Minggu, 29 Maret 2015

Analisis Pengubahan Tingkah Laku dalam Rasional Emotif



Analisis Pengubahan Tingkah Laku dalam Teori Rasional Emotif (TE)
oleh : Tain Abu Nayya
Mahasiswa BK FKIP UMK angkatan 2013
 
A.    Pandangan RE Tentang Sifat Manusia

Rangkuman pandangan  Rasional Emotif (RE) tentang manusia adalah sebagai berikut :
Neurosis, yang didefinisikan sebagai “ berfikir dan bertingkah laku irasional “, adalah sesuatu keadaan alami yang pada taraf tertentu menimpa kita semua. Keadaan ini berakar dalam pada kenyataan bahwa kita adalah manusia dan hidup dengan manusia-manusia lain dalam masyarakat.
Psikopatologi pada mulanya dipelajari dan diperhebat oleh timbunan keyakinan-keyakinan irasional yang berasal dari orang-orang yang berpengaruh pada masa kanak-kanak.
Emosi-emosi adalah produk pemikiran manusia. Jika kita berfikir buruk tentang sesuatu, maka kita pun akan merasakan sesuatu itu sebagai hal yang buruk.
RE menekankan bahwa menyalahkan adalah inti sebagian besar gangguan emosional. Oleh karena itu, jika kita ingin menyembuhkan orang yang neurotik atau psikotik, kita harus menghentikan peyalahan diri dan penyalahan terhadap orang lain yang ada pada orang tersebut.
RE berhipotesis bahwa karena kita tumbuh dalam masyarakat, kita cenderung menjadi korban dari gagasan-gagasan yang keliru. Beberapa gagasan irasional yang menonjol yang terus-menerus diinternalisasi dan tanpa dapat dihindari mengakibatkan kekalahan diri. Ellis berpendapat sebagai berikut :
a)      Gagasan bahwa sangat perlu bagi orang dewasa untuk dicintai atau disetujui oleh setiap orang yang berarti dimasyarakatnya;
b)      Gagasan bahwa seseorang harus benar-benar kompeten,layak, dan berprestasi dalam segala hal;
c)      Gagasan bahwa orang-orang tertentu buruk, keji, atau jahat dan harus dikutuk dan dihuk um atas kejahatannya;
d)     Gagasan bahwa lebih mudah menghindari dari pada menghadapi kesulitan-kesulitan hidup dan tanggung jawab  pribadi;
e)      Gagasan bahwa merupakan bencana yang mengerikan apabila hal-hal menjadi tidak seperti yang diharapkan;
f)       Gagasan bahwa ketidakbahagiaan manusia terjadi oleh penyebab-penyebab dari luar dan bahwa orang-orang hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan kesusahan-kesusahan dan gangguannya;
g)      Gagasan bahwa masa lampau adalah determinan yang terpenting dari tingkah laku seseorang sekarang dan bahwa karena dulu sesuatu pernah mempengaruhi kehidupan seseorang.


B.     Teori Kepribadian Menurut RE

Tokoh RE
Pelopor dan sekaligus promotor utama corak konseling ini adalah Albert Ellis, menurut pengakuan Ellis sendiri, corak RE berasal dari aliran pendekatan kognitif behavioristik. Menurut Ellis (dalam Latipun, 2001 : 92) berpandangan bahwa RE merupakan terapi yang sangat komprehensif, yang menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku.
Albert Ellis dilahirkan pada tahun 1930 di Pittsburk dan kemudian menetap di New York sejak umur empat tahun. Semasa kanak-kanak beliau telah sembilan kali dimasukkan ke hospital karena nephiritis dan seterusnya mendapat penyakit renal glycosuria pada umur 19 tahun dan kencing manis pada umur 40 tahun. Walaupun begitu beliau menikmati kehidupan yang aktif karena beliau berfikiran positif terhadap masalah kesehatannya dan senantiasa menjaganya. Menyadari beliau boleh mengkonseling orang dengan baik dan gembira melakukannya, beliau mengambil keputusan untuk menjadi ahli psikologi. Selepas delapan tahun tamat belajar, beliau memasuki program psikologi klinikal di Maktab Perguruan Columbia. Beliau mulai menjalankan konseling perkawinan, konseling keluarga dan terapi seks. Ellis percaya psikoanalisis adalah membentuk psikoterapi yang mendalam. Beliau telah dilatih dalam psikoterapi di Sekolah Karen Horney. Dari tahun 1947 hingga 1953 beliau memperaktikan analisis klasik dan psikoterapi berorientasikan analisis.
Selepas membuat kesimpulan bahan psikoanalisis adalah bentuk rawatan yang tidak saintifik dan superficikal, beliau coba mengkaji beberapa sistem yang lain. Pada awal 1955 beliau mengabungkan terapi humanistik, falsafah dan tingkah laku untuk membentuk terapi rasional-emotif (yang sekarang dikenal sebagai terapi rasional emotif tingkahlaku). Ellis dikenal sebagai bapak teori RET. Ellis telah membina teori berasaskan kepada kognitif tapi selepas itu beliau telah meluaskan asas teorinya yang memasukkan konsep tingkah laku dan emosi. Teori ini adalah satu usaha yang konsisten untuk memperkenalkan pendekatan pemikiran logika dan proses kognitif di dalam konseling. Ellis percaya bahwa manusia mempunyai pemikiran dan kepercayaan yang tidak rasional perkara ini lah yang selalu menyebabkan gangguan emosi.
Rasional emotive adalah teori yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya. Manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya. Manusia adalah makhluk berbuat dan berkembang dan merupakan individu dalam satu kesatuan yang berarti manusia bebas berpikir, bernafas, dan berkehendak. 

Teori Kepribadian RE / Konsep Dasar RE
Menurut Albert Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional.

Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten.
Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif.

Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau emosional tersebut merupakan akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional, yang mana emosi yang menyertai individu dalam berpikir penuh dengan prasangka, sangat personal, dan irasional.

Berpikir irasional ini diawali dengan belajar secara tidak logis yang biasanya diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari kata-kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan kata-kata yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat. Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.

C.     Teori A-B-C Tentang Kepribadian

Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.
  1. Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.
  2. Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
  3. Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus me­lawan (Dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (Effects; E) psi­kologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.
Sebagai contoh, “orang depresi merasa sedih dan ke­sepian karena dia keliru berpikir bahwa dirinya tidak pantas dan merasa tersingkir”. Padahal, penampilan orang depresi sama saja dengan orang yang tidak mengalami depresi. Jadi, Tugas seorang terapis bukanlah menyerang perasaan sedih dan kesepian yang dialami orang depresi, melainkan me­nyerang keyakinan mereka yang negatif terhadap diri sendiri.
Walaupun tidak terlalu penting bagi seorang terapis mengetahui titik utama keyakinan-keyakinan irasional tadi, namun dia harus mengerti bahwa keyakinan tersebut adalah hasil “pengondisian filosofis”, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang muncul secara otomatis, persis seperti kebiasaan kita yang langsung mengangkat dan menjawab telepon setelah mendengarnya berdering.





D.    Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
Dalam perspektif pendekatan RE tingkah laku bermasalah adalah merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional.
1. Ciri-ciri berpikir irasional :
a)      Tidak dapat dibuktikan;
b)      Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya tidak perlu;
c)      Menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif.
2. Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional :
a)      Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara kenyatan dan imajinasi;
b)      Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain;
c)      Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
3. Indikator keyakinan irasional :
a.       Manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan;
b.      Banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum;
c.       Kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malapetaka, bencana yang dahsyat, mengerikan, menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya;
d.      Lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada berusaha untuk mengahadapi dan menanganinya;
e.       Penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eksternal dan bahwa individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional tersebut;
f.       Pengalaman masa lalu memberikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang;
g.      Untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk merasakan sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural; dan
h.      Nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu.





DAFTAR  PUSTAKA

Corey, Gerald. 1999. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung:   Refika Aditama.
http://www.scribd.com/doc/76026377/Model-Model-Konseling-Rasional-Emotif-Terapi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

salam persahabatan