Sabtu, 15 Februari 2014

Hilangnya Ustadz Akherat



Kyai atau Ustadz Dunia
Oleh : Abu Nayya

Lebah indah- Di pertengahan bulan pebruari tahun 2014, dunia dakwah di Indonesia di hebohkan dengan adanya berita dari bayak media terutama Youtube, yang menggambarkan seorang yang mengaku ustadz yang sering nongol di tV, menginjak bahu/kepala seorang teknisi sound system.

Ironisnya kejadian ini terjadi saat orang yang mengaku ustadz ini sedang berada di atas panggung saat dia berceramah. Jadi di depan banyak orang juga anak-anak.

Sebab dari kejadian ini, menurut berita yang beredar adalah hanya karena orang yang mengaku ustadz ini ingin suara /volume soundnya untuk di besarkan. Tetapi menurut anggapan ustadz ini jawaban dari tukang teknisi ini dianggap membentak atau marah.
Akhirnya teknisi kejadian itu terjadi.

Apapun alasannya kejadian ini harusnya tidak terjadi, apalagi di lakukan oleh orang yang katanya alim dalam agama, Ustadz, di tambah di lakukan di depan khalayak ramai. Orang jawa bilang “ sarung plekat di dondomi” artinya iso nasehat tapi ora iso nglakoni. ( bisa menasehati tetapi tidak bisa melakukan sendiri).

Melihat kejadian ini, sungguh berbeda sekali dengan para alim alamah, para mubaligh, para Wali ALLAH  kala menyampaikan dakwah syiar islam dilakukan dengan kebaikan, suri tauladan, keikhlasan, kesabaran, kesantunan.


Apakah ini cirri zaman sudah mendekati kiamat? Yang ada hanya ulama, ustadz, kyai yang berorientasi dunia? Yang tampil dakwah harus dengan seabrek syarat, mulai dari bisyaroh/bayaran, soundsistem harus bagus, di jemput dengan mobil yang bagus, makanan harus yang bagus. Melihat kasus itu kan ustadz minta sound system di keraskan. Bayangkan dahulu para alim, para wali Allah apakah menggunakan soundsystem? Ada mobil? Mereka ikhlas lillahita’alla .

Semoga kejadian ini menjadi yang terakhir dalam dunia dakwah, jangan ada lagi kejadian yang membuat islam di cibir. Semoga hikmah dapat diambil dari kejadian ini.

Jangan tertipu oleh cover. Islam itu akhlaq setiap hari. Bukan sorban dan ucapan yang di poles.
Salam cerdas dan santun.

-          Penulis adalah seorang buruh di sebuah madrasah swasta di kota kudus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

salam persahabatan