BULETIN NU, ANSOR, IPNU-IPPNU JATI KUDUS
Sudah berapa kali NU dan Banomnya membuat kertas bacaan/buletin? Dan berapa kali gagal survaiv? Pertanyaan yang semestinya dijawab dengan semangat untuk tidak mau gagal dan gagal lagi.
Untuk NU Kudus KH Chusnan, dengan Tabloid BUMInya, mari belajar dengan pengalaman kemarin, jangan sampai An nashr jilid kedua terulang lagi. Tidak kuat dengan terbitan yang ke 4.
Untuk Ansor Jati, Sahabatku tercinta Bang Muhtamat, tolong dikawal dengan baik buletin El Fata yang baru ini. Jangan hanya ingin memaksakan sebuah ego program kerja, tetapi tidak memikirkan kehidupan buletin itu. Kata Bang Munir, jangan sampai buletin ini menjadi Mbuletin Ansor sendiri terutama mbuletin warga NU Jati Kudus.
Untuk IPNU-IPPNU Jati Kudus, rekan tercintaku, Saeful Huda dan Rekanita O’im Khusnul Khotimah, kemana Expresi? Kemana kader alumni pelatihan jurnalistik kemarin? Ayo jangan membunuh mereka dengan cuek or antipati terhadapnya.
Kritikan untuk kemajuan wong NU adalah wong NU kurang suka dengan budaya membaca. Apalagi menulis, jauh dari harapan. Mari kita tingkatkan budaya membaca dan menulis di lingkungan kecil kita dulu, yaitu keluarga.
Tulisan ini hanya sebagai dorongan agar kedepan kita semua yang merasa memiliki NU dapat dengan baik meningkatkan budaya baca dan tulis itu. Mari berubah untuk lebih baik. Don’t give up. Keep Your smile.
Salam perubahan.
Bagaimana dengan anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
salam persahabatan