Senin, 15 November 2010

Sosialisasi Rosm Utsmaniy di Jati Kudus




SEJARAH AL QUR’AN ROSM USTMANIY


Al Qur’an adalah satu-satunya kitab yang paing utama dan mulia. Isinya selalu up to date dan relevan di segala zaman. Tulisan dan bacaan masih autentik.

Al Qur’an di masa Nabi Muhammad SAW sudah dikodifikasikan, Nabi Selalu menyuruh menulis segera, setellah wahyu turun. Penulis wahyu Nabi kurang lebih 43 orang.
Kala itu Al Qur’an ditulis di pelepah kurma, batu putih, kulit binatang, tulang dan lain sebagainya.

Ketika Sayidina Abu Bakar memimpin, kholifah Abu Bakar membentuk Tim yang di ketuai oeh Sayyidina Zaid bin Tsabit, yang hasilnya disebut mushhaf.Sesudah Sayyidina Abu BAkar wafat , mushhaf disimpan oleh Sayyidina Umar. Setelah sayyidina Umar wafat, mushhaf disimpan oleh putrinya Chafsoh (Ummil Mukminin)

Al Qur’an di masa Sayyidina Utsman bin Affan

Ketika terjadi peperangan dikawasan Armenia dan Azzerbaijan (Unisoviet) tahun 25 H, ada prajurit dari Irak dan dari Syiria yang berselisih dalam membaca Al Qur’an, yang masing-masing mengklaim bahwa bacaannya yang paling benar.
Perselisihan ini terdengar oleh Sayyidina Utsman, lalu beliau ingin mempersatukan Al Qur’an atas laporan dan usulan Sayyidina Hudzaifah. Sayyidina Utsman menyuruh menulis ulang dengan membentuk tim yang diketuai oeh Zaid bin Tsabit. Hasill itulah yang dinamakan ROSM UTSMANIY.

Menurut bahasa Rosm artinya Tulisan, bekas, peninggalan. Sedangkan Utsmaniy adalah nisbat dari sahabat Utsman.
Menurut istilah Al Qur’an Rosm Utsmaniy adalah tulisan mushhaf yang sesuai dengan tulisan yang ditulis pada zaman kholifah Utsman.
Spesifikasi dan karakteristik Al Qur’an Rosm Utsmaniy berupa bentuk huruuf yang tanpa titik dan syakal. Dahulu tulisannya menggunakan khot Kufi.

Jumlah mushhaf yang di tulis

Menurut riwayat yang mashur, Al Qur’an tersebut di tulils 4 buah, yang dikirim ke Bashroh, Kufah, Syam (Syiria) dan Madinah. Ada juga yang mengatakan sampai 8 yaitu ditambah Makkah, Bahroin, Yaman dan untuk Sayyidina Utsman sendiri.
Setiap pengiriman disertai dengan delegasi sebagai muqri’nya. Amir bin Qois ke Basroh, Abdurrahman Assuamiy ke Kuffah, Mughiroh bin Syihab ke Syam, Zaid bin tsabit ke Madinah, Abduah bin sa’ib ke Makkah, adapun yang ke Bahroin dan Yaman tidak ada keterangan yang jelas. Tulisan Al Qur’an seain ini disuruh membakar.

Perkembangan Al Qur’an

Pada masa Mu’awiyyah (44-53H), Ziyad wali Basroh memerintah kepada Abu Aswad Addu’ai (W 69 H) untuk menyuususn qoidah yang bisa memperbaiki kesalahan kalam arab dan pembacaan Al Qur’an. Pada akhirnya beiau memberi syaka pada akhir kaimah yang berupa titik.
Pada massa Abdul Malik bin Mawan(W 86) memerintah Hajjaj bin Yususf penguasa Irak supaya jangan sampai perubahan bahasa arab menjalar ke Al Qur’an.
Pada masa Daulah Abbasiyah Imam Khollil bin Ahmad (w 170H) meyempurnakan dan memperbaiki syaka yang telah ada serta ada tambahan penyempurnaan dari uama’ yang lain.
.......................................................................................

Tulisan tersebuut bersumber dari KH. Ulil Albab Arwani, saat musyafahah TPQ-TPQ se kecamatan Jati di TPQ Nurul Ishlah Loram Wetan. Pada Tangga 12 November 2010 hari Jum’at.

Tulisan ini ditulis ulang oleh Abu Nayya ”lebahindah” Ta’in Salwa, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

salam persahabatan