TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT
ALIRAN - ALIRAN PSIKOLOGI
di rangkum dari berbagai sumber oleh : Tain Abu Nayyya
Mahasiswa Semester 4 BK FKIP UMK angkatan 2013
Pengertian Kepribadian
Istilah kepribadian merupakan
terjemahan dari Bahasa Inggris yaitu dari istilah personality, yang secara etimologis berasal dan bahasa Latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Persona biasanya
dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk
tingkah laku dan karakter pribad Sedangkan yang dimaksud dengan personare
adalah bahwa pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus
keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu. Misalnya;
seorang pemurung, pendiam, periang, peramah, pemarah, dan sebagainya. Jadi
persona itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dan tipe
manusia tertentu dengan melalui kedok yang dipakainya.
Kepribadian dapat juga diartikan
sebagai “kualitas perilaku individu yang melakukan penyesuaian dirinya terhadap
lingkungan secara unik”. Keunikan
penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri,
yaitu meliputi hal-hal berikut.
1) Karakter, yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika pen
laku, konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2) Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau
cepat/lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari
lingkungan
3) Sikap terhadap objek (orang, benda, peristiwa, norma dan
sebagainya) yang bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu).
4) Stabilitas emosi, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap
rangsangan dan lingkungan. Seperti: mudah tidaknya tersinggung marah, sedih
atau putus asa.
5) Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima
risiko dan tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti: mau menerima risiko
secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri risiko yang dihadapi.
6) Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan
hubungan interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang
tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Kepribadian adalah bagian dari
jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak
terpecah-belah dalam fungsi-fungsi.
Kepribadian adalah ranah kajian
psikologi : pemahaman tingkah laku, pikiran, perasaan, kegiatan manusia,
memakai sistematik, metode, dan rasional psikologik.
Selanjutnya
adalah pembahasan tentang Kepribadian Individu yang berdasarkan teori-teori
psikologi yang ada, terutama dalam hal ini akan mendasarakan kepribadian
Individu ini di dalam teori
Psikoanalisis (Sigmund Freud), Behavioristik (Jhon B. Watson), Humanistik
(Abraham Maslow), dan Transpersonal ( William James)
A. Aliran
Psikoanalisa
Psikolanalisa merupakan
salah satu aliran besar dalam dunia psikologi, pencetus awalnya adalah Sigmund
Freud, berikut ini akan dijelaskan teori psikoanalisa dari Sigmund Freud dan
kemudian mengaitkannya dengan kepribadian yang sehat.
Psikoanalisa adalah
cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai
studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tentang struktur
kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu
perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang individu
lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan
dalam perilaku dan pikiran.
Menurut teori
psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi
dari kesadaran individual dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat
disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga mengganggu
kesehatan mental yang disebut psikoneurosis. Dengan kata lain, mereka tidak
disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam
perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / ( unconscious
motivation ) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa.
Dalam teori
psikoanalisanya freud menjelaskan tentang struktur kepribadian individu,
struktur kepribadian tersusuan atas 3 sistem pokok, yakni :
1.
Id
Id merupakan aspek biologis yang strukturnya
paling mendasar dari kepribadian. Id juga merupakan sistem kepribadian yang
asli, dimana id sebagai rahim tempat berkembangan ego dan superego. Id
berisikan segala sesuatu yang secara psikologis ada sejak lahir dan merupakan
reservoir energi psikis. Id berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah
darimana id mendapatkan energinya. Id memiliki 2 proses yaitu proses primer dan
tindakan refleksi. Id terdiri dari dorongan - dorangan biologis seperti makan,
sex dan agresifitas.
2. Ego
Ego merupakan aspek psikologis yang berkembang
dari id yang struktur kepribadianya mengontrol kesadaran dan mengambil
keputusan atas perilaku manusia. Ego timbul karena kebutuhan – kebutuhan
organisme memerlukan transaksi - transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan
objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego adalah id hanya mengenal kenyataan
subjektif jiwa sedangkan ego membedakan antara hal - hal yang terdapat dalam
batin dan hal - hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego disebut juga sebagai
eksekutif kepribadian karena ego mengontrol pintu-pintu arah tindakan, memilih
segi lingkungan kemana ia akan membri respon dan memutuskan insting mana yang
akan dipuaskan.
3. Superego
Superego merupakan aspek sosiologis yang
merefleksikan nilai - nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan
moral. Gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan
oleh adat istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada anak. Karena
itu pada dasarnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau
salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai ideal
dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.
Freud juga membagi aktivitas mental individu
dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh mana individu menyadari
gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu :
1. Tingkat Sadar Atau Kesadaran ( Conscious Level )
Pada tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat
seperti berpikir, persepsi, dan lain - lain.
2. Tingkat Prasadar ( Preconscious
Level )
Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang
timbul bias disadari hanya apabila individu memperhatikannya, misalnya memori,
pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain - lain.
3. Tingkat Tidak Disadari ( Unconscious Level )
Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak
disadari oleh individu. Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam
dorongan-dorongan immoral, pengalaman-pengalaman yang memalukan,
harapan-harapan yang irasional, dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai
dengan norma masyarakat, dan lain-lain.
Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian
total ini mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme dan
mekanismenya sendiri. Namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain
sehingga sulit (tidak mungkin) untuk memisah - misahkan pengaruhnya dan menilai
sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku hampir selalu
merupakan produk dari interaksi diantara ketiga sistem tersebut jarang salah
satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem lainnya.
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis :
a.
Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika
individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
b.
Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan,
dengan belajar.
c.
Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari
superego terhadap id dan ego.
d.
Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada
mentalnya.
e.
Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan
dan keinginan.
B.
Aliran Behavioristik
Aliran psikologi behaviorisme adalah sebuah
aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B.Watson pada tahun 1913 yang
berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subjek tunggal psikologi.
Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta
memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi
terhadap introspeksionisme ( yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan
- laporan subjektif ) dan juga psikoanalisis ( yang berbicara tentang alam
bawah sadar yang tidak tampak ).
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur
kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi
diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme
tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai
oleh strukturalisme. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari
fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada
proses - proses mental. Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang
tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme
memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa
bakat apa - apa.
Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang
diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan
manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum
behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh - sungguh
objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan
yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan
termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara
subjektif.
Fungsionalisme Menjadi dasar bagi behaviorisme
melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme, yaitu Watson. Watson adalah
murid dari Angell dan menulis disertasinya di University of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan diri
lebih proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan
pengembangan bidang psikologi pada animal psychology
dan child psychology adalah pengaruh
dari fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan kritik tajam pada
fungsionalisme.
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai
mesin, yaitu di dalam suatu sistem kompleks yang bertigkah laku menurut cara -
cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu
digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan
sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas,
seperti alat pengatur panas.
Aliran Behaviorisme mempunyai 3 ciri penting,
yaitu :
1. Menekankan pada
respon - respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku.
2. Menekankan pada
perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme
menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan
pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku
manusia dan perilaku binatang. Manusia dapat belajar banyak tentang perilakunya
sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang. Menurut penganut aliran
ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan
diikuti oleh suatu reaksi beupa respon terhadap rangsangan itu.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap
memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar.
Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang
sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik :
1. Memberikan
respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2. Bersifat
sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman sangat dipengaruhi
oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan
sendiri.
3. Menekankan pada
tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.
C. Aliran Humanistik
Aliran Humanistik
merupakan kontribusi besar dari psikolog - psikolog terkenal seperti Carl
Rogers, Goldon Allport dan Abraham Maslow. Humanistik muncul sebagai gerakan
besar psikologi pada tahun 1950 – 1960-an. Humanistik menegaskan adanya
keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri.
Manusia mempunyai potensi di dalam dirinya untuk berkembang sehat dan kreatif.
Kreativitas adalah potensi semua orang yang tidak memerlukan bakat dan
kemampuan khusus.
Aliran ini mengkritisi
aliran Behaviorisme yang menekankan pada stimulasi tingkah laku yang teramati.
Menurut aliran Humanistik, pandangan Behaviorisme terlalu menyederhankan dan
melalaikan manusia dari pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks,
nilai-nilai cinta kasih atau kepercayaan, juga potensi dan aktualisasi diri.
Humanistik sangat mementingkan self
(diri) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman - pengalaman
subjektif individual.
Aliran Humanistik juga
tidak menyetujui pandangan Psikoanalisis yang cenderung pesimistik dan
pandangan Behaviorisme yang cenderung memandang manusia sebagai netral (tidak
baik dan tidak jahat). Menurut aliran Humanistik, Psikoanalisis dan
Behaviorisme telah salah dalam memandang tingkah laku manusia, yaitu sebagai
tingkah laku yang ditentukan oleh kekuatan - kekuatan diluar kekuasaanya (entah
sadar entah tidak). Humanistik memandang manusia pada hakikatnya adalah baik.
Perbuatan - perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri
dipandang sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh penolakan dan
frustasi dari sifat yang pada dasarnya baik tersebut. Seorang manusia tidak
dipandang sebagai mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta aktif yang
mempunyai kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan nasib orang
lain. Aliran Humanistik memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir
secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih
potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya
serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku
mereka.
Menurut aliran
humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan
potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan hanya mengandalakan
pengalaman - pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk
belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan
respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian
sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu
yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri
adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena
setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan
kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli -
ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia
harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri - ciri lingkungan.
Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif
yang secara potensial menghambat.
Gambaran ahli psikologi
humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka
percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan,
dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran
Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara
sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih
potensimaksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya
serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilakunya.
Ada empat ciri psikologi yang berorientasi Humanistik, yaitu:
1.
Memusatkan perhatian pada person mengalami, dan
karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari
manusia.
2.
Member tekanan pada kualitas-kualitas yang khas
manusia, seperti kreativitas, akutalisasi diri, sebagai lawan pandang tentang
manusia yang mekanistis dan reduksionistis.
3.
Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih
masalah - masalah yang akan dipelajari dan prosedur - prosedur penelitian yang
akan digunakan.
4.
Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang
tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan
potensi yang inheren pada setiap individu. Selain Maslow sebagai tokoh dalam
Psikologi Humanistik, juga Carl Rogers, yang terkenal dengan client - centered therapy.
D. Aliran Transpersonal
Kata transpersonal berasal dari kata
trans yang berarti melampaui dan persona berarti topeng. Secara etimologis,
transpersonal berarti melampaui gambaran manusia yang kelihatan. Dengan kata
lain, transpersonal berarti melampaui macam-macam topeng yang digunakan
manusia.
Menurut John Davis, psikologi
transpersonal bisa diartikan sebagai ilmu yang menghubungkan psikologi dengan
spiritualitas. Psikologi transpersonal merupakan salah satu bidang psikologi
yang mengintegrasikan konsep, teori dan metode psikologi dengan
kekayaan-kekayaan spiritual dari bermacam-macam budaya dan agama. Konsep inti
dari psikologi transpersonal adalah nondualitas (nonduality), suatu pengetahuan
bahwa tiap-tiap bagian (misal: tiap-tiap manusia) adalah bagian dari
keseluruhan alam semesta. Penyatuan kosmis dimana segala-galanya dipandang
sebagai satu kesatuan.
Perintisan psikologi transpersonal
diawali dengan penelitian-penelitian tentang psikologi kesehatan pada tahun
1960-an yang dilakukan oleh Abraham Maslow (Kaszaniak,2002).
Perkembangan psikologi transpersonal lebih pesat lagi setelah terbitnya Journal
of Transpersonal Psychology pada tahun 1969 dimasa disiplin ilmu psikologi
mulai mengarahkan perhatian pada dimensi spiritual manusia. Penelitian mengenai
gejala-gejala ruhaniah seperti peak experience, pengalaman mistis, exctasy, kesadaran
ruhaniah, pengalaman transpersonal, aktualisasi dan pengalaman transpersonal
mulai dikembangkan. Aliran psikologi yang memfokuskan diri pada kajian-kajian
transpersonal menamakan dirinya aliran psikologi transpersonal dan
memproklamirkan diri sebagai aliran ke empat setelah psikoanalisis,
behaviourisme dan humanistic. Psikologi transpersonal memfokuskan diri pada
bentuk-bentuk kesadaran manusia, khususnya taraf kesadaran ASCs (Altered States
of Consciosness). Sejak 1969, ketika Journal of Transpersonal Psychology terbit
untuk pertamakalinya, psikology mulai mengarahkan perhatiannya pada dimensi
spiritual manusia. Penelitian yang dilakukan untuk memahami gejala-gejala
ruhaniah seperti peak experience, (pengalaman
mistis), ekstasi, kesadaran kosmis, aktualisasi transpersonal pengalaman
spiritual dan kecerdasan spiritual (Zohar,2000).
Aliran psikologi Transpersonal ini
dikembangkan oleh tokoh psikologi humanistic antara lain : Abraham Maslow,
Antony Sutich, dan Charles Tart. Sehingga boleh dikatakan bahwa aliran ini
merupakan perkembangan dari aliran humanistic. Sebuah definisi dikemukakan
oleh Shapiro yang merupakan gabungan dari pendapat tentang psikologi
transpersonal : psikologi transpersonal
mengkaji tentang potensi tertinggi yang dimiliki manusia, dan melakukan
penggalian, pemahaman, perwujudan dari kesatuan, spiritualitas, serta kesadaran
transendensi.
Psikologi transpersonal lebih
menitikberatkan pada aspek-aspek spiritual atau transcendental diri manusia.
Hal inilah yang membedakan konsep manusia antara psikologi humanistic dengan
psikologi transpersonal. McWaters (dalam Nusjirwan, 2001) membuat sebuah
diagram yang berbentuk lingkaran dimana setiap lingkaran mewakili satu tingkat
berfungsinya menusia dan tingkat kesadaran diri manusia.
Konsep dari McWater dapat menjelaskan bagaimana seseorang mencapai
kualitas diri melalui metode tafakur. Ketika seseorang berada pada fase pertama
dalam bertafakur berarti dia berada pada dunia fisik yaitu pengetahuan yang didapat dari fungsi indera. Sebuah
kejadian akan dipresepsi secara empiris yang langsung melalui pendengaran,
penglihatan atau alat indera lainnya, atau secara tidak langsung seperti pada
fenomena imajinasi, pengetahuan rasional yang abstrak, yang sebagaian
pengetahuan ini tidak ada hubungannya dengan emosi. Jika seseorang memperdalam
cara melihat dan mengamati sisi-sisi keindahan, kekuatan, dan keistimewaan
lainnya yang dimiliki sesuatu, berarti ia telah berpindah dari pengetahuan yang
indrawi menuju rasa kekaguman, dimana pada tahap ini adalah tahap bergejolaknya
perasaan, disini kita melihat bahwa tahap ini sesuai dengan tahap kedua dari
McWater yaitu emosional. Pada tahap
selanjutnya, dengan bertafakur aktitas
kognitif seseorang mulai dilibatkan, disinilah tafakur sangat berperan dalam
proses pengintegrasian ketiga komponen tadi yaitu fisik, emosi, dan intelektual.
Kemudian
jika hasil pengintegrasian seseorang ini ditransendensikan kepada Allah maka
kualitas seseorang tadi akan meningkat dari personal menuju transpersonal.
Badri (1989) mencontohkan seseorang yang sudah pada tahap transpersonal ini "perasaan kagum manusia terhadap
keindahan dan keagungan penciptaan serta perasaan kecil dan hina di tengah
malam, yang ia saksikan merupakan fitrah yang sudah diberikan Allah kepada
manusia untuk dapat melihat semua yang ada di langit dan di bumi sehingga ia
dapat menemukan sang pencipta, merasakan khusuk terhadap-Nya, dan dapat
menyembah-Nya. Baik karena takut atau karena cinta". Dari ungkapan tersebut dapat kita lihat bahwa seseorang yang mengakui bahwa keindahan itu
adalah ciptaan Allah maka berarti dia sudah memasuki dunia transpersonal.
Daftar Pustaka
·
Baihaqi, MIF. (2008). Psikologi Pertumbuhan Kepribadian Sehat
Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
·
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Universitas
Gunadarma.
·
Elsamariso. Kepribadian Tentang Perbedaan Teori Kepribadian Sehat.
di Hal. 19 - 25.
·
Lindsay, Gardner. Editor: Sugiyono. (1993). Psikologi Kepribadian
3 Teori - Teori Kepribadian dan Behavioristik. Kanisius : Yogyakarta.
·
Rochman, Kholil. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta : Fajar
Media Press.
·
Sarwono, S.W. (2002). Berkenalan dengan Aliran - Aliran dan
Tokoh - Tokoh Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang.