Pengkaderan Yang belum Berhasil
Di tubuh NU saat ini harus muhasabah diri, dengan nama besarnya. NU dulu memang besar, tetapi apakah saat ini NU sudah mengadakan riset,penelitian tentang kebesarannya dulu? Sebab bila ini tidak ada perhatian, kebesaran yang dulu diagung-agungkan akan sirna, sebab tidak pernah mengaca diri, sudah sampai mana perawatan kader NU selama ini.
Tulisan ini ada karena, ada banyak sahabat, rekan di bawah yang telah bertemu penulis, mereka malu untuk mengaku bila dia seorang aktivis IPNU, Ansor, Fatayat dan banom-banom NU lainnya. Apalagi Banser, yang didesaku disetarakan dengan petugas parkir kendaraan,Ironis bukan?. Sebab selama ini organisasi itu hanya pandai mencari dana dan ”membuangnya” guna untuk buat acara yang tidak lagi berorientasi untuk penguatan Idiologi NU apalagi pengkaderan.
Sekarang kita tidak usah bicara halal haram rokok, boleh tidak qunut, halal haram tahlilan, marilah NU sekarang melihat generasinya yang ada di graasroot, di desa-desa, bahwa mereka sekarang tidak lagi tertarik dengan IPNU-IPPNU, Ansor, Fatayat dll.
Jangan sampai cita-cita KH. Hasyim Asy’ari akan kandas di tengan jaman ini. Banyak sekali PR yang harus dikerjakan oleh NU, Pendidikan NU; Ma’arif di tengok lagi. Sosial NU di jaga, Ekonomi NU jangan tutup mata telinga pada anggota di bawah, dll.
Untuk KH. Said Aqil Sirajd, semangat, sebelum kader-kader NU hilang arah perjuangannya. Ingat kapal itu tenggelam bukan karena air yang ddari luar, tetapi air dari dalam.
Salam perubahan.
Bagaimana dengan anda?
(Ta’in Salwa, wong NU ndeso, di Pasuruhan Lor- Jati -Kudus -Jawa Tengah- Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
salam persahabatan