Senin, 07 Februari 2011

Filosofi Mati dari Selokan Pasuruhan Lor Jati Kudus


Mati adalah Suatu KEHARUSAN
Catatan kecil dari pribadi yang penuh dengan noda, untuk keluarga dan yang memiliki mata hati. Abu Nayya Loram Kulon-Pasuruhan Lor-Jati Kudus

Tidak lama kita mendengar dan melihat di televisi artis sekaligus politisi yang ganteng n gagah telah meninggal dunia. Apa yang dapat kita ambil hikmah di balik semua yang namanya MATI?

”cukuplah Mati sebagai nasehatmu” orang bijak yang berkata. Benar sangat ucapan itu, bila kata-kata itu di baca n di lihat dengan menggunakan Hati bukan hanya lisan atau pun mata semata, tapi gunakanlah mata hati. (Hati itu aneh, dia tak punya mulut tapi bisa berbicara, dia tak memiliki mata tapi bisa melihat: dari Habib Luthfi Bin Ali Bin Yahya. Di sadur oleh Abu Nayya Jati Kudus)

Mati tidak memandang tua muda, besar kecil, pandai bodoh, kaya miskin, dll. Semua pasti mati. Pertanyaannya adalah apa yang sudah kita persiapkan untuk mati itu ? Amal yang mana yang akan kita jadikan bekal menuju alam akhirat yang baka kekal itu ? Marilah saudara-saudaraku, sahabatku semua, mari kita siapkan bekal itu, bekal yang baik dan layak saja lah yang harus kita bawa. Agar tidak menjadi beban saat kita berjalan menuju akhirat kelak.

Cukup ngiri jika kita tiba-tiba mati tetapi belum punya bekal yang pantas kita bawa. Kita mau apa dan kemana? Sengsara yang ada dalam perjalanan itu. Berbeda kala kita sudah siap dengan semua amal yang baik untuk kita bawa menuju Sang Kholiq.

Beramalalh mualai dari sekarang, beramal yang baik walau banyak. Jangan pernah berhenti sekejappun untuk berhenti beramal. Mati itu sangat sakit bila kita tidak siap.

Tak ada yang sia-sia dalam berjuang untuk merubah lebih baik diri pribadi dan lingkungan. Mari berubah lebih baik sahabatku di Loram, Pasuruhan Lor, Jati, Megawon, Jepang Pakis, Ploso, Jetis, Ngembal, Sunggingan, Garung, Semua sahabat di Indonesia and dunia ini.

Salam perubahan dari Abu Nayya Kudus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

salam persahabatan