Selasa, 08 Februari 2011
Sejarah Desa PAsuruhan Lor
SEJARAH DESA PASURUHAN LOR JATI KUDUS
Oleh Abu Nayya
Menurut cerita lisan dari para orang tua dahulu, asal nama Desa Pasuruhan Lor diambil dari sebuah nama daerah di Jawa Timur bernama PASURUAN. Hal ini lantaran leluhur atau cikal bakal yang telah diyakini sejak dahulu dari para orang tua hingga turun temurun sampai sekarang, bahwa Mbah Surgi Murang Joyo adalah pepunden desa yang aslinya berasal dari Pasuruan Jawa Timur.
Konon, dahulu Sunan Kudus mempunyai anak yang berguru pada seseorang di daerah Pasuruan Jawa Timur. Melihat anaknya yang jauh-jauh mencari ilmu dan berguru sampai daerah Jawa Timur, Sunan Kudus meminta kepada anaknya agar mengajak gurunya ke Kudus untuk mengajarkan ilmunya di Kudus. Atas permintaan Sunan Kudus, kemudian guru anak Sunan Kudus bersedia datang ke Kudus. Guru anak Sunan Kudus tersebut berjalan ke Kudus dengan menggendong anak Sunan Kudus. Setelah menempuh perjalanan jauh akhirnya sampailah di Kudus. Saat melewati pintu kembar Menara Kudus, guru anak Sunan Kudus lemas dan terjatuh di daerah sekitar Jember sebelah barat Menara Kudus. Melihat kondisi gurunya yang lemas, anak Sunan Kudus kemudian menyuruh anaknya kembali menemui gurunya agar membaca syahadat. Setelah menjalani apa yang di perintahkan oleh Sunan Kudus, yaitu membaca Syahadat, maka guru anak Sunan Kudus dapat berdiri kembali dan minta agar dipertemukan kepada Sunan Kudus. Singkat cerita, kemudian guru anak Sunan Kudus malah menjadi murid Sunan Kudus.
Guru anak Sunan Kudus yang menjadi murid Sunan Kudus, tak lain adalah MURANG JOYO. Setelah sekian lama menjadi muridnya, kemudian oleh Sunan Kudus, Murang Joyo diberikan suatu tempat untuk menetap di sebelah barat daya. Murang Joyo kemudian berjalan menuju ke barat daya, sampai pada suatu tempat di persimpangan yang sekarang dikenal dengan nama Tugu Telon (yang merupakan perbatasan tiga desa Pasuruhan Lor, Prambatan dan Purwosari). Di tempat tersebut, Murang Joyo kebingungan mencari tempat yang di maksudkan oleh Sunan Kudus. Hingga Akhirnya Murang Joyo melihat ke selatan. Ada kilatan cahaya yang menunjuk sebuah pohon Gandri dan dianggap sebagai pertanda sebagai tempat yang ditunjukkan oleh Sunan Kudus.
Selanjutnya, Murang Joyo berjalan keselatan menuju arah pohon Gandri. Dalam cerita, Murang Joyo diberikan wasiat berupa Kembang Putih (bahasa jawa : Sekar Petak) yang kemudian di kenal menjadi nama sebuah pedukuhan ”Sekar Petak”. Setelah sekian lama menetap dan mempunyai banyak pengikut, kemudian oleh pengikutnya pedukuhan ini penjadi sebuah desa dan di beri nama PASURUHAN, merujuk dari asal nama daerah Mbah Murang Joyo. Dalam perkembangannya, karena semakin banyaknya masyarakat kemudian Pasuruhan di bagi manjadi 2 bagian yaitu wilayah selatan dan wilayah utara. Untuk wilayah selatan menjadi Desa tersendiri yaitu PASURUHAN KIDUL dan wilayah utara juga menjadi desa sendiri yaitu PASURUHAN LOR. (Abu Nayya, Pasuruhan Lor Rt1/Rw3 372)
= = = =
Demikian seklumit sejarah yang masih butuh klarifikasi kebenaranya. Sisi baik dalam cerita ini adalah minimal ada sebuah cerita yang bisa di jadikan pijakan awal untuk mencari kebenaran cerita Sejarah Pasuruhan Lor tersebut.
Tulisan ini didapat oleh Abu Nayya Pasuruhan Lor. Mario mencari bersama-sama tentang kebenaran Sejarah Tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
mantap gan podo2 cah suruan e
BalasHapus