. Tidak selalu demikian. Dr. Susan Blackmore psikolog dari Universitas Plymouth di Inggris menjelaskan bahwa meniru bukan saja merupakan cara belajar yang efektif dan to the point, tetapi juga bahwa diperlukan kecanggihan untuk dapat meniru. Meniru adalah semacam benih (gen) kreatifitas dan perkembangan sebagaimana batu yang merupakan bahan dari macam-macam pahatan. Guru menunjukkan dan murid menirukan. Meskipun guru berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti panutan spiritual tetapi sejak SD saya diajarkan bahwa guru berasal dari singkatan digugu (dipercaya-bahasa Jawa) dan ditiru. Tirukan guru bagaimana cara menulis, membaca dan menghitung yang benar. Tirukan ustad anda melafalkan huruf hijaiyah yang fasih, ruku dan sujud yang tumakninah. Itulah modal awal untuk menjadi seorang anda yang professional dan da’i yang kondang seperti sekarang ini.

Saya tidak suka melihat teman-teman saya yang memencong-mencongkan bibir dan menekuk lidah meniru cara orang barat berbahasa Inggris. Makanan kita singkong mereka makan keju. Bibir dan lidah kita beda takkan bisa persis meniru pengucapan mereka. Tidak nasionalis meniru-niru logat orang asing. Mereka teryata sekarang ada yang menjadi diplomat atau bekerja di perusahaan asing dengan gaji selangit. Saya mungkin salah. Menirukan logat lawan bicara kita ternyata membuat kita memahami dan dipahami oleh mereka. Dalam penelitian bersama Unversitas Manchester Inggris dan Unv. Radboud Belanda, sejumlah relawan diminta mendengarkan kalimat bahasa Belanda yang dibaca dengan aksen yang dibuat-buat sehingga terdengar sangat asing. Beberapa relawan diminta mengulangi kalimat-kalimat itu dengan aksen yang sama. Yang lain diminta mengulangi kalimat itu tanpa meniru aksennya, sementara kelompok ketiga diminta menuliskan apa yang mereka dengar. Kemudian mereka diminta untuk mendengarkan kalimat-kalimat lain dengan aksen yang asing itu. Para relawan yang yang telah mengulangi kalimat pertama sambil menirukan aksennya, ternyata jauh lebih memahami kalimat-kalimat berikutnya dibanding relawan yang lain.

Menurut Dr. Patti Adank perancang penelitian itu, jika orang berbicara satu sama lain mereka cenderung saling menyesuaikan percakapan mereka satu dengan yang lain. Ada kecenderungan alami untuk melunakkan suara dan merubahnya dengan halus menjadi seperti lawan bicaranya. Otak anda secara bijak dan tidak kentara menggeser suara anda hingga terdengar lebih seperti mereka. Ketika berbicara dengan seseorang yang aksennya sangat kuat, bila kita menirukan logat mereka maka kita akan mengerti dengan lebih baik. Ia juga mengatakan bahwa ada beberapa ciri kepribadian , seperti empati misalnya, yang memberikan kemampuan dan kemudahan untuk meniru orang yang dia ajak berbicara.

Steve Mc Claren ex manager tim sepak bola Inggris yang kemudian memimpin club FC. Twente dari Belanda suatu kali mengadakan konferensi pers dalam bahasa inggris dengan menggunakan logat Belanda. Orang banyak menganggapnya konyol, tetapi menurut hasil penelitian ini, bukan saja menjadikan dia mudah difahami oleh klubnya tetapi ia faham kalau anak buahnya berbahasa Inggris dengan logat Belanda yang medok. Jadi tirukan logat Batak atau Ambon bila berbicara bahasa Indonesia dengan mereka. Dan logat Singapura atau India yang khas itu kalau berbahasa Inggris dengan orang sana. Dijamin komunikasi lancar. Tapi hati-hati jangan sampai mereka merasa terhina. Anda akan mampu dan mudah melakukannya bila anda orang yang peduli dan suka memahami orang lain

Dari Ponpes ASsalafiyah Mlangi, oleh Abu Nayya Kudus, Suwun.

Falsafah Ilir-Ilir Abu Nayya Pasuruhan Lor

Lir-Ilir

by Sunan Kalijaga

Lir-ilir, lir-ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar
Bocah angon, bocah angon
Penekna belimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekna
Kanggo mbasuh dodod iro
Dodod iro, dodod iro
Kumitir bedhah ing pinggir
Dondomana, jlumatana
Kanggo seba mengko sore
Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surak ’a, surak “hiyoo”

Makna :
Lir ilir... lir ilir... tandure wus sumilir :
Sayup-sayup bangun (dari tidur), tanaman-tanaman sudah mulai bersemi,
Kanjeng Sunan mengingatkan agar orang-orang Islam segera bangun dan bergerak. Karena saatnya telah tiba. Bagaikan
tanaman yang telah siap dipanen, demikian pula rakyat di Jawa saat itu (setelah kejatuhan Majapahit) telah siap menerima
petunjuk dan ajaran Islam dari para wali.

tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar :
demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru
Hijau adalah simbol warna kejayaan Islam, dan agama Islam disini digambarkan seperti pengantin baru yang menarik hati
siapapun yang melihatnya dan membawa kebahagiaan bagi orang-orang sekitarnya. Ada juga penafsiran yang mengatakan
bahwa pengantin baru maksudnya adalah raja2 jawa yang baru masuk Islam.

Cah angon... cah angon... penekna blimbing kuwi :
Anak-anak penggembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu,
Yang disebut anak gembala disini adalah para pemimpin. Dan belimbing adalah buah bersegi lima, yang merupakan simbol
dari lima rukun islam dan sholat lima waktu. Jadi para pemimpin diperintahkan oleh Sunan untuk memberi contoh kepada
rakyatnya dengan menjalankan ajaran Islam secara benar. Yaitu dengan menjalankan lima rukun Islam dan sholat lima waktu.

Lunyu lunyu yo peneken kanggo mbasuh dodotira :
walaupun licin tetap panjatlah untuk mencuci pakaian Dodot adalah sejenis kain kebesaran orang Jawa yang hanya digunakan pada upacara-upacara / saat-saat penting. Dan buah belimbing pada jaman dahulu, karena kandungan asamnya sering digunakan sebagai pencuci kain, terutama untuk merawat kain batik supaya tetap awet.
Dengan kalimat ini Sunan memerintahkan orang Islam untuk tetap berusaha menjalankan lima
rukun Islam dan sholat lima waktu walaupun banyak rintangannya (licin jalannya). Semuanya itu diperlukan untuk menjaga
kehidupan beragama mereka. Karena menurut orang Jawa, agama itu seperti pakaian bagi jiwanya. Walaupun bukan
sembarang pakaian biasa

Dodotira... dodotira... kumitir bedah ing pinggir :
Pakaian-pakaian yang koyak disisihkan
Saat itu kemerosotan moral telah menyebabkan banyak orang meninggalkan ajaran agama mereka sehingga kehidupan
beragama mereka digambarkan seperti pakaian yang telah rusak dan robek.

Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore :
Jahitlah benahilah untuk menghadap nanti sore
Seba artinya menghadap orang yang berkuasa (raja/gusti), oleh karena itu disebut ‘paseban’ yaitu tempat menghadap raja.
Disini Sunan memerintahkan agar orang Jawa memperbaiki kehidupan beragamanya yang telah rusak tadi dengan cara
menjalankan ajaran agama Islam secara benar, untuk bekal menghadap Allah SWT di hari nanti.

Mumpung padang rembulane, mumpung jembar kalangane :
Selagi sedang terang rembulannya, selagi sedang banyak waktu luang
Selagi masih banyak waktu, selagi masih banyak kesempatan, perbaikilah kehidupan beragamamu dan bertaubatlah.

Yo surako surak hiyo :
Mari bersorak-sorak ayo...
Bergembiralah, semoga kalian mendapat anugerah dari Tuhan. Disaatnya nanti datang panggilan dari Yang Maha Kuasa nanti, sepatutnya bagi mereka yang telah menjaga kehidupan beragama-nya dengan baik untuk menjawabnya dengan gembira.

Oleh Abu Nayya dari berbagai tempat.

Kisah Hikmah Lupa Diri

Abu Nayya Pasuruhan Lor, jangan pernah Lupa diri ya, ingat akan mati.

Ada tiga orang dari Bani Israil yang mempunyai penyakit berbeda. Yang pertama menderita penyakit kusta, yang kedua menderita kebotakan, dan yang ketiga menderita kebutaan. Suatu saat Allah bermaksud menguji mereka, sehingga Dia mengutus seorang malaikat untuk menemui mereka. Pertama kali malaikat ini menemui orang yang terkena penyakit kusta. Malaikat bertanya kepadanya, “Apa yang paling engkau inginkan sekarang?” Penderita kusta menjawab, “Rupa dan kulit yang mulus dan hilangnya sesuatu yang dianggap jijik oleh orang lain dari diriku.” Maka malaikat itu mengusap penderita kusta sehingga warna kulitnya menjadi mulus. Lalu malikat berkata lagi kepada dia, “Kekayaan apa yang paling kamu senangi?” Ia menjawab, “Unta!” Maka malaikat memberikan seekor unta yang sedang bunting dan berkata, “Semoga Allah memberkatimu dengan unta ini!”



Selanjutnya sang malaikat menemui orang botak dan bertanya, “Apa yang paling engkau inginkan sekarang?” Orang botak menjawab, “Rambut yang bagus dan sesuatu yang membuat orang lain mencemoohku ini hilang.” Maka malikat mengusap kepala orang tersebut sehingga hilanglah kebotakannya. Lalu dia pun memberikan rambut yang sangat bagus kepadanya. Malaikat ini bertanya lagi, “Harta apa yang paling engkau senangi?” Orang botak menjawab, “Sapi!” Maka ia diberi seekor sapi sedang yang bunting. Malaikat berkata kepadanya, “Semoga Allah memberkatimu dengan sapi ini!”

Kemudian sang malaikat menemui orang buta. Ia berkata kepadanya, “Apa yang paling engkau inginkan sekarang?” Orang buta ini menjawab, “Dapat melihat!” Maka muka orang buta ini diusap oleh malaikat sehingga ia dapat melihat. Lalu malaikat bertanya kepadanya, “Harta apa yang paling engkau senangi?” Ia menjawab, “kambing!” Maka orang ini diberi seekor kambing yang sedang bunting dan akan segera beranak.

Singkat cerita unta, sapi, dan kambing mereka terus berkembang biak. Sehingga, masing-masing dari tiga orang itu mempunyai satu lembah yang penuh dengan unta, sapi, dan kambing. Suatu saat, malaikat yang pernah menemui mereka datang kembali kepada mereka bertiga. Pertama kali ia menemui orang yang asalnya terserang penyakit kusta-saat ini ia telah menjadi orang yang bermuka tampan dan berkulit mulus. Malaikat ini berkata, “saya ini orang miskin yang sedang kesusahan melanjutkan perjalanan karena untaku kabur. Saat ini tidak ada yang bisa membantuku kecuali Allah dan kamu. Atas nama Dzat yang telah memberi kulit mulus dan harta kepadamu, saya meminta seekor unta untuk dijadikan tunggangan dalam perjalananku.” Orang ini menjawab, “Saya masih punya banyak kewajiban yang harus dipenuhi. Jadi, maaf saja saya tidak bisa memberimu.” Malaikat tersebut berkata, “Rasanya saya mengenal engkau. Bukankah dulu engkau penderita kusta yang dihina oleh orang banyak karena fakir lalu Allah memberi harta kepadamu?” Orang tersebut berkata, “Kata siapa? Kekayaan ini saya dapatkan sebagai warisan dari orang tuaku.” Malaikat ini berkata, “Jika engkau berdusta, Allah akan mengembalikanmu kepada keadaan semula.” Karena ia berdusta maka Allah mengembalikannya kepada keadaan semula, yaitu mengidap kembali kusta.

Selanjutnya malaikat tadi mendatangi orang yang asalnya menderita kebotakkan dan menyampaikan apa yang disampaikan kepada penderita kusta. Namun, orang botak ini pun sama mengaku bahwa kekayaannya didapat dari harta warisan orangtuanya. Ia menolak memberi bantuan. Malaikat berkata, “Jika engkau berdusta, engkau akan dikembalikan oleh Allah kepada keadaan semula.” Dikarenakan di berdusta, Allah mengembalikannya kepada kedaan semula, yaitu botak kembali.

Lalu malaikat menemui orang buta yang saat ini telah dapat melihat. Malikat berkata, “Saya ini seorang manusia miskin yang sedang melakukan perjalanan. Saya kehabisan bekal dan saya mengharap bantuan Allah dan engkau. Atas nama Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu, saya meminta seekor kambing untuk bekal dalam perjalananku.” Orang buta berkata, “Dulu saya buta lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Silahkan ambil kambing yang engkau inginkan. Demi Allah, saya tidak akan mengoretkan sedikit pun apa yang engkau ambil untuk Allah.” Malaikat berkata, “Pegang saja hartamu itu! Sebab, saya hanya menguji kalian. Allah sungguh senang kepadamu dan marah kepada dua rekanmu itu!”

Oleh Nayya

Jendral Pasuruhan Lor tidak jadi di Demo, tetapi memang harus Turun

"belum pernah terdengar di Pasuruhan Lor ada ustadz didemo selagi Ustadnya bener,bukan mengkritik tapi menghujat yg didasari karena dendam pribadi ( sesuai pengakuannya dibaldes Pas-Lor ),apakah Islam pernah mengajarkan Dendam,.? di RW 4 Miraspun dibrantas.Apakah Ustadz spt itu merupakan aset NU ato malah jadi penghancur nama besar NU,.." Bang Jack.

Ini adalah cuplikan komentar di Blog ini.


= = = = =
Bang Jack, seharusnya lebih bijak dalam menyelesaikan masalah bukan dengan cara seperti itu. Apakah NU dalam hal ini sudah berbicara? Apakh NU mengakui bahwa itu aset NU? lha wong NU saja tak pernah berkomentar.

Jadi Kang Sariono belum bener, yang bener ya yang Demo itu.

Kami sepekat dendam di bawa keranah publik tidak baik. Kami sepakat menghujat di Piblik juga tidak di benarkan. Ok Bro Jack.

Yang jelas sekarang dah tak terdengar suara ngajinya Bang Sariono "jendral Pasuruhan Lor" ya kan. Jadi Tambah adem kan?

Peraturan Organisasi BANSER Pasuruhan Lor

Jadi Banser tugasnya tidak menjadi penjaga titipan sepeda motor di pengajian NU atau muslimat, atau fatayat, atau IPNU-IPPNU.

Silahkan di baca dan di jalankan. Jo di ngeti tok bro.

Oleh Abu Nayya, mantan anggota BANSER Jati Kudus. Pernah ikut pelatihan 3 hari di Gua Pancur Pati "termuda". Ingat siapa yang mengibarkan bendera saat pembukaan dan penutupan pelatihan di Pati?

PERATURAN ORGANISASI
BARISAN ANSOR SERBAGUNA (BANSER)

Pasal 1
UMUM


Yang dimaksud dengan Barisan Ansor Serbaguna selanjutnya disingkat (BANSER) dalam peraturan organisasi ini adalah tenaga inti Gerakan Pemuda Ansor sebagai kader penggerak, pengemban dan pengaman program-program sosial kemasyarakatan Gerakan Pemuda Ansor. Kader dimaksud adalah anggota Gerakan Pemuda Ansor yang memiliki kwalifikasi : Disiplin dan dedikasi yang tinggi, ketahanan fisik dan mental yang tangguh, penuh daya juang dan religius sebagai benteng ulama dan dapat mewujudkan Gita-cita Gerakan Pemuda Ansor dan kemaslahatan umum.

Pasal 2
Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi
1. Fungsi Utama Banser adalah:

a. Fungsi Kaderisasi BANSER merupakan perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor sebagai kader terlatih untuk pengembangan kaderisasi dilingkungan Gerakan Pemuda Ansor.
b. Fungsi Dinamisator BANSER merupakan perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang berfungsi sebagai pelopor penggerak program-program Gerakan Pemuda Ansor.
c. Fungsi Stabilisator BANSER merupakan perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang berfungsi sebagai pengaman program-program sosial kemasyarakatan Gerakan Pemuda Ansor.

2. Tugas Banser

a. Merencanakan, mempersiapkan dan mengamalkan Gita-Gita pejuangan Gerakan Pemuda Ansor serta menyelamatkan dan mengembangkan hasil-hasil perjuangan yang telah di capai.
b. Melaksanakan program sosial kemasyarakatan dan program pembangunan yang berbentuk rintisan dan partisipasi.
c. Membantu terselenggaranya SISHANKAMRATA di lingkungan Gerakan Pemuda Ansor dan lingkungan sekitarnya.

3. Tanggung Jawab BANSER adalah:

a. Menjaga, memelihara dan menjamin kelangsungan hidup dan kejayaan Gerakan Pemuda Ansor khususnya dan NU umumnya

b. Bersama dengan kekuatan Bangsa yang lain untuk tetap menjaga dan menjamin keutuhan bangsa dari segala ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan.

Pasal 3
Kegiatan
Kegiatan BANSER adalah kegiatan keagamaan, sosial kemasyarakatan, pembangunan serta bela Negara yang tehnis pelaksanaanya berpedoman pada program kegaiatan Banser.

Pasal 4
Keanggotaan


1. Anggota BANSER adalah anggota Gerakan Pemuda Ansor.
2. Keanggotaan SANSER ditetapkan dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Sehat fisik dan mentalnya
b. Memiliki tinggi badan sekurang-kuranya 160 cm, kecuali memiliki kecakapan khusus.
c. Telah lulus mengikuti Pendidikan dan Latihan dasar BANSER.
d. Memiliki dedikasi dan loyalitas kepada Gerakan Pemuda Ansor.

3. Anggota kehormatan diberikan kepada mantan anggota BANSER yang berusia diatas 45 tahun dan atau tokoh masyarakat yang berperan dalam menggerakkan BANSER.

Pasal 5
Pengesahan dan Tanda Anggota


1. Keanggotaan BANSER disyahkan Kepala Satkorcab dan diketahuinya oleh Ketua Gerakan Ansor Cabang/Daerah masing-masing.
2. Setiap an9gota BANSER wajib memiliki kartu tanda anggota BANSER.
3. Format Kartu Tanda Anggota ditetapkan oleh Satkornas dan diterbitkan oleh Satkorwil.
4. Khusus pengurus Satkornas dan Satkorwil, Kartu Tanda Anggota ditetapkan oleh Satkornas.
5. Penerbitan dan penggunaan kartu Tanda Anggota diatur dalam pedoman Keanggotaan BANSER.

Pasal 6
Pendidikan

1. Pendidikan Kebanseran Meliputi:

a. Pendidikan dan Pelatihan dasar (DIKLATSAR)
b. Kursus Banser Lanjutan (SUSBALAN)
c. Kursus Banser Pimpinan (SUSBAMPIM)
d. Kursus Pelatih Banser (SUSPELA T)
e. Pendidikan dan Latihan Kejuruan (DIKLA T JUR)

2. Teknik Pelaksanaan Pendidikan diatur Pedoman Pendidikan.

Pasal 7
Hak dan Kewajiban Anggota
1. Setiap anggota BANSER berhak :

a. Mengenakan seragam BANSER dalam menjalankan tugas sehari-hari maupun tugas lapangan.
b. Mendapatkan pendidikan dan latihan dalam upaya meningkatkan prestasi kemampuan yang dimilikinya.
c. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan hukum, penghargaan sesuai prestasi dan pengabdian yang dimilikinya.

2. Setiap Anggota BANSER wajib :

a. Mentaati peraturan organisasi
b. Menjaga dan menjunjung nama baik organisasi.
c. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
d. Melaksanakan Tata Sikap dan prilaku Banser dalam dan di luar kedinasan (sebagaimana dijelaskan dalam peraturan tata sikap dan perilaku Banser didalam kedinasa dan luar kedinasan).

Pasal 8
Satuan Koordinasi

1. Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor disemua tingkatan bertanggung jawab melakukan koordinasi, mengendalikan dan mengawasi segala sesuatu mengenai BANSER pada ruang lingkup kepemimpinannya didelegasikan kepada salah seorang pengurus harian.
2. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut dibentuk Satuan Koordinasi BANSER ditingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala.
3. Ditingkat pusat dibentuk Satuan Koordinasi Nasional (SATKORNAS) BANSER yang dipimpin oleh seorang Kepala Satkornas diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Annsor.
4. Ditingkat Wilayah dibentuk Satuan Koordinasi Wilayah (SATKORWIL) BANSER yang dipimpin oleh seorang Kepala Satkorwil diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor.
5. Ditingkat Cabang dibentuk Satuan Koordinasi Cabang (SATKORCAB) BANSER yang dipimpin oleh seorang Kepala Satkorcab diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor.
6. Ditingkat Anak Cabang dibentuk Satuan Koordinasi Rayon (SATKORYON) BANSER yang dipimpin oleh seorang Kepala Satkoryon diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor.
7. Ditingkat Ranting dibentuk Satuan Koordinasi Kelompok (SATKORPOK) BANSER yang dipimpin oleh seorang Kepala Satkorpok diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Ranting Gerakan pemuda Ansor.

8. Mekanisme pembentukan satuan koordinasi disemua tingkatan koordinasi diatur dalam pedoman pembentukan satuan koordinasi.

Pasal 9
Pola dan Mekanisme Koordinasi

1. Hubungan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor kepada Kepala Satkornas dan atau hubungan Ketua Gerakan Pernuda Ansor kepala dimasing-masing tingkatan bersifat instruktif dan hubungan sebaliknya bersifat konsultatif.
2. Hubungan Kepala Satkornas kepada ketua-ketua, sekretaris, dan Bendahara Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor bersifat koordinatif.
3. Hubungan Kepala kepada Wakil Kepala ditingkat masing-masing bersifat instruktif dan hubungan sebaliknya bersifat konsultatif.
4. Hubungan Wakil Kepala kepada para Asisten, Biro-biro, Satuan Pengawas dan Sekretaris serta antara komandan-komandan pasukan pada tingkatan masing-masing bersifat instruktif dan hubungan sebaliknya bersifat konsultatif.
5. Hubungan antar Asisten, antar Biro, antar Satuan Pengawas dan Sekretaris serta komandan pasukan pada masing-masing tingkatan bersifat koordinatif.
6. Hubungan Satkornas, Satkorwil, Satkorcab, Satkoryon dan Satkorpok bersifat instruktif dengan sepengetahuan ketua GP. Ansor di semua tingkatan masing-masing,

Pasal 10
Pimpinan dan Staf
1. Susunan Satkornas dan Satkorwil:

a. Satu Kepala
b. Satu Wakil Kepala
c. Asisten-Asisten:

1) Asisten Informasi dan Komunikasi (Asinfokom).
2) Asisten Kegiatan (Asgiat).
3) Asisten Administrasi dan Anggota (Asminang).
4) Asisten Perbekalan (Askal).
5) Asisten Perencanaan, Pendidikan dan Latihan (Asrendiklat).

6) Asisten Penelifian dan Pengembangan (Aslitbang).
7) Asisten Kerjasama (Asker).
8) Kepala Satuan Pengawas (Satpas)
9) Sekretaris/Sekretariat.

2. Susunan Satkorcab:

a. Satu Kepala
b. Satu Wakil Kepala
c. Biro-biro:

1) Biro Informasi dan Komunikasi
2) Biro Kegiatan (Rogiat).
3) Biro Administrasi dan Anggota (Rominang).
4) Biro Perbekalan (Rokal).
5) Biro Perencanaan, Pendidikan & Latihan (Rorendiklat).
6) Biro Penelitian dan Pengembangan (Rolitbang).
7) Biro Kerjasama (Roker).
8 Kepala Satuan Pengawas (Satpas)
9) Sekretaris/Sekretariat
Pembentukan unit-unit khusus disesuaikan dengan kebutuhan

3. Susunan Satkoryon dan Satkorpok

Menyesuaikan dengan susunan Satkorcab sesuai dengan kebutuhan dan jumlah anggota.

Pasal 11
Kualifikasi Kepala

1. Kepala BANSER dipilih dari unsur Ketua pengurus Harian Gerakan Pemuda Ansor yang membidangi kebanseran disemua tingkatan.
2. Kepala BANSER dipilih berdasarkan Rapat Harian Gerakan Pemuda Ansor disemua tingkatan.
3. Pernah mengikuti Diklatsar.

Pasal 12
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Kepala

1. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian kegiatan BANSER dengan wewenang komando sesuai dengan tugas dan fungsi BANSER
2. Membuat, merencanakan kegiatan secara umum (General Planning)
3. Melaksanaan penataan Organisasi secara umum (General Organizing)
4. Menentukan kebijaksanaan umum (General Policy)
5. Menentukan instruksi-instruksi umum (General lntruction)
6. Bersama dengan Wakil Kepala mengadakan pengawasan secara umum (General Supervisor).
7. Memberikan saran dan pandangan kepada Ketua GP. Ansor.
8. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada pimpinan GP. Ansor.

Pasal 13
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Wakil Kepala

1. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian kegiatan BANSER dengan wewenang komando dengan kebijakan Kepala.
2. Mewakili Kepala jikaKepala Berhalangan
3. Bersama-sama Kepala melaksanakan Tugas dan Tanggung jawabnya

4. Merinci dan membagi tugas para Staf sesuai dengan bidangnya masing-masing.
5. Memantau/mengawasi dan mendampingi sistem dan proses kerja yang dilaksanakan oleh Staf.
6. Memberikan saran dan pandangan kepada Kepala.
7. Menerima laporan secara periodik dari staf untuk dilanjutkan kepada Kepala.
8. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan pimpinan.

Pasal14
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Unsur Stat Pembantu Pimpinan (ASISTEN-ASISTEN)

Di Tingkat Satkornas dan Satkorwil

1. ASISTEN INFORMASI DAN KOMUNIKASI (ASINFOKOM)

a. Menyusun program kerja informasi dan komunikasi secara umum yang mencakup sassran manusia, material dan operasional
b. Melaksanakan penyimpanan rahasia satuan.
c. Melaksanakan fungsi penggalangan secara khusus baik pengamanan di dalam, maupun pengamanan di luar (Spealling Saving)
d. Membuat perencanaan pengamanan secara khusus baik pengamanan didalam maupun pengamanan di luar.
e. Mengoptimalisasikan dan melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap kinerja anggota.
f. Bersama-sama Satuan Pengawas memantau dan menindak setiap kegiatan yang menyimpang dari ketentuan satuan baik Intern maupun Ekstern.
g. Mendata potensi tirn informasi dan komunikasi disemua Cabang dan membentuk jaringan komunikasi cepat.
h. Mengadakan penyelidikan dan pemantauan tentang situasi dan kondisi baik kedalam maupun keluar tentang keadaan manusia maupun materiil.
i. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan satuan secara terperinci.
j. Memberikan saran-saran mengenai pengamanan kepada Kepala dan Wakil Kepala
k. Mengadakan pengawasan secara khusus dan terus menerus terhadap pekerjaan (kinerja) Asister dan Anggotanya serta melaporkan hasilnya kepada Wakil
l. Melaksanakan kajian dari hasil temuan kepengawasan dari berbagai peristiwa yang berdampak pada pelemahan organisasi berikut menyusun alternatif pemecahan untuk disampaikan kepada Kepala atau Wakil Kepala.
m. Menyusun perencanaan pengoperasian personil berikut wilayah kerjanya.
n. Memberikan saran-saran kepada Asisten lain.
o. Bertindak/ bersikap sebagai mata dan telinga Satuan.
p. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang terkait dengan Intelijen dan pengamanan satuan.
q. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Waki Kepala.

2. ANGGOTA ASISTEN INFORMASI DAN KOMUNIKASI

a. Membantu Asisten I dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Mewakili Asisten I apabila berhalangan.
c. Memberikan saran dan pandangan kepada Asisten I
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten I dan Kepada Wakil Kepala.

3. ASISTEN II KEGIATAN (ASGIAT)

a. Menyusun program kerja tentang pelaksanaan kegiatan yang bersifat operasional.
b. Melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Kepelatihan sebagaimana yang direncanakan oleh Rendiklat.
c. Menyusun rencana kebutuhan dan operasional personil pada setiap kegiatan Wilayah.
d. Mengadakan koordinasi antara staf/seksi tentang rencana pelaksanaan di lapangan.
e. Menyusun kegiatan umum dalam kaitannya dengan operasional personil.
f. Menentukan kebijakan-kebijakan khusus yang bersifat operasional.
g. Memberikan saran-saran yang bersifat operasional kepada Kepala.
h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Wakil Kepala.

4. ANGGOTA ASISTEN KEGIATAN

a. Membantu Asisten II dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Mewakili Asisten II apabila berhalangan.
c. Memberikan saran dan pandangan kepada Asisten II
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten II.

5. ASISTEN III ADMINISTRASI DAN KEANGGOTAN (ASMINANG)

a. Menyusun program kerja Administrasi dan pengembagan serta pembinaan anggota.
b. Merencanakan dan menyiapkan Anggota yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan
c. Mempersiapkan segala data yang diperlukan antara lain: Potensi Anggota tingkat ranting, Anak Cabang, Cabang dan Wilayah.
d. Memampangkan data potensi keanggotaan masing-masing Cabang di Sekretariat.
e. Mempersiapkan segala adminitrasi baik yang berkenaan dengan data-data Anggota maupun dokumentasi-dokumentasi penting lainnya.
f. Memberikan informasi mengenai keadaan Anggota yang terlibat dalam kegiatan operasional
g. Melaksanakan pembinaan yang mengacu pada peningkatan SDM anggota.
h. Melaporkan/mengkonsultasikan hal-hal yang bersifat adminitrasi kepada Kepala atau Wakil Kepala.
i. Melaksanakan kegiatan lain yang terkait dengan penataan, pengembangan administrasi dan Anggota.
j. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Wakil Kepala.

6. ANGGOTA ASISTEN ADMINISTRASI DAN KEANGGOTAAN

a. Membantu Asisten III dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Mewakili Asiten III apabila berhalangan.
c. Memberikan saran dan pandangan kepada Asisten III
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten III dan Kepada Wakil Kepala.

7. ASISTEN IV PERBEKALAN (ASBEK)

a. Menyusun Program yang terkait dengan pemenuhan perangkat lunak dan perangkat keras organisasi yang akan digunakan dalam kegiatan baik berupa alat-alat, makanan dan komikasi serta obat-obatan.
b. Menyusun dan merencanakan secara matang opersional dan distribusi masing-masing komponen.
c. Bekerja sama dengan Asisten lain tentang perencanaan dan pelaksanaan pemenuhan keperluan perbekalan.
d. Memberikan informasi tentang keadaan logistik kepada seksi-seksi lain.
e. Melaksanakan kegiatan lain yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan pemenuhan perbekalan satuan.
f. Memberikan saran dan pandangan kepada kepala.
g. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Wakil Kepala.

8. ANGGOT A ASISTEN PERBEKALAN

a. Membantu Asisten IV dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
b. Mewakili Asisten IV apabila berhalangan
c. Memberikan sarandan pandangan kepada Asisten IV
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten IV dan Kepada Wakil Kepala

9. ASISTEN V PENDIDIKAN DAN LATIHAN (ASRENDIKLAT)

a. Menyusun Program kegiatan jangka pendek dan jangka menengah untuk perencanaan pendidikan dan kepelatihan.
b. Menyusun petunjuk pelaksanaan Pendidikan dan Kepelatihan Banser dj semua tingkatan.
c. Menyusun kurikulum pendidikan dan Latihan meliputi:

1) Kurikulum ODiklatsar
2) Kurikulum Susbalan dan
3) Kurikulum Pendidikan Kejuruan dan Latihan Tambahan. sesuai dengan PO Banser.

d. Menyusun materi pre-test dan Post test sebagai pantauan keberhasilan masing- masing jenjang pendidikan dan kepelatihan.
e. Menyusun materi Pendidikan dan Kepelatihan mulai dari Diklatsar, Susbalan sampai Pendidikan kejuruan dan Latihan Tambahan.
f. Melakukan kepengawasan kesesuaian penyampaian ‘materi pendidikan dan latihan yang dilaksanakan oleh Cabang dan Tim yang ditunjuk oleh Satkorwil.
g. Merencanakan dan menyiapkan sertifikasi Pendidikan dan Kepelatihan tingkat Wilayah dan melaksanakan penataan pemberian sertifikasi tingkat Cabang.
h. Menyusun Laporan hasil kerja secara periodik:

1) Bulanan
2) Semester
3) T ahunan
4) Masa Hidmat

i. Melaksanakan kegiatan lain yang terkait dengan Rencana Pendidikan dan Latihan.
j. Memberikan saran, pendapat dan peliimbangan kepada Wakil Kepala Staf dan Kepala
k. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Wakil Kepala.
10. ANGGOTA ASISTEN V RENDIKLAT

a. Membantu Asisten V dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Mewakili Asisten V apabila berhalangan.
c. Memberikan saran dan pandangan kepada Asisten V.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten V dan Kepada Wakil Kepala

11. ASISTEN VI KERJASAMA (ASKER)

a. Menyusun program kerja jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang terkait dengan Kerjasama internal maupun Eksternal.
b. Mengatur dan mengembangkan hubungan Satkornas, Satkorwil dengan masyarakat yang meliputi bidang:

1) Peningkatan perekonomian
2) Peningkatan Sumberdaya Manusia dan
3) Pengembangan Organisasi

c. Melaksanakan pendekatan pada insan pers untuk komunikasi optimal eksistensi satkorwil dengan masyarakat.
d. Merencanakan Bhakti Sosial.
e. Melaksanakan kerjasama dengan Organisasi kepemudaan lain untuk pengembangan Banser.
f. Melaksanakan kegiatan lain yang terkait dengan kerjasama organisasi.
g. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada Wakil Kepala dan Kepala.
h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten V dan Kepada Wakil Kepala

12. ANGGOT A ASISTEN VI KERJASAMA

a. Membantu Asisten VI dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Mewakili Asisten VI apabila berhalangan.
c. Memberikan saran dan pandangan kepada Asisten VI.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten VI dan Kepada Wakil Kepala

13. ASISTEN VII PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (ASLITBANG)

a. Menyusun program kerja yang terkait dengan Pengkajian, penelitian dan pengembangan organisasi
b. Mengembangkan hubungan Satuan banser disemua tingkatan pengkajian yang ada di masyarakat dan pemerintah misalnya:

1) Balitbangda;
2) Badan pengkajian perkembangan perekonomian;
3) Pusat Penelitian dan Pengkajian Depdiknas, dll.

c. Menyusun konsep penataan organisasi Banser
d. Merencanakan dan melaksanakan Seminar
e. Mencari alternatif terobosan pengembangan personil baik yang terkait dengan pengembangan SDM maupun pemberdayaan perekonomian.
f. Melaksanakan kegiatan lain yang terkait dg Penelitian dan Pengembangan.
g. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada Kepala Staf atau Komandan.
h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Wakil Kepala
14. ANGGOTA ASISTEN VII LlTBANG

a. Membantu Asisten VII dalam menjalankan tug as dan tanggung jawabnya.
b. Mewakili Asisten VII apabila berhalangan.
c. Memberikan saran dan pandangan kepada Asisten VII.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten VII dan Kepada Wakil Kepala

Pasal 15
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab BIRO-BIRO Di Tingkat Satkorcab, Satkoryon, Satkorpok


1. Biro Informasi dan Komunikasi (Ro-infokom), disesuaikan dengan tugas, wewenang dan tanggungjawab Asinfokom.
2. Biro Kegiatan (Ro-Giat), disesuaikan dengan tugas, wewenang dan tanggungjawab As-Giat.
3. Biro Perbekalan (Ro-Kal)), disesuaikan dengan tugas, wewenang Dan tanggungjawab As-Kal.
4. Biro Administrasi dan Anggota (Ro-Adminag) disesuaikan dengan tugas, wewenang dan Tanggungjawab As-Adminag.
5. Biro Perencanaan, Pendidikan dan Latihan (Ro-Rendiklat), disesuaikan dengan tugas, wewenang dantanggung jawab As-Rendiklat.
6. Biro Kerjasama (Ro-Ker), disesuaikan dengan tugas, wewenang dan tanggungjawab As-Ker
7. Biro Penelitian dan Pengembangan (Ro-Litbang), disesuaikan dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab As-Litbang.

Pasal 16
Tugas, Wewenang dan Tanggung jawab Satuan Pengawas

A. KEPALA SATUAN PENGAWAS
1. Menyusun program kerja yang terkait dengan pengawasn dan penegakan disiplin dalam satuan dan operasional di lapangan.
2. Melaksananakan dan menciptakan suasana kekeluargaan dalam satuan.
3. Melalui koordinasi dengan Asisten III Asminang melaksanakan penataan dan penyusunan aturan tata tertib anggota.
4. Melaksanakan pernantauan terhadap pelaksanaan aturan dan tata tertib.
5. Melaksanakan penindakan terhadap pelanggaran kedisiplinan anggota.
6. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam melaksanakan pengamanan.
7. Membentuk kelompok-kelompok satuan pengawas dalam kegiatan kegiatan di lingkungan satuan.
8. Menjadi contoh dalam pelaksanaan kedisiplinan.
9. Melaksanakan kegiatan lain yang terkait dg ketertiban dan penindakan.
10. Menyampaikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada Wakil Kepala dan I
11. Dalam Operasional lapangan bertanggungjawah kepada Asisten Operasi dan Asisten Intelpam dalam satuan bertanggungjawab kepada Wakil Kepala

B. WAKIL KEPALA SATUAN PENGAWAS

1. Membantu Kepala SatuanPengawas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Mewakili Kepala bila berhalangan.
3. Memberikan saran dan pandangan kepada Kepala Satuan Pengawas.
4. Bertanggung jawab penuh kepada Kepala Satuan Pengawas

Pasal 17
Sekretariat I Markas


A. SEKRETARIS/SEKRETARIA T

1. Menyusun program yang terkait dengan pemenuhan, perawatan dan penambahan sarana dan prasarana sekretariat.
2. Bertanggung jawab terhadap keamanan, keindahan dan kebersihan sekretariat.
3. Bertanggung jawab terhadap keluar masuknya barang, alat dan perlengkapan Satuan.
4. Bersama dengan Kepala Satuan Pengawas bertanggungjawab terhadap kedisiplinan didalam satuan.
5. Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya Peraturan Dinas Dalam didalam Sekretariat.
6. Menyusun Jadwal Piket Satuan.
7. Menyampaikan saran, pertimbangan kepada Kepala yang terkait dengan Kesekretariatan.
8. Bertanggung Jawawab langsung kepada Wakil Kepala dan Kepala.

B. WAKIL KEPALA SEKRETARIAT MARKAS

1. Membantu Sekretaris/Sekretariat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Mewaklli Sekretaris/Sekretariat apabila berhalangan.
3. Memberikan saran dan pandangan kepada Sekretaris.
4. Bersama dengan Wakil I Kepala Pengawasan merencanakan pelaksanaan peraturan urusan dinas dalam.
5. Bertanggung jawab penuh kepada Sekretaris dan Wakil Kepala.

Pasal 18
Pakaian Seragam

Corak, desain dan atribut-atribut lain yang dilengkapi pakaian seragam Banser ditentukan pada penjabaran organisasi Banser.

Pasal 19
Sumber Dana

1. Sumber dana untuk keperluan kegiatan Banser dibebankan kepada Gerakan Pemuda Ansor
2. Dapat mengupayakan sumber-sumber dana melalui usaha-usaha yang legal dan dapat dipertanggungjawabkan guna membiayai operasional Satuan Banser
3. Sumber-sumter lailn yang tidak mengikat.

Pasal 20
Sanksi


1. Setiap anggota Banser yang melanggar PD/PRT Gerakan Pemuda Ansor dan Peraturan organisasi Banser akan dikenai sanksi berupa: Teguran, Peringatan dan Pemecatan.
2. Mekanisrne pemberian sanksi diatur dalarn peraturan Disiplin Anggota Banser.

Pasal 21
Penutup


1. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan organisasi Banser ini akan diatur kemudian oleh Pimpinan Pusat melalui peraturan tambahan atau instruksi Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor.
2. Peraturan organisasi Banser ini dinyatakan berlaku sejak tanggal ditetapkan.

KONPERENSI BESAR XIV GERAKAN PEMUDA ANSOR T AHUN 2002

Pimpinan Sidang Komisi Kebanseran

KETUA , Sekretaris

ttd ttd

SLAMET RIYADI MUSLIM MUSTADJAB

Retype: Hernoe R

PENJABARAN PERATURAN ORGANIASI
BARISAN ANSOR SERBAGUNA
(BANSER)


Dalam mengikuti perkembangan organisasi yang ada, berdasar dari Temu Wicara Nasional Banser dipandang perlu melaksanakan penetapan dan penyempurnaan bidang organisasi yang meliputi status, struktur organisasi, Pakaian seragam banser, Administrasi, kode Etik dan T ata Upacara Banser.

A. STATUS BANSER

1. Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) adalah lembaga semi otonom dari Gerakan Pemuda Ansor
2. Pengertian pada butir (1) diatas, Banser tidak pernah lepas sama sekali dari GP Ansor dan secara struktural dibawah koordinasi Ketua Umum ditingkat pusat dan Ketua- Ketua pada masing-masing tingkatan di bawahnya.

B. STUKTUR ORGANISASI

1. Stuktur organisasi sebagaimana diatur pada pasal 7-9 (PO Banser) dijabarkan dalam bagian sebagaimana terlampir.
2. Pola hubungan instruktif dan Koordinatif dan Konsultatif baik secara vertukal maupun horizontal diseluruh satuan koordinasi melalui Pimpinan GP ansor di masing-masing tingkatan.

C. PAKAJAN SERAGAM

1. Pakaian segaram Banser adalah:
a. Pakaian Dinas Harian (PDH)
b. Pakaian Dinas Lapangan (PDL)
2. Potongan dan model baju untuk PDH sesuai dengan petunjuk dari Pimpinan Pusat GP Ansor (Lihat ketentuan atribut Banser dan contoh terlampir).
3. Potongan dan model baju untuk PDH adalah loreng lengan panjang, seperti potongan dan model PDL TNI dengan corak dan paduan empat (4) warna: hijau, cokelat., hitam dan merah hati, sesuai hasil keputusan Konferensi Besar XII yang diperkuat pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) tahun 1998
4. Bentuk Badge sesuai dengan petunjuk Pimpinan pusat Gerakan Pemuda Ansor, emblem (logo) untuk baret dipasang pada bagian depan sebelah kiri. (Iihat ketentuan atribut Banser dan contoh terlampir).
5. Tali Komando dipakai melingkar bahu sebelah kanan dengan ketentuan
a. Tali Komando untuk Kepala dan Wakil Kepala berwarna merah
b. Tali Komando untuk Staff berwarna biru .
c. Tali Komando untuk Satuan Pengawasn Pengawasan berwarna putih
6. Tanda jabatan bagi Kepala (Satkornas, Satkbrwil, Satkorcab, Satkoryon dan Satkorpok) dipakai pad a saku – baju luar sebelah kanan, bentuk dan macamnya ditetapkan lebih lanjut oleh satkornas Banser PP GP Ansor.
7. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) dipakai di dada sebelah kiri mulai dari saku sampai keatas sesuai dengan ketentuan. Bentuk dan macamnya ditetapkan lebih lanjut oleh Satkornas Banser PP GP Ansor.
8. Ketentuan PDH sebagai berikut:

a. Terbuat dari bahan katun jenis driil SC 088 sesuai dengan warna seragam hijau POL Brimob.
b. Bentuk PDH:
1) Bentuk Kragh/Leher terbuka.
2) Lengan pendek dengan menggunakan plat pundak kanan dan kiri.
3) Dua saku (kiri dan kanan) di baju, pakai tutup.
4) Menggunakan ped muts (kopiah Banser) warna hitam dengan listkuning dan atas hijau.
5) Di dada kanan dipasang nama yang bersangkutan ditulis pada label nama (papan nama) warna dasar hitam dengan tulisan putih yang dilengkapi logo Banser sebelum tulisan nama.
6) Di lengan sebelah kanan dipasang bedge (Satkornas, Satkorwil,Satkorcab, Satkoryon dan Satkorpok).
7) Di lengan sebelah kiri dipasang kode wilayah.

c. PDH digunakan pada kegiatan-kegiatan:
1) Aktivitas sehari-hari di Kantor/ruangan.
2) Menghadiri undangan kegiatan yang dilaksanakan di dalam ruangan.

d. PDL digunakan pada kegiatan
1) Semua kegiatan resmi lapangan
2) Tugas-tugas pengamanan, baik ruangan maupun dilapangan

9. Ketentuan PDL I sebagai berikut:

a. Terbuat dari bahan katun jenis drill SC088 dengan warna hijau Brimob.
b. Bentuk PDL:
1) Bentuk pakaian model Bromob lengan panjang.
2) Di pundak menggunakan plat pendek
3) Baju memakai dua saku (kanan dan kiri), pakai tutup
4) Menggunakan baret/topi lapangan.
5) Di dada kanan dipasang nama yang bersangkutan, ditulis pada kain dengan warna dasar kuning dan tulisan merah.
6) Di lengan sebelah kanan dipasang bedge Banser, dan diatasnya tanda kesatuan (Satkornas, Satkorwil, Satkorcab, Satkoryon, Satkorpok)
7) Di lengan sebelah kanan dipasang kode wilayah.
8) Baju dimasukkan dalam celana dan kopel rim masuk pada kolong ikat celana

10. Ketentuan PDL-II sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan yang memadai dan layak dengan warna loreng Banser .
b. Bentuk PDL:
1) Bentuk pakaian model TNI lengan panjang.
2) Di bahu menggunakan plat pendek
3) Baju memakai dua saku (kanan dan kiri), pakai tutup
4) Menggunakan baret/topi lapangan.
5) Di dada kanan dipasang nama yang bersangkutan, ditulis pada kain dengan warna dasar kuning dan tulisan merah.
6) Di lengan sebelah kanan dipasang bedge Banser, dan diatasnya tanda kesatuan (Satkornas, Satkorwil, Satkorcab, Satkoryon, Satkorpok)
7) Di lengan sebelah kanan dipasang kode wilayah.

11. Menggunakan Baret
Baret hanya digunakan oleh Anggota Banser yang telah lulus mengikuti Pendidikan dan Latihan Oasar (DIKLA TSAR) Banser sampai dengan upacara pembaretan.
D. ADMINISTRASI

Karena status Banser semi otonom/sub ordinat dari GP Ansor maka peraturcm administrasi Banser diserahkan kepada satuan koordinasi Banser itu sendiri.

Untuk keseragaman administrasi Banser, maka dalam pelaksanaan kegiatan menggunakan stempel dan surat terpisah dengan GP Ansor sebagai berikut:

1. Surat intern Banser ditiap-tiap tingkatan, cukup di tanda tangani Komandan dengan tembusan ke Pimpinan GP ansor sebagai laporan pada masing-masing tingkatan.
2. Surat ekstrenal keluar lingkungan GP Ansor di tandatangani Komandan Banser diketahui oleh Pimpinan GP Ansor di tiap-tiap tingkatan.
3. Bentuk kop surat dan stempel sebagaimana ketentuan atribut dan contoh terlampir.
4. Bentuk dan penomoran surat di lingkungan Banser mengikuti bentuk dan penomoran sebagaimana GP Ansor Termasuk didalamnya kode stempel. Untuk kelengkapan Administrasi Banser maka setiap jenjang kepengurusan Banser harus di lengkapi:
a. Kop surat
b. Stempel
c. Papan nama
d. Sekretariat
e. Kelangkapan Administrasi lainnya

E. KODE ETIK DAN DOKTRIN

1. Kode etik banser adalah kode etik kader GP Ansor
2. Doktrin Banser adalah Ooktrin GP Ansor
3. Ikrar/Janji Banser adalah Nawa Prasetya GP Ansor

F. NAWA PRASETYA BANSER

1. Kami Barisan Ansor Serbaguna, bertaqwakepada Allah SWT.
2. Kami Barisan Ansor Serbaguna, setia kepada Pancasila dan UUO 1945.
3. Kami Barisan Ansor Serbaguna, memegang teguh cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
4. Kami Barisan Ansor Serbaguna, taat dan ta’dhim kepada khittah NU 1926.
5. Kami Barisan Ansor Serbaguna, setia dan berani membela kebenaran dalam wadah perjuangan Ansor, demi terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia.
6. Kami Barisan Ansor Serbaguna, peduli terhadap nasib umat manusia tanpa memandang suku, bangsa, agama dan golongan.
7. Kami Barisan Ansor Serbaguna, menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kebenaran keadilan dan demokra1
8. Kami Barisan Ansor Serbaguna, siap mengorbankan seluruh jiwa, raga dan harta demi mencapai Ridho Allah
9. Kami Barisan Ansor Serbaguna, senantiasa siap siaga membela kehormatan dan martabat bangsa dan Negara Republik Indonesia.

G. PERILAKU BANSER

1. Bertaqwa kepada Allah SWT dan mengamalkan ajaran Islam Ahlusunnah Wal Jamaah.
2. Berperilaku jujur, disiplin dan bertanggungjawab.
3. Siap melaksanakan tugas dengan iklas penuh pengabdian.
4. Bersikap hormat kepada sesama dan taat kepada Pimpinan.

H. BAI’ AT BANSER

Bismillahirrohmanirrohiim,
Asyhadu Anllaa illaaha IIlaliah wa Asyhadu ann a Muharnmadar Rasulullah.
Dengan ihlas dan bertaqwa kepada Allah SWT. saya berbai’at:
1. Senantiasa akan menjalankan kewajiban terhadap Allah SWT dan Rosulnya
2. Senantiasa tampa pamrih mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila serta UUD 1945 secara murni dan konsekwen.
3. Senantiasa berjuang mengembangkan ajaran Islam Ahlusunnah Wal Jamaah.
4. Senantiasa setia menjalankan tugas-tugas organisasi GP Ansor secara Ikhlas, konsekwen dan bertanggung jawab.
5. Senantiasa tunduk dan patuh kepada pimpinan serta memegang teguh disiplin.