Analisis Pengubahan Tingkah Laku
dalam Teori Rasional Emotif (TE)
oleh : Tain Abu Nayya
Mahasiswa BK FKIP UMK angkatan 2013
A.
Pandangan RE
Tentang Sifat Manusia
Rangkuman pandangan Rasional Emotif (RE)
tentang manusia adalah sebagai berikut :
Neurosis, yang
didefinisikan sebagai “ berfikir dan bertingkah laku irasional “, adalah
sesuatu keadaan alami yang pada taraf tertentu menimpa kita semua. Keadaan ini
berakar dalam pada kenyataan bahwa kita adalah manusia dan hidup dengan
manusia-manusia lain dalam masyarakat.
Psikopatologi pada
mulanya dipelajari dan diperhebat oleh timbunan keyakinan-keyakinan irasional
yang berasal dari orang-orang yang berpengaruh pada masa kanak-kanak.
Emosi-emosi adalah
produk pemikiran manusia. Jika kita berfikir buruk tentang sesuatu, maka kita
pun akan merasakan sesuatu itu sebagai hal yang buruk.
RE menekankan bahwa
menyalahkan adalah inti sebagian besar gangguan emosional. Oleh karena itu,
jika kita ingin menyembuhkan orang yang neurotik atau psikotik, kita harus
menghentikan peyalahan diri dan penyalahan terhadap orang lain yang ada pada
orang tersebut.
RE berhipotesis bahwa
karena kita tumbuh dalam masyarakat, kita cenderung menjadi korban dari gagasan-gagasan yang keliru. Beberapa gagasan
irasional yang menonjol yang terus-menerus diinternalisasi dan tanpa dapat
dihindari mengakibatkan kekalahan diri. Ellis berpendapat sebagai berikut :
a)
Gagasan
bahwa sangat perlu bagi orang dewasa untuk dicintai atau disetujui oleh setiap
orang yang berarti dimasyarakatnya;
b)
Gagasan
bahwa seseorang harus benar-benar kompeten,layak, dan berprestasi dalam segala
hal;
c)
Gagasan bahwa orang-orang tertentu buruk, keji, atau jahat dan
harus dikutuk dan dihuk um
atas kejahatannya;
d)
Gagasan
bahwa lebih mudah menghindari dari pada menghadapi kesulitan-kesulitan hidup dan tanggung
jawab pribadi;
e)
Gagasan
bahwa merupakan bencana yang mengerikan apabila hal-hal menjadi tidak seperti
yang diharapkan;
f)
Gagasan
bahwa ketidakbahagiaan manusia terjadi oleh penyebab-penyebab dari luar dan
bahwa orang-orang hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki kemampuan untuk
mengendalikan kesusahan-kesusahan dan gangguannya;
g)
Gagasan
bahwa masa lampau adalah determinan yang terpenting dari tingkah laku seseorang
sekarang dan bahwa karena dulu sesuatu pernah mempengaruhi kehidupan seseorang.
B.
Teori
Kepribadian Menurut RE
Tokoh
RE
Pelopor dan sekaligus
promotor utama corak konseling ini adalah Albert Ellis, menurut pengakuan Ellis
sendiri, corak RE berasal dari aliran pendekatan kognitif behavioristik.
Menurut Ellis (dalam Latipun, 2001 : 92) berpandangan bahwa RE merupakan terapi
yang sangat komprehensif, yang menangani masalah-masalah yang berhubungan
dengan emosi, kognisi, dan perilaku.
Albert
Ellis dilahirkan pada tahun 1930 di Pittsburk dan kemudian menetap di New York
sejak umur empat tahun. Semasa kanak-kanak beliau telah sembilan kali
dimasukkan ke hospital karena nephiritis
dan seterusnya mendapat penyakit renal glycosuria
pada umur 19 tahun dan kencing manis pada umur 40 tahun. Walaupun begitu beliau
menikmati kehidupan yang aktif karena beliau berfikiran positif terhadap masalah kesehatannya dan senantiasa
menjaganya. Menyadari beliau boleh mengkonseling orang dengan baik dan gembira
melakukannya, beliau mengambil keputusan untuk menjadi ahli psikologi. Selepas
delapan tahun tamat belajar, beliau memasuki program psikologi klinikal di
Maktab Perguruan Columbia. Beliau mulai menjalankan konseling perkawinan,
konseling keluarga dan terapi seks. Ellis percaya psikoanalisis adalah
membentuk psikoterapi yang mendalam. Beliau telah dilatih dalam psikoterapi di
Sekolah Karen Horney. Dari tahun 1947 hingga 1953 beliau memperaktikan analisis
klasik dan psikoterapi berorientasikan analisis.
Selepas
membuat kesimpulan bahan psikoanalisis adalah bentuk rawatan yang tidak
saintifik dan superficikal, beliau coba mengkaji beberapa sistem yang lain.
Pada awal 1955 beliau mengabungkan
terapi humanistik, falsafah dan tingkah laku untuk membentuk terapi
rasional-emotif (yang sekarang dikenal sebagai terapi rasional emotif
tingkahlaku). Ellis dikenal sebagai bapak teori RET. Ellis telah membina teori
berasaskan kepada kognitif tapi selepas itu beliau telah meluaskan asas
teorinya yang memasukkan konsep tingkah laku dan emosi. Teori ini adalah satu
usaha yang konsisten untuk memperkenalkan pendekatan pemikiran logika dan
proses kognitif di dalam konseling. Ellis percaya bahwa manusia mempunyai
pemikiran dan kepercayaan yang tidak rasional perkara ini lah yang selalu
menyebabkan gangguan emosi.
Rasional
emotive adalah teori yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya.
Manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek-objek yang
dihadapinya. Manusia adalah makhluk berbuat dan berkembang dan merupakan
individu dalam satu kesatuan yang berarti manusia bebas berpikir, bernafas, dan
berkehendak.
Teori
Kepribadian RE / Konsep Dasar RE
Menurut Albert Ellis,
manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional.
Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional
manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten.
Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional
individu itu menjadi tidak efektif.
Reaksi emosional seseorang sebagian besar
disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak
disadari. Hambatan psikologis atau emosional tersebut merupakan akibat dari
cara berpikir yang tidak logis dan irasional, yang mana emosi yang menyertai
individu dalam berpikir penuh dengan prasangka, sangat personal, dan irasional.
Berpikir
irasional ini diawali dengan belajar secara tidak logis yang biasanya diperoleh
dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan
tercermin dari kata-kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak logis menunjukkan
cara berpikir yang salah dan kata-kata yang tepat menunjukkan cara berpikir
yang tepat. Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan
dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal
sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.
C.
Teori
A-B-C Tentang Kepribadian
Pandangan pendekatan rasional emotif tentang
kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga
pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief
(B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal
dengan konsep atau teori ABC.
- Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.
- Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
- Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
Selain itu, Ellis juga
menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus melawan (Dispute; D) keyakinan-keyakinan
irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (Effects; E) psikologis positif dari keyakinan-keyakinan yang
rasional.
Sebagai contoh, “orang
depresi merasa sedih dan kesepian karena dia keliru berpikir bahwa dirinya
tidak pantas dan merasa tersingkir”. Padahal, penampilan orang depresi
sama saja dengan orang yang tidak mengalami depresi. Jadi, Tugas seorang
terapis bukanlah menyerang perasaan sedih dan kesepian yang dialami orang
depresi, melainkan menyerang keyakinan mereka yang negatif
terhadap diri sendiri.
Walaupun tidak terlalu
penting bagi seorang terapis mengetahui titik utama keyakinan-keyakinan
irasional tadi, namun dia harus mengerti bahwa keyakinan tersebut adalah hasil
“pengondisian filosofis”, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang muncul secara
otomatis, persis seperti kebiasaan kita yang langsung mengangkat dan menjawab
telepon setelah mendengarnya berdering.
D.
Asumsi
Tingkah Laku Bermasalah
Dalam
perspektif pendekatan RE tingkah laku bermasalah adalah merupakan tingkah laku
yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional.
1.
Ciri-ciri berpikir irasional :
a)
Tidak
dapat dibuktikan;
b)
Menimbulkan
perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya tidak
perlu;
c)
Menghalangi
individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif.
2.
Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional :
a)
Individu
tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara kenyatan dan
imajinasi;
b)
Individu
tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain;
c)
Orang
tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang diajarkan
kepada individu melalui berbagai media.
3.
Indikator keyakinan irasional :
a. Manusia hidup dalam masyarakat
adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang
dikerjakan;
b. Banyak orang dalam kehidupan
masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam sehingga mereka patut
dicurigai, disalahkan, dan dihukum;
c. Kehidupan manusia senantiasa
dihadapkan kepada berbagai malapetaka, bencana yang dahsyat, mengerikan,
menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya;
d. Lebih mudah untuk menjauhi
kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada berusaha untuk mengahadapi dan
menanganinya;
e. Penderitaan emosional dari seseorang
muncul dari tekanan eksternal dan bahwa individu hanya mempunyai kemampuan
sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional tersebut;
f. Pengalaman masa lalu memberikan
pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu dan menentukan perasaan dan
tingkah laku individu pada saat sekarang;
g. Untuk mencapai derajat yang tinggi
dalam hidupnya dan untuk merasakan sesuatu yang menyenangkan memerlukan
kekuatan supranatural; dan
h. Nilai diri sebagai manusia dan
penerimaan orang lain terhadap diri tergantung dari kebaikan penampilan
individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. 1999. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
http://www.scribd.com/doc/76026377/Model-Model-Konseling-Rasional-Emotif-Terapi.
http://titah8221.blogspot.com/2011/10/bimbingan-dan-konseling-rational.html
tggl 12-10-2012 jam 17;09.