Senin, 27 September 2010

NU Menyambut Syawal 1431 H

Bismillahirrahmanirrahim

Puasa Ramadhan adalah sarana untuk mencapai ketakwaan dan merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk mencapai jiwa yang fitri. Kesempatan ini hendaklah digunakan sebaik-baiknya untuk melaksanakan amal ibadah. Selanjutnya untuk menyongsong hadirnya Idul Fitri yang penuh berkah ini hendaklah warga NU:

1. Meningkatkan tali silaturrahim dengan mengunjungi sanak saudara, sahabat dan keluarga agar tercipta kehidupan rukun dan dan damai, sebagai sarana untuk menciptakan masyarakat kekeluargaan. Langkah ini penting untuk mengatasi semangat individualisme yang telah mengarah pada disintegrasi sosial.

2. Menjalankan pola hidup sederhana agar bisa menolong saudara yang lain yang kurang beruntung yang kebetulan jumlahnya sangat banyak, yang sangat membutuhkan solidaritas dan santunan. Sesuai dengan pandangan agama bahwa hakekat Idul Fitri bukan ditandai dengan sarana serba baru, tetapi ditandai dengan meningkatnya ketakwaan.

3. Dalam merayakan Idul Fitri hendaklah tetap menjaga ketertiban dan bertenggang rasa dalam setiap perbedaan agar tercipta persaudaraan sesama muslim (ukhuwah Islamiyah) dan persaudaraan sebangsa dan setanah air (ukhuwah wathoniyah), sehingga integrasi nasional tetap kokoh dan negeri ini tetap aman menghadapi ancaman apapun.

Taushiyah ini didasari dari kenyataan di tengah masyarakat yang masih memerlukan bimbingan dalam kelaksanakan Lebaran, agar tidak terjerumus dalam pola hidup isyrof (berfoya-foya), sementara agama terus menganjurkan agar kaum muslimin selalu bersikap zuhud. Demikian sampaikan, dengan harapan bisa diamalkan dengan sungguh-sungguh.

Jakarta, 30 Ramadhan 1431 H / 9 September 2010 M

KH Said Aqil Siradj
Ketua Umum PBNU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

salam persahabatan