Tas Undangan Murah
HAnya @ 3500, anda dapat mendapatkan undangan cantik dari bahan puring. Silahkan kontak kami 085225 047315.
Kamis, 30 Agustus 2012
Rabu, 22 Agustus 2012
Lebaran adalah Pamer Busana Muslim?
Halal Bihalal Sebagai
Ajang Pamer Busana Muslim
Lebah indah- JAgalah hati, pesan yang dalam
penuh arti. Semua sih urusan hati, hati orang siapa yang tau. Hanya saja
tulisan ini untuk mengingat kan sahabat2
kami baik laki2 atau perempuan, yang suka memakai pakaian serba baru, serba
bagus, serba wah di arena pertemuan, dlam hal ini di acara halal bihalal di
Indonesia.
Jangan sampai kehadiran kita di dalam majlis Allah, halal
bihalal silaturrohim hanya untuk pamer busana, pakaian agar di bilang wah
cantik, wah keren, wah modis, wah cakep, wah serasi, wah hebat. JANGAN SAMPAI.
Pakailah pakaian dengan niatan untuk menutup aurat karena Allah, untuk
menunjukan nikamtNya, BUKAN PAMER, SOMBONG. Maaf ini hanya untuk peringatan
saja, bukan menuduh. Hati2 jagalah hati.
Ada guyonan, jika ingin di hormati, gampang, bawalah bendera
merah putih, anda akan di horamti orang.
Jika ingin disegani (jawa), gampang, bawalah kuah/dudoh(jawa)
masuk warung anda akan di segani(jawa).
Salam perubahan, salam silaturohim to semua sahabat muslim
yang modis n kaya. (tain doank)
……..
Pemabuk di Kudus Menabrak Remaja Masjid Saat Takbir Keliling
Mabuk Membawa Korban di
Pasuruhan Kudus Indonesia
Lebah indah- Ahmad, setelah mengikuti takbir
keliling di desa Pasuruhan, ingin membeli makanan di minimarket terdekat
bersama teman2nya. Alangkah naasnya Ahmad yang memboncengkan temannya di tabrak
oleh orang2 yang sedang mabuk dengan mengendarai sepeda motor, di dekat masjid,
sekitar pukul 23.00 WIB.
Al hasil tangan Ahmad patah, dan harus di sambung ulang. Saat
tulisan ini di tulis masih berada di sangkal putung Daren MAyong Jepara.
Salah siapa? Jangan bicara salah benar, mari kita renungkan
setiap kejadian, sebab semua peristiwa selalu membawa pesan, tapi kadang kita
yang belum bisa membaca pesan itu. Yang jelas, pesan penulis, jadikan bulan
romadhon bukan hanya 1 bulan saja, tapi satu tahun itu romadhon semua, jadi ga
ada akhlaq yang jelek, ga ada bohong, ga ada mabuk. Tapi jika romadhon hanya
kita maknai 1 bulan saja artinya 11 bulan adalah bulan anti romadhon dan boleh
melakukan apa saja. Itu bulan Romadhon.
Allah, Allah ada dimana saat, sebelum atau sesudah kejadian?
Allah masih ada dalam diri hati kita atau sama sekali hilang? Mari selalu takut
hanya Kepada Allah, Berdzikir selalu kepada Allah.
Khusus bagi sahabat yang suka mabuk, mari berubah, masih ada
jalan tobat, OK mas Bro. Bagi sahabat remaja masjid Mas Ahmad dkk, mari pasrah
semua ini kepada Allah, kalian lebih bisa menerima semua kejadian ini, ambil
pesan dari peristiwa ini. Setiap kali kita jatuh harus ada yang kita ambil, dan
berdiri lagi. JAngan terpuruk di bawah. Semangat to Sahabatku Ahmad Ma’ruf, doa
kami to kesembuhan mu, tetap berjuang di Jalan Allah. Salam perubahan. (tain
doank)
Petasan di Kudus Indonesia
Fenomena Petasan Idul
Fitri di Kudus Indonesia
Lebah indah- Ini budaya
baik ataukah buruk
anda yang bisa tentukan dengan pikiran jernih dan hati yang bersih pula.
Bayangkan saat idul fitri selalu ada petasan yang di bunyikan, uniknya bukan
hanya 1 atau 2 kali saja melainkan sampai ribuan kali terdengar di telinga
kita.
Untung rugi materi mari kita coba hitung, andaikan 1 petasan
yang kita bunyikan itu seharga 1000,- kali kan 1000 berapa? 1 juta, itu petasan
hanya yang di dengar di Pasuruhan Lor, belum desa lain, kecamatan lain,
kabupaten lain, Provinsi lain. Uniknya lagi yang membunyikan kebanyakan adalah
warga Muslim sendiri. Itu belum kerugian fisik, dari mulai kebakaran rumah,
meninggal dunia, tangan putus, mata buta hanya gara2 petasan.
Andaikan dana sebanyak ratusan juta mungkin samapai 1 M hanya
untuk membeli petasan, kita alihkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat,
contoh, to Yatim piatu, Madrasah, MAjlis Ta’lim, MAsjid, Musholla, Ponpes, dll
yang manfaatlainnya. Tentu tak ada orang islam yang susah.
Alasan mereka yang membunyikan pasti kurang lebih sama, untuk
memperingati Idul Fitri, setahun sekali, membantu penjual petasan yang mungkin
sedikit membantu. Itu hanya alasan yang untuk melegalkan membunyikan petasan.
Semuanya kembali kepada anda sebagai pelaku sejarah di muka
bumi ini, silahkan pilih yang benar menurut ajaran Islam Rasulullah SAW, bukan
ajaran setan yang di oles seakan-akan adalah ajaran Nabi. Salam perubahan. (Abu
Nayya)
Selasa, 21 Agustus 2012
Petasan di Kudus
Fenomena Petasan Idul
Fitri di Kudus Indonesia
Lebah indah- Ini budaya
baik ataukah buruk
anda yang bisa tentukan dengan pikiran jernih dan hati yang bersih pula.
Bayangkan saat idul fitri selalu ada petasan yang di bunyikan, uniknya bukan
hanya 1 atau 2 kali saja melainkan sampai ribuan kali terdengar di telinga
kita.
Untung rugi materi mari kita coba hitung, andaikan 1 petasan
yang kita bunyikan itu seharga 1000,- kali kan 1000 berapa? 1 juta, itu petasan
hanya yang di dengar di Pasuruhan Lor, belum desa lain, kecamatan lain,
kabupaten lain, Provinsi lain. Uniknya lagi yang membunyikan kebanyakan adalah
warga Muslim sendiri. Itu belum kerugian fisik, dari mulai kebakaran rumah,
meninggal dunia, tangan putus, mata buta hanya gara2 petasan.
Andaikan dana sebanyak ratusan juta mungkin samapai 1 M hanya
untuk membeli petasan, kita alihkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat,
contoh, to Yatim piatu, Madrasah, MAjlis Ta’lim, MAsjid, Musholla, Ponpes, dll
yang manfaatlainnya. Tentu tak ada orang islam yang susah.
Alasan mereka yang membunyikan pasti kurang lebih sama, untuk
memperingati Idul Fitri, setahun sekali, membantu penjual petasan yang mungkin
sedikit membantu. Itu hanya alasan yang untuk melegalkan membunyikan petasan.
Semuanya kembali kepada anda sebagai pelaku sejarah di muka
bumi ini, silahkan pilih yang benar menurut ajaran Islam Rasulullah SAW, bukan
ajaran setan yang di oles seakan-akan adalah ajaran Nabi. Salam perubahan. (Abu
Nayya)
Petasan di Kudus
Fenomena Petasan Idul
Fitri di Kudus Indonesia
Lebah indah- Ini budaya
baik ataukah buruk
anda yang bisa tentukan dengan pikiran jernih dan hati yang bersih pula.
Bayangkan saat idul fitri selalu ada petasan yang di bunyikan, uniknya bukan
hanya 1 atau 2 kali saja melainkan sampai ribuan kali terdengar di telinga
kita.
Untung rugi materi mari kita coba hitung, andaikan 1 petasan
yang kita bunyikan itu seharga 1000,- kali kan 1000 berapa? 1 juta, itu petasan
hanya yang di dengar di Pasuruhan Lor, belum desa lain, kecamatan lain,
kabupaten lain, Provinsi lain. Uniknya lagi yang membunyikan kebanyakan adalah
warga Muslim sendiri. Itu belum kerugian fisik, dari mulai kebakaran rumah,
meninggal dunia, tangan putus, mata buta hanya gara2 petasan.
Andaikan dana sebanyak ratusan juta mungkin samapai 1 M hanya
untuk membeli petasan, kita alihkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat,
contoh, to Yatim piatu, Madrasah, MAjlis Ta’lim, MAsjid, Musholla, Ponpes, dll
yang manfaatlainnya. Tentu tak ada orang islam yang susah.
Alasan mereka yang membunyikan pasti kurang lebih sama, untuk
memperingati Idul Fitri, setahun sekali, membantu penjual petasan yang mungkin
sedikit membantu. Itu hanya alasan yang untuk melegalkan membunyikan petasan.
Semuanya kembali kepada anda sebagai pelaku sejarah di muka
bumi ini, silahkan pilih yang benar menurut ajaran Islam Rasulullah SAW, bukan
ajaran setan yang di oles seakan-akan adalah ajaran Nabi. Salam perubahan. (Abu
Nayya)
Petasan Idul Fitri 1433 H di Kudus Jawa Tengah Indonesia
Fenomena Petasan Idul
Fitri di Kudus Indonesia
Lebah indah- Ini budaya
baik ataukah buruk
anda yang bisa tentukan dengan pikiran jernih dan hati yang bersih pula.
Bayangkan saat idul fitri selalu ada petasan yang di bunyikan, uniknya bukan
hanya 1 atau 2 kali saja melainkan sampai ribuan kali terdengar di telinga
kita.
Untung rugi materi mari kita coba hitung, andaikan 1 petasan
yang kita bunyikan itu seharga 1000,- kali kan 1000 berapa? 1 juta, itu petasan
hanya yang di dengar di Pasuruhan Lor, belum desa lain, kecamatan lain,
kabupaten lain, Provinsi lain. Uniknya lagi yang membunyikan kebanyakan adalah
warga Muslim sendiri. Itu belum kerugian fisik, dari mulai kebakaran rumah,
meninggal dunia, tangan putus, mata buta hanya gara2 petasan.
Andaikan dana sebanyak ratusan juta mungkin samapai 1 M hanya
untuk membeli petasan, kita alihkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat,
contoh, to Yatim piatu, Madrasah, MAjlis Ta’lim, MAsjid, Musholla, Ponpes, dll
yang manfaatlainnya. Tentu tak ada orang islam yang susah.
Alasan mereka yang membunyikan pasti kurang lebih sama, untuk
memperingati Idul Fitri, setahun sekali, membantu penjual petasan yang mungkin
sedikit membantu. Itu hanya alasan yang untuk melegalkan membunyikan petasan.
Semuanya kembali kepada anda sebagai pelaku sejarah di muka
bumi ini, silahkan pilih yang benar menurut ajaran Islam Rasulullah SAW, bukan
ajaran setan yang di oles seakan-akan adalah ajaran Nabi. Salam perubahan. (Abu
Nayya)
Jumat, 17 Agustus 2012
Indonesia Sejatinya Belum Merdeka, Jika.....
17 Agustus 2012 di Kudus Indonesia
Lebah indah- 1 tahun sekali bangsa tercinta ini
Indonesia selalu memperingati Hari Lahir kemerdekaannya, yang mana pada tahun
ini tepat yang ke 67 tahun. Apa yang telah di peroleh dan di karyakan oleh
bangsa ini setelah sekian lama Indonesia merdeka? Setelah ribuan para Pejuang
bangsa ini mengorbankan harta, dan nyawanya untuk yang namanya kemerdekaan
untuk anak cucunya, ya kita ini. Apa?
Tidak etis jika hanya menuntut, tetapi kita di mulai dari
diri sendiri harus lebih berani untuk menunjukka apa yang telah kita torehkan
di dada Bangsa Indonesia, untuk layak dan indah di kenang oleh bangsa dan
rakyat Indonesia.
Mari berbenah lebih baik, bukan hanya seremonial belaka
dengan mengadakan upacara, mengheningkan cipta, tirakatan, tasyakuran, jika
tujuan para pahlawan yang telah mengorbankan semua jiwa raganya, tetapi kita
menginjak-injak niat dan tujuan mulia para pahlawan bangsa ini. Mari berjuang
melawan koruptor, narkoba, egoisme. Salam perubahan. (Tain Doank)
Selasa, 14 Agustus 2012
Waspadalah Pada Setan di Hatimu, di Desamu
Lebah Indah- Ungkapan kata yang di mulai dari waspadalah ini diambil dari para tukang tweeter, untuk anda semua.
Waspadailah kegandrungan pada ilmu yang tak disertai semangat beramal, sebab itu perangkap nafsu yang ingin disebut berpengetahuan
Waspadailah kegemaran bicara tanpa ilmu, karena kau bisa terjerumus dan menjerumuskan; tersesat dan menyesatkan
Waspadailah kesukaan berdebat meski kau berada dalam kebenaran, sebab debat kusir takkan menjadi solusi kecuali hanya mengeraskan hati
Waspadailah kegemaran beramal yang diiringi merendahkan orang, bisa jadi itu warisan dari iblis yang merasa lebih mulia dari Adam
Waspadailah shalat yang tak mampu mencegah perbuatan keji dan kemungkaran, bisa jadi ia hanya rutinitas gerak badan
Waspadailah puasa yang tak lahirkan sabar, boleh jadi ia hanya membuahkan lapar
Waspadailah harta yang bertambah tanpa diiringi sedekah. Ia menjadi sumber yang tak berkah; ibadah makin susah, hati kian gelisah
Waspadailah kenyamanan yang membuat banyak tidur dan malas gerak; sebab ia seumpama kolam memanas yang perlahan merebus kaki katak
Waspadailah pagi hari yang diawali dengan keluh kesah. Sebab apa yang dimulai dengan kekecewaan sulit berakhir dengan kebahagiaan.
Waspadailah waktu dhuha yang tersia-siakan. Sebab mereka yang tak menghargai waktu di dunia, takkan dihargai Pemilik waktu di akhirat sana
Waspadailah hati yang dengki melihat sukses orang. Lebih baik berdoa kepada-Nya lalu belajar dari keberhasilan mereka
Waspadailah menunda kebaikan. Karena kita tak pernah tahu kapan datangnya ajal, atau sampai kapan Allah anugerahkan kesehatan
Waspadailah memandang agung amal yang kita kerjakan; sebab ia bisa jadikan amal sebesar apapun bagai buih terapung
Waspadailah keinginan berdekatan dengan perempuan, bisa jadi itu hanya umpan dari perangkap syetan
Waspadailah merasa berjasa setelah menolong sesama, bisa jadi itu penyakit jiwa yang menghanguskan segala karya. (Abu Nayya)
Waspadailah kegandrungan pada ilmu yang tak disertai semangat beramal, sebab itu perangkap nafsu yang ingin disebut berpengetahuan
Waspadailah kegemaran bicara tanpa ilmu, karena kau bisa terjerumus dan menjerumuskan; tersesat dan menyesatkan
Waspadailah kesukaan berdebat meski kau berada dalam kebenaran, sebab debat kusir takkan menjadi solusi kecuali hanya mengeraskan hati
Waspadailah kegemaran beramal yang diiringi merendahkan orang, bisa jadi itu warisan dari iblis yang merasa lebih mulia dari Adam
Waspadailah shalat yang tak mampu mencegah perbuatan keji dan kemungkaran, bisa jadi ia hanya rutinitas gerak badan
Waspadailah puasa yang tak lahirkan sabar, boleh jadi ia hanya membuahkan lapar
Waspadailah harta yang bertambah tanpa diiringi sedekah. Ia menjadi sumber yang tak berkah; ibadah makin susah, hati kian gelisah
Waspadailah kenyamanan yang membuat banyak tidur dan malas gerak; sebab ia seumpama kolam memanas yang perlahan merebus kaki katak
Waspadailah pagi hari yang diawali dengan keluh kesah. Sebab apa yang dimulai dengan kekecewaan sulit berakhir dengan kebahagiaan.
Waspadailah waktu dhuha yang tersia-siakan. Sebab mereka yang tak menghargai waktu di dunia, takkan dihargai Pemilik waktu di akhirat sana
Waspadailah hati yang dengki melihat sukses orang. Lebih baik berdoa kepada-Nya lalu belajar dari keberhasilan mereka
Waspadailah menunda kebaikan. Karena kita tak pernah tahu kapan datangnya ajal, atau sampai kapan Allah anugerahkan kesehatan
Waspadailah memandang agung amal yang kita kerjakan; sebab ia bisa jadikan amal sebesar apapun bagai buih terapung
Waspadailah keinginan berdekatan dengan perempuan, bisa jadi itu hanya umpan dari perangkap syetan
Waspadailah merasa berjasa setelah menolong sesama, bisa jadi itu penyakit jiwa yang menghanguskan segala karya. (Abu Nayya)
Indonesia VS Jepang, tapi Indonesia kalah Telak
Rahasia Sukses Orang Jepang
Lebah indah- Ramadhan
yang lalu (2011) membawa nikmat tersendiri bagi saya. Betapa tidak?
Pertama, saya diundang beberapa kali oleh stasiun televisi terkait 7
Keajaiban Rezeki yang kebetulan menjadi buku terlaris dan seminar
terbesar di Indonesia sepanjang 2010-2011. Kedua, 7 Keajaiban Rezeki
diseminarkan 3 kali di Hongkong dan 2 kali di Jepang, dengan dukungan
penuh dari Dompet Dhuafa. Dan tentu saja,
selama di Jepang saya menyempatkan diri untuk jalan-jalan di sejumlah
kota. Katakanlah di Tokyo, Chiba, Ibaraki, Tsukuba, Hamamatsu,
Yokohama, dan Shizuoka (Gunung Fuji). Nah, selama berada di sana
setidaknya ada tiga hikmah pembelajaran yang saya petik. Dan tiga
hikmah inilah yang akan saya share kepada Anda. Boleh?
Pertama, keramahan. Jamak diketahui, Tokyo merupakan kota dengan
penduduk paling padat sedunia. Lihat saja pusat keramaian di Shibuya,
yang kebetulan menjadi lokasi shooting film Hachiko, Too Fast Too
Furious (Tokyo Drift), dan Resident Evil terbaru. Di sana, ribuan orang
menyeberang jalan setiap menitnya. Benar-benar ribuan. Semuanya
bergegas. Namun demikian, mereka tetap menjaga keramahan. Contoh kecil
saja, di kereta-kereta mereka masih memberikan prioritas duduk kepada
lansia.
Selain itu, mereka juga menghargai pejalan kaki, orang asing,
kebersihan, antrian, dan anti-klakson. Walau cenderung individualis
khas perkotaan, namun mereka tidak pernah melupakan senyuman dan
bungkukan badan ketika berinteraksi. Beberapa kali saya masuk toko dan
tidak membeli apapun. Tahu apa yang terjadi? Ternyata si pelayan toko
tetap mengantar saya sampai di pintu, membungkukkan badan, dan
mengucapkan “Terima kasih banyak,” sambil tersenyum lebar. Ramah kan?
Itu tidak jadi membeli lho. Bayangkan, kalau jadi membeli.
Kedua, kejujuran. Bukan cuma paling padat, Tokyo juga kota dengan
biaya hidup paling mahal sedunia. Sekadar contoh, untuk menggunakan
jasa taksi dari airport Narita ke pusat kota Tokyo, Anda harus merogoh
uang hampir Rp 3 juta rupiah! Parkir di pusat kota Tokyo? Hm, jangan
ditanya! Per jam bisa habis ratusan ribu rupiah! Saking mahalnya
properti di sana, KPR-nya bisa 40 tahun! Kendati dibebani biaya hidup
begitu tinggi, anehnya di sana hampir-hampir tidak ada pencurian,
penjambretan, dan perampokan.
Bahkan kalau barang Anda tertinggal di suatu tempat, tidak perlu
panik. Kembalilah ke tempat tersebut dan ambillah barang Anda.
Kemungkinan besar, barang Anda tetap utuh. Lihatlah, betapa jujurnya
mereka. Padahal banyak di antara mereka yang tidak beragama. Di KTP
mereka saja tidak tercantum agama, karena pemerintah menganggap agama
tidak terlalu penting dalam kehidupan bernegara. Kuil terkenal di
Meiji-Jingu, Harajuku, hanya menjadi simbol spiritual dan tidak diikat
oleh aturan agama tertentu.
Ketiga, harga diri. Jepang adalah negara ulet, jauh dari budaya
malas-malasan. Tambahan lagi, mereka punya harga diri, jauh dari budaya
meminta-minta. Perlu dicatat, tidak semua orang makmur di sana. Itu
sudah fitrah semua negara. Iya kan? Akan tetapi, jangankan
meminta-minta, menerima tips saja dianggap memalukan bagi mereka. Baik
satpam, janitor, pelayan, atau siapa saja, tidak terbiasa menerima
tips. Dalam konteks lain, kerap diberitakan, di sana pejabat-pejabat
yang ketahuan korupsi atau sejenisnya, pasti mundur bahkan bunuh diri.
Saking malunya! Di Indonesia? Boro-boro mundur. Disuruh mundur saja,
masih bersikeras. Boro-boro bunuh diri. Salah-salah, orang lain yang
dibunuhnya. Ketahuilah, rezeki berpihak pada mereka yang menjaga harga
diri. Seperti yang disinggung di bagian awal buku, inilah mental kaya.
Kembali soal berpuasa di Jepang. Walau saya berpuasa 2 sampai 3 jam
lebih lama dibanding di Indonesia, walau saya sama sekali tidak
merasakan suasana bulan puasa, walau saya susah sekali mencari tempat
sholat dan makanan yang halal, namun semua kendala itu saya anggap
ringan. Beneran, ringan. Apalagi setelah saya memetik tiga hikmah di
atas. Puasa hendaknya luar biasa. Karena menjadikan kita insan yang
lebih jujur dan lebih menjaga harga diri. Itu yang semestinya. Bukankah
puasa itu ibadah rahasia dan tidak bisa riya-riyaan? Bukankah puasa itu
melatih pengendalian diri bahkan terhadap sesuatu yang halal? Bukankah
di bulan puasa digalakkan untuk mengeluarkan sedekah, zakat harta, dan
zakat fitrah? Memberi, bukan berharap diberi.
Terakhir, ingatlah. Indonesia merdeka ketika bulan puasa. Fatahillah
merebut kembali Sunda Kelapa ketika bulan puasa. Nabi Muhammad
memenangkan perang Badar ketika bulan puasa. Bahkan Nabi Muhammad
menaklukkan Mekkah ketika bulan puasa. Luar biasa kan? Lha, sudah tahu
begitu, apa pantas kita mengisi bulan puasa hanya dengan malas-malasan
dan tidur-tiduran? Sungguh, tidak pantas. Tolong dicatat, dalam bulan
puasa, kalau diam saja adalah ibadah, apalagi berkata-kata yang baik?
Kalau tidur saja ibadah, apalagi bekerja dan bekinerja? Sekali lagi,
puasa hendaknya luar biasa! Right? (dari bang Ippho santosa)
Takbir Keliling Sebuah Tradisi di Pasuruhan Lor
Gema Takbir Merah Putih
Lebah Indah- Acara rutin di desa Pasuruhan Lor, di bawah panji-panji Ikatan Remaja Masjid Baitul Mkamur, yaitu dnegan mengadakan Takbir keliling desa. Bertepatan tahun1433 H ini berdekatan dengan 17 Agustus, hari kemerdekaan Indonesia, jadi temanya Gema takbir merah putih.
Acra ini akan di ikuti oleh semua masyarakat di Pasuruhan Lor, tua muda ,kaya miskin, pria wanita, yang tergabung di musholla-musholla, seprti musholla Qudsiyah, Zahrotul Jannah, Mahhaludin, Khoirul Muttaqin, Al Huda, Al Anwar, dan masih banyak lagi mushola yang lain.
PAnitia dalam hal ini menyediakan banyak hadiah utama, bergilir dan Doorprize tentunya. JAdi tidak monoton takbir keliling, tapi juga ada pembagian hadiah disini, untuk lebih menarik anak2 untuk ikut dalam kegiatan rutin tahunan ini. Semoga Kebesaran Allah bukan hanya di Syawal saja, tetapi di luar syawal juga selalu Agung di Pasuruhan Lor. (Tain Doank)
Sabtu, 11 Agustus 2012
Takbiran atau Kolilan?
Takbiran di Kalangan Umat Muslim Kudus Indonesia
Lebah Indah- Takbiran, mengagungkan asma Allah, setelah 1 bulan
penuh menjalankan ibadah-ibadah di bulan Romadhon. Dengan kata lain sebagian
umat muslim menyebutnya hari kemenangan umat islam, menang melawan hawa nafsu
dan setan di bulan romadhon.
Yang penting dalam suasana
takbiran jangan sampai terlena dengan serangan balik setan dan bolo kurowonya,
dengan melaksanakan maksiat kepada Allah. Puasa sebelum puasa, puasa di dalam
puasa dan puasa setelah puasa, itulah kemenangan yang haqiqi bagi umat islam.
Bukan hanya puasa saat romadhon tiba, bukan hanya jujur di bulan romadhon,
bukan hanya baca Al Qur’an di romadhon saja, bukan hanya sedekah di bulan
romadhon saja, bukan hanya ibadah di romadhon saja TETAPI semua harus selalu
dan lebih di jalankan kala romadhon dalam kehabisan.
Itu arti yang bisa di terjemahkan
oleh penulis, tentang esnsi Romadhon di Kudus Indonesia. Salam perubahan. Salam
senagat dan madu zzttt…zzztt…. (Abu Nayya-Ain Doank)
Solusi Ingin Kaya Harta dari Comberan Pasuruhan Lor
Solusi Untuk Mengatasi
Sakit dan Miskin Harta di Jati Kudus
Lebah indah- Benar dengan apa yang di contohkan
oleh Rasulullah beserta keluaga dan sahabatnya. Yaitu solusi untuk sakit dan
miskin adalah dengan Sedekah, Sholat Tahajud dan sholat Dhuha. Ini juga yang di
ajarkan oleh Mas Ippho Santosa, pakar otak kanan.
Anda tidak percaya? Kami di Pasuruhan Lor Kudus sangat
percaya dengan 3 hal itu. Kepada Allah SWT lebih percaya lagi. Kami telah
membuktikan dan benar.
Satu lagi rumus yang harus selalu kita pegang untuk
kebahagiaan dalam hidup ini yaitu dengan rumus SAYA + ALLAH = CUKUP. Pakailah
rumus ini di semua lini kehidupan kita. Jangan pernah sekali-kali meninggalkan
Allah, apalagi sampai di tinggalkan Allah karena akhlaq buruk kita. Cukuplah
bersama Allah, bukan cukup bersama harta. Harta, jabatan adalah amanat yang
harus kita jaga dan di pertanggung jawabkan. Bukan dipertahankan apalagi
diperebutkan. Salam bahagia.
(Ain Doank)
Sakit adalah Kesalahan Kita
Sakit adalah Akibat
Pola Hidup yang Kurang Imbang
Lebah Indah- Sehat dan kesemptan adalah nikmaNya yang selalu
dan mudah untuk kita abaikan dan cendrung untuk tidak memperdulikannya. Kita
baru merasakannya kala kita sedang berbaring sakit di atas tempat tidur, atau
sedang opname di rumah sakit. Sakit kita karena kita terlalu banyak dihadapan
computer, kerjaan kita dan kita tidak pernah olahraga dan jarang minum air
putih.
Itu belum lagi dengan porsi yang kurang di butuhkan oleh
tubuh dalam hal makanan yang bergizi. Kesadaran itu sangat penting, di banding
mengetahui. Sebab tahu belum tentu menjalankan, tetapi jika sadar kebanyakan
akan melaksanakan.
Mari sadar bahwa sehat dan waktu adalah nikmat yang Agung.
Mari berubah untuk lebih baik, diri kita, keluarga kita, lingkungan kita harus
selalu sehat untuk beribadah lebih baik kepadaNya. Ini adalah sebuah pengalaman
pribadi kala penulis sakit di Pasuruhan Jati Kudus, dan kosultasi dengan teman
yang ahli dalam kesehatan di desa, Mas Amin. Salam perubahan. (Ain Doank)
Jumat, 10 Agustus 2012
Taddarus Al Qur'an Hanya di Bulan Romadlon?
Taddarus Al Qur’an di
Kudus
Lebah indah- Kenapa baca Al Qur’an di bulan
Romadlon atau taddarus banyak di suarakan dengan pengeras suara di
musholla-musholla, di masjid-masjid? Untuk lebih semarak islamnya, dan untuk
menrasfer pahala baca dan mendengar Al Qur’an, itu pasti jawabnya.
Pertanyyan lagi, jika yang dibaca salah tidak sesuai dengan
ilmu baca Al Qur’an? Apakah masih menyemarakan islam,? Masih menranfer pahala? Jawab
dengan hati, pasti ada yang jawab, itu lebih baik sebab ada yang masih mau baca,
dari pada kamu(yang nulis ini) ga mau baca al qur’an di musholla. He….
Itulah mengapa, mbok lebih baik baca Al Qur’annya tidak usah
memakai pengeras suara atas, di bawah saja, di dengar oleh yang ikut darus,
jika ada salah-salah dikit tidak memalukan. Toh yang dirumah belum tentu dengar
dengan baik suara anda, kan lebih enak nonon TV, main HP, FB, Internet.
Pertanyaan lagi, kenapa Taddarusmu hanya di bulan Romadlon
saja, 11 bulan lain kemana darusan itu? Ganjarane dobel, itu jawaban orang yang
konyol. Jika itu jawabnya, 11 bulan ga usah ibadah nunggu Romadlon saja. 11
bulan di luar Romadlon adalah sama dengan Romadlon, Mari selalu menghadirkan
kondisi dan suasana Romadlon di 11 bulan yang lain.
Salam perubahan dari kami penulis,
jangan pernah ajak setan untuk hidup ini. (Tain
Doank)
Lebaran Idul Fitri Yang Salah Kaprah
Lebaran Yang Salah
Kaprah Di Sekitar Kita
Lebah Indah- Apa yang ada di benak dan pikiran
anda menjelang hari raya Idul Fitri atau lebaran? Yang umum dan wajar adalah
Baju baru, sepatu, sandal, baju muslim, kopiah, sajadah, mukena , kerudung,
semua serba baru. Belum lagi yang namanya makanan semua harus ada di rumah,
jika perlu seisi pasar di beli semua. Belum lagi rumah harus di cat agar lebih
bagus. Apakah salah? Bukan masalah salah dan benar, tetapi tentang masalah
tepat dan tidaknya.
Bagi yang punya uang semua itu pasti mudah terwujud, tetapi bagi
mereka yang kekurangan itu jadi sulit. Yang tepat bagi kita dalam menyambut
hari Idul Fitri itu adalah ppersiapan awal untuk selalu berakhlaq lebih baik,
minimal akhlaq di Romadlon yang kita jaga harus di pertahankan. Minimal itu
yang tepat.
Jangan sampai Romadlon habis, habis pula akhlaq baik kita,
yang nipu kembali nipu, yang maling kembali maling, yang korupsi kembali
korupsi, yang jelek kembali jelek. Bukan
itu tentunya. Idul Fitri adalah awal untuk memperbaiki akhlaq buruk kita untuk
menjadi hamba yang selalu bertaqwa kepada Allah.
Ini adalah pelajaran baik dari
renungan diri seorang hamba yang mencari kebahagian dalan hidup dan ibadah. Di Pasuruhan
Lor Jati Kudus. Salam perubahan. (Tain
Doank)
Langganan:
Postingan (Atom)