Dari 10 kasus pembobolan sekolah yang dialami, dua di antaranya bermotifkan perusakan. Artinya, tidak ada barang yang diambil tetapi pelaku merusak sejumlah sarana sekolah seperti pintu.
”Kejadian pertama terjadi pada 28 Juni lalu,” katanya, kepada sejumlah awak media yang menemuinya Senin (12/12).
Setelah itu, kejadian pencurian seperti sebuah ”arisan” saja, yakni hampir terjadi setiap bulan. Terakhir, hal serupa terjadi pada Sabtu (10/12) dini hari lalu. ”Kami sudah enam kali melaporkan kepada aparat Polsek,” jelasnya.
Diakuinya, barang-barang yang diambil memang tidak selamanya berharga. Pencuri yang rakus tersebut menyikat sejumlah barang mulai dari buku, bolpoin, LCD, hingga CPU. Dua lokasi yang paling sering dibobol yakni ruang guru dan laboratorium.
MAling ini pastinya sudah tahu seluk beluk sekolahan ini. (Abu Nayya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
salam persahabatan