Minggu, 06 Februari 2011

Terjemahan Kitab Al Barjanji

Terjemahan Melayu dari Kitab Maulid Al- Barzanji ‎
Ini adalah sebahagian isi kandungan yang dinukil dalam kitab Al-Barzanji karangan ‎Sayid Syeikh Ja’far Al Barzanji untuk kita nilai dan kongsi bersama.‎
Terjemahan:‎
DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG‎
Aku mulakan riwayat Maulid ini dengan nama Allah yang Maha Tinggi derajatNya, ‎dengan hal keadaanku mengharapkan limpah berkat pada segala apa yang dikurniakan ‎kepada ku olehNya, dan juga aku mengucapkan sepenuh penuh kepujian dengan segala ‎senang hatiku kepadaNya, ialah karena aku syukurkepadaNya dengan syukur yang ‎seelok-eloknya.‎
Dan lagi aku memohon kepadaNya muga-muga la mengurniakankesejahteraan dan ‎rahmatNya, kepada Nur yang la telah jadikan terdahuludaripada segala makhluk yang ‎lainnya, yaitulah Nur yang telah berpindah-pindahdaripada satu dahi kepada satu dahi ‎yang mulia keadaannya, yaitulah dahimoyang-moyang Nabi kita Muhammad Sall-Allahu ‎alaihi-wa-sallam sehingga kepada dahi Abdullah ayahandanya.‎
Dan aku memohon lagi kepada Allah muga-muga Ia mengurniakan keredhaanNya, ‎kepada keluarga Nabi kita itu khasnya, dan kepada sahabat-sahabatnya dan sekalian ‎orang-orang Islam amnya.‎
Dan pula aku memohon kepada Allah yang maha sempurna zatNya dan segala sifat-‎sifatNya, muga-muga la mengurniakan kepada kita sekalian petunjuk kepada jslan yang ‎terang lagi nyata benarnya. Dan lagi aku memohon kepadaNya muga-muga la ‎memelihara kita daripada kesesatan pada langkah-langkah kita ke semuanya.‎
Setelah apa yang tersebut itu maka sekarang aku bentangkan kisah sejarah hidup Nabi ‎kita Muhammad s.a.w. dengan ringkasnya, dan aku susunnya dengan menyatakan mula-‎mula sekali nasab keturunannya yang menyenangkan siapa yang mendengarnya, dan aku ‎meminta tolong kepada Allah Ta’ala yang Maha Kuasa dan Maha Kuat sifatNya karena ‎bahwasanya tiada daya dan tiada upaya melainkan semata-mata pada Allah jua letaknya.‎
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Aku nyatakan bahwa Nur yang tersebut tadi itu akhirnya telah menjadilah Penghulu kita ‎Saiyidina Muhammad muga-muga Allah kurniakan kesejahteraan kepadanya. Saiyidina ‎Muhammad itu ialah anak Abdullah, dan Abdullah itu anak Abdul Muttalib maka Abdul ‎Muttalib itu juga digelarkan oleh orang sebagai Syaibatul Hamd namanya. Dan Abdul ‎Muttalib itu anak Hasyim yang digelarkan Amr anak Abdi Manaf yang juga dinamakan ‎AI mughirah anak Qusai dan Qusai ini Mujamma’ gelarannya. Perkataan Qusai ini asal ‎maknanya ialah Kejauhan karena ia tinggal di Mekah pada mula-mulanya. Tetapi ketika ‎kecilnya lagi ia telah dibawa pindah oleh ibunya ke negeri Qudhaa’ah yang jauh letaknya. ‎Tetapi akhirnya ia telah dikembalikan oleh Allah ke negeri Mekah yang dimuliakan ‎tanahnya. Lalu ia pun telah menjaga negeri Mekah itu dengan seteguh-teguhnya.‎
Maka Qusai itu ialah anak Kilab yang juga dinamakan Hakim anak Murrah anak Ka’ab ‎anak Lu-ai anak Ghalib anak Fihir yang juga disebutkan Quraish namanya. Dan nama ‎Quraish inilah dipakai bagi kaum Quraish itu yang mengandungi anak cucunya. Tetapi ‎sebelum kaum itu dinamakan Quraish maka Kinanilah namanya, sebagaimana yang telah ‎dikatakan oleh banyak pakar- pakar nasab yang luas pengetahuannya. Dan mereka itu ‎telah tetap berkepercayaan dan berpuas hati bahwa begitulah keadaannya. Dan Fihir atau ‎Quraisy itu pula anak Malik yang ialah pula anak Nadhar anak Kinaanah anak ‎Khuzaimah anak Mudrikah anak Ilyas seterusnya.‎
Dan Ilyas inilah orang yang mula-mula sekali menghadiahkan unta-unta kepada Tanah ‎Haram Mekah untuk ia membuat kurban akannya. Dan telah didengar oleh orang dari ‎dalam tulang sulbi Ilyas itu akan suara Nabi kita Muhammad s.a.w. menyebut-nyebut dan ‎memuji-muji Allah Ta’ala dan mengucap talbiah kepadaNya. Ilyas itu pula anak Nizar ‎anak Ma’ad anak Adnan dan begitulah nasab itu susunannya.‎
Maka susunan keturunan atau nasab Rasulullah s.a.w. ini mengikut sebagaimana yang ‎dinyatakan oleh Hadith Nabi kita s.a.w. yang benar keadaannya. Dan Adnan itu nasabnya ‎bersambung hingga kepada seorang kekasih Allah yaitulah Nabi Ibrahim moga-moga ‎Allah cucurkan rahmat keatasnya. Tetapi Nabi kita telah melarang dan menahan supaya ‎jangan disebutkan satu persatu nama ninda-nindanya yang daripada Adnan hingga kepada ‎Nabi Ibrahim moyangnya. Tetapi tidak syak lagi di sisi ahli-ahli yang mahir berkenaan ‎keturunan Nabi kita itu atau nasabnya, bahwa Adnan itu ialah keturunan dari Nabi Ismail ‎moga-moga Allah kurniakan kesejahteraan kepadanya.‎
Dan Nabi Ismail itu pula ialah seorang putera Nabi Ibrahim yang terkenal kelebihannya. ‎Maka sungguh cemerlang keturunan itu seolah-olah bagaikan seutas rantai yang ditatah ‎oleh permata-permata yang gemerlapan seperti bintang-bintang indahnya. Betapa tidak ‎karena bukankah Penghulu kita saw. itu menjadi permata yang terpilih yang berada ‎ditengah-tengahnya, dan walaupun dia asalnya seorang yatim tetapi Allah Ta’ala telah ‎memeliharanya. Alangkah mulia keturunan yang tersebut itu yang kesemuanya telah ‎dipelihara oleh Allah dari kejahatan zina di masa jahiliah dahulunya.‎
Adapun keterangan ini ada diriwayatkan oleh Syeikh Zainuddin seorang Iraq bangsanya, ‎didalam sebuah karangan yang lezat ceteranya.‎
Maka untuk memuliakan Nabi kita s.a.w. dan memeliharanya itulah sebabnya Allah ‎Ta’ala telah memelihara seluruh nenek moyangnya, dari melakukan maksiat zina yang ‎sangat keji adanya. Maka oleh karena itu tidaklah kekejian zina itu mengenai nasabnya. ‎Kesemua datuk nenek Nabi saw. dari Nabi Adam hingga kepada ayahandanya Abdullah ‎dan bundanya Aminah tidak pernah melakukan zina sekaliannya.‎
Maka cahaya kenabian Nabi kita itu telah berpindah-pindah pada tiap-tiap dahi nenek ‎moyangnya itu dengan nyatanya. Dan semakin ternyata cahaya itu seumpama bulan ‎purnama pada dahi Abdul Muttalib datuknya dan pada dahi Abdullah bapaknya
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Dan apakala Allah Ta’ala berkehendak menjadikan Nur yang tersebut itu sebagai ‎RasuINya, yang dinamakan Muhammad dengan mempunyai roh dan jasad serta sifat-‎sifatnya, maka Allah Ta’ala pun memindahkan cahaya itu dari Saiyidina Abdullah ‎ayahandanya, kepada rahim Sitti Aminah Az-zuhriah bundanya. Dan Allah Ta’ala yang ‎senantiasa dekat pada mereka yang taat kepadaNya, dan yang memperkenalkan doa ‎mereka yang berdoa dengan bersungguh-sungguh kepadaNya, telah menentukan bahwa ‎Sitti Aminah itulah yang menjadi ibu bagi Nabi PilihanNya, serta sekalian Malaikat telah ‎berseru-sera mernberitahu kepada segala petala langit dan bumi dengan lantangnya, ‎berkenaan mengandungnya Sitti Aminah akan Nur Nabi Allah itu dan Pesuruh-Nya.‎
Dan mereka yang telah mengetahui akan kedatangan Nabi saw., itu serta menunggu-‎nunggunya, telah merasa sangat sukacita dan bertambah tambah rindu terhadap ‎kezahirannya, seolah-olah perasaan mereka seperti ketika angin sepoi-sepoi bahasa ‎bertiup pada waktu subuh dengan lembutnya, yang menjadikan mereka rindu kepada ‎matahari yang akan terbit kemudiannya. Dan jadilah subur segala tumbuh tumbuhan di ‎Tanah Mekah setelah beberapa lama keringnya, laksana bumi dipakai dengan pakaian ‎yang hijau yaitu Sundus namanya. Dan pada masa itu juga buah-buahan telah mulai ‎menjadi ranum rasanya, dan telah hampirlah masa tuan-tuan empunya pohon buah-‎buahan itu memetiknya.‎
Dan pula berkenaan mengandungnya Siti Aminah itu maka segala singgasana raja-raja ‎kafir pada ketika itu telah runtuhlah dengan sekonyong-konyongnya, dan pula segala ‎berhala-berhala telah tersungkur ke atas mukanya dan mulutnya, dan segala binatang-‎binatang jinak dan liar baik di darat atau di taut telah berasa amat sukacitanya, ialah ‎dengan sebab segala binatang-binatang itu telah menerima berita berkenaan Junjungan ‎kita s.a.w. itu sudah dikandung oleh Sitti Aminah yang bertuah nasibnya. Bahkan lain-‎lain makhluk juga pada masa itu telah merasai lezat kesukaan dengan amat gembiranya, ‎umpama dapat minum segelas air yang sangat menyegarkan rasanya.‎
Dan pula segala jin-jin telah diberitahu akan kabar yang menyenangkan itu dengan ‎jelasnya, tetapi pula sekalian tukang tukang tilik dan ahli-ahli sihir telah berasa lemah ‎dengan gemetarnya, dan demikian juga ulama’-ulama’ Nasrani telah takut dan bimbang ‎ialah dengan sebab telah dekat masa kedatangannya.‎
Dan telah sibuklah sekalian orang-orang yang mengetahui hal itu bercakap-cakap dan ‎bertanya-tanya berkenaannya, dan mereka itu telah tercengang dan heran mendengarkan ‎berita-berita tentang keelokan sifat-sifatnya, sebagaimana yang ada seperti di dalam ‎Kitab kitab Suci yang dahulu seperti Taurat dan Injil dan sebagainya.‎
Dan ketika Sitti Aminah yang mengandung itu sedang tidur tiba tiba datanglah suatu ‎wujud kepadanya; lalu wujud itu berkata: “Hai Aminah sesungguhnya engkau telah ‎mengandung Penghulu sekalian manusia dan sebaik-baik makhluk adanya. Dan apabila ‎engkau sudah melahirkan dia nanti dengan selamat, maka engkau namakanlah dia ‎Muhammad yang berarti seorang yang terpuji ialah karena ia akan dipuji kesudahannya.”‎
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Dan apabila Nabi kita telah dikandung dua bulan oleh ibunya menurut pernyataan ahli-‎ahli sejarah yang masyhur riwayatnya, maka wafatlah di negeri Madinah, Sayidina ‎Abdullah, ayahandanya. Dan keadaan wafatnya di sana: ia sedang melalui kota itu lalu ia ‎singgah di tempat ninda-ninda saudaranya, yaitu keluarga Bani ‘Adi dari suku Najjar, ‎tiba-tiba ia mendapat sakit di sana sebulan lamanya, lalu mereka pun telah merawatnya ‎serta mencoba mengobati penyakitnya, tetapi usaha mereka tiada berhasil seperti yang ‎mereka harapkan, lalu wafatlah Sayidina Abdullah di sana karena sudah sampai ajalnya, ‎lalu di sana juga mereka mengebumikannya.‎
Dan ketika Sitti Aminah telah sempurna mengandung Nabi saw. sembilan bulan lamanya, ‎menurut perkataan ahli-ahli Tarikh yang kuat keterangannya, pada ketika itu juga telah ‎mulai tiba musim akhir kemarau, tiba-tiba datanglah kepada ibu Nabi saw. pada malam ‎menjelang kelahirannya, Sitti Asiah dan Sitti Mariam serta beberapa bidadari dari Surga, ‎maka mulailah Sitti Aminah merasa sakit untuk bersalin kemudian ia pun melahirkan ‎Junjungan kita di dalam keadaan dengan cahanya yang gilang-gemilang.‎
‎(BERDIRI)‎
Cahaya yang seperti matahari bersihnya
Menerangi malam dengan amat terangnya:
Malam yang dilahirkan Nabi kita didalamnya
Yang membawa agama yang nyata benarnya.
Maka karena itu dapatlah Sitti Aminah ibunya
kemegahan yang wanita lain tidak mendapatinya:
la membawa seorang putera untuk manusia sekalian:
Putera yang lebih mulia dari anak Mariam yang dara.
Kelahiran Nabi kita pada pandangan kafir umumnya
ialah suatu kedukaan yang terasa sangat berat.
Maka bertalu-talulah suara bersorak dengan riuhnya:
‎“Telah zahir Nabi pilihan; inilah kegembiraan yang sebenarnya.”‎
Demikianlah keadaan dilahirkan Nabi kita itu dengan ringkas, dan telah disetujui oleh ‎ulama’-ulama’ dan ketua-ketua Islam sekalian, bahwa sangat patut kita berdiri ketika kita ‎sampai di sini membacanya, ialah untuk menunjukkan kesukaan kita kepada kelahiran ‎Nabi dan cinta kepada dirinya, dan juga untuk menandakan bahwa kita memuliakannya. ‎Maka sungguh bertuahlah siapa yang suka memuliakan Nabi s.a.w. itu sebagai tujuan ‎hidupnya.‎
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Maka lahirlah Nabi kita Muhammad saw. itu dari bundanya dengan meletakkan ke atas ‎bumi dua belah tangannya, dan ia mendongakkan mukanya kelangit serta terbuka ‎matanya, keadaan begitu adalah sebagai menandakan kemuliaannya dan ketinggiannya, ‎serta kelebihan kelebihannya yang melebihi makhluk lain semuanya. Dan juga yang ‎demikian itu adalah menunjukkan bahwa ia kekasih Allah yang dijadikan sangat indah ‎perangainya dan bentuk rupanya.‎
Dan setelah dilahirkan Nabi s.a.w. itu maka segeralah Siti Aminah ibunya memanggil ‎Abdul Muthallib nindanya, dan ketika itu Abdul Muthallib ada di Ka’abah sedang tawaf ‎mengelilinginya, lalu apabila mendengar yang demikian itu besarlah kegembiraannya. la ‎pun datang melihat Nabi dengan segera, dan kemudian ia membawa Nabi ke Ka’abah ‎lalu masuk ke dalamnya, dan ia berdiri di situ serta berdoa kepada Allah dengan niat ‎bersihnya, dan ia bersyukur kepada Allah karena telah dikurniakan seorang cucunda ‎kepadanya.‎
Nabi kita Muhammad s.a.w. itu dilahirkan dengan sangat bersih keadaannya, serta ia ‎telah berkhitan dan telah terpotong pusatnya dari dalam perut ibunya. Dan harum bau ‎tubuhnya, serta berminyak rambutnya, serta tercelak kedua matanya, adalah dengan ‎kudrat dan kehendak Tuhannya. Inilah riwayat yang masyhur walaupun ada sebagian ‎ularna’ yang lain mengatakan bahwa Nabi kita itu telah dikhitan oleh Abdul Muttalib ‎nindanya setelah Nabi sempurna tujuh malam umurnya. Dan nindanya itu telah ‎mengadakan majelis jamuan karena bersesuaian dengannya, serta ia menamakan dia ‎Muhammad dan memuliakan kedudukannya.‎
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Maka telah terjadilah beberapa kejadian yang mengherankan ketika dilahirkan, dan yang ‎demikian itu ialah sebagai tanda-tanda untuk menguatkan iman kita bahwa Nabi itu ‎dipilih oleh Allah untuk dijadikan NabiNya dan Rasul-Nya.‎
Satu dari perkara-perkara yang luar biasa itu sebagaimana yang tersebut tadinya, ialah ‎ketika dilahirkan Nabi kita maka malaikat-malaikat yang menjaga langit telah ditambah ‎bilangannya, supaya langit itu menjadi lebih kukuh pemeliharaannya, dan telah dihalau ‎dari langit segala jin-jin yang ingkar dan syaitan-syaitan yang jahat kelakuannya, dan ‎telah dilemparkan kepada semua syaitan-syaitan yang hendak naik ke langit itu api yang ‎membakar, dan telah turun kepada Nabi kita beberapa bintang-bintang yang terang ‎cahayanya, dan dengan sebab ini teranglah pada malam itu Kota Mekah baik tanah ‎ratanya atau bukit-bukitnya.‎
Dan juga telah keluar bersama-sama Nabi saw. suatu cahaya yang amat terang ‎keadaannya, yang menerangi seluruh tempat dilahirkan Junjungan kita saw., sama seperti ‎cahaya lampu-lampu yang menerangi mahligai raja Romawi di Syam negerinya. Maka ‎dilihat cahaya itu oleh mereka-mereka yang tinggal di Tanah Mekah.‎
Dan juga telah roboh istana raja Parsi di dalam negeri Iraq di Kota Madain tempatnya. ‎Maka istana yang roboh itu telah dibangun oleh raja Parsi yang bernama Anusyarwan ‎dengan megah, maka runtuh empat belas menara yang tinggi dari menara-menaranya, dan ‎telah berguncang kerajaan Parsi itu dengan sebab terperanjat pada kejadian-kejadian yang ‎dengan tiba-tiba menimpanya. Dan beberapa api yang disembah oleh orang-orang kafir ‎Parsi tiba-tiba padam pada malam itu, padahal api itu dijaga oleh mereka dan tidak ‎pernah padam dari semenjak seribu tahun sebelumnya. Maka padamnya api itu ialah ‎dengan sebab terbitnya cahaya wajah Nabi s.a.w yang bersinar seperti terangnya bulan ‎empat belas.‎
Dan juga pada ketika itu keringlah air telaga yang bernama Sa’awah yang terletak di ‎antara negeri Hamdan dan Qom di dalam negeri Parsi. Maka telaga itu jadi kering karena ‎telah kering semua mata-airnya, tetapi sebaliknya telah melimpah pula air pada lembah ‎yang bernama Samawah padahal biasanya lembah itu kering kerontang dan banyak ‎batunya, serta tidak pernah sebelum itu dapat dijumpai air di situ walaupun untuk ‎menghilangkan dahaga siapapun yang kering kerongkongannya.‎
Dilahirkan Junjungan kita saw. itu di suatu tempat yang dikenali dengan nama Al ‘Iraas ‎di dalam negeri Mekah letaknya, dan Mekah itu ialah negeri yang tidak boleh dipotong ‎pohon pohonnya dan tidak boleh dicabut rumput-rumputnya.‎
Maka telah sedikit berselisih pendapat ulama’ Sejarah berkenaan dilahirkannya ‎Junjungan kita saw. itu tentang tahunnya, dan juga tentang bulannya dan harinya. Tetapi ‎pendapat yang kuat diantara pendapat-pendapat tadinya, ialah Junjungan kita saw. itu ‎telah dilahirkan pada hari Senin 12 Rabi’ul Awwal di dalam Tahun Gajah namanya, ‎karena pada tahun itu raja negeri Habsyah telah mencoba menyerang kota Mekah dengan ‎menggunakan gajah-gajah yang banyak jumlahnya. Tetapi Allah Ta’ala telah menyekat ‎dan menghalang mereka untuk sampai ke Mekah karena la memeliharanya.‎
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Bahwa Junjungan kita saw. itu disusui oleh ibunya selama beberapa hari masanya, dan ‎kemudian ia disusui oleh seorang perempuan yang bernama Tsuwaibah dari kaum Aslam ‎namanya. Tsuwaibah itu asalnya seorang budak kepunyaan Abu Lahab tetapi Abu Lahab ‎telah memerdekakannya, ketika Tsuwaibah itu datang memberitahu akan kelahiran ‎Junjungan kita itu kepadanya. Maka Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena berita ‎itu sangat menggembirakan hatinya.‎
Maka Tsuwaibah juga menyusui bersama Rasulullah anak lelakinya sendiri Masruh ‎namanya, dan juga seorang anak lelaki orang lain yaitu Abi Salamah gelarannya, serta ‎Tsuwaibah itu sangat memuliakan Nabi dan menghormatinya. Dan sebelum itu ‎Tsuwaibah juga telah menyusui Sayidina Hamzah seorang paman Nabi saw. yang dipuji ‎karena jasanya karena ia banyak menolong dan mempertahankan Agama Islam serta ‎membelanya.‎
Dan kemudian nanti pada ketika Nabi saw. telah menjadi Rasul dan telah hijrah ke ‎Madinah, Nabi mengirim kepada Tsuwaibah itu dari Madinah hadiah uang dan pakaian ‎yang layak baginya. Maka selalu hadiah itu datang dari Nabi saw. kepada Tsuwaibah ‎hingga Tsuwaibah menemui ajalnya.‎
Ada sebagian orang mengatakan bahwa Tsuwaibah berpegang terus pada agama ‎kaumnya, yaitu agama jahiliah hingga matinya, tetapi ada pula orang yang mengatakan ‎bahwa ia telah memeluk Islam sebelum akhir hayatnya, dan perselisihan ini disebutkan ‎dan diceritakan oleh lbnu Mandah yang terkenal namanya.‎
Bahwa setelah Nabi saw. disusui oleh Tsuwaibah yang telah disebut tadi, maka ia telah ‎disusui pula oleh seorang perempuan muda yang digelari Halimah As sa’diah, dan ‎Halimah sebelum Nabi saw. disusui olehnya, ia telah mencoba mencari upah dengan ‎susah payah, untuk hendak menyusui siapa saja anak-anak orang Mekah, tetapi telah ‎ditolak oleh mereka dengan sebab kemiskinannya. Tetapi ketika ia menyusui Rasulullah ‎saw. maka ia menjadi lega dan berkat kehidupannya, pada hari itu juga sebelum terbit ‎matahari, setelah ia menderita kepicikan dan kesusahan yang sulit ditanggung olehnya.‎
Maka Allah Ta’ala telah mengurniakan kepada Halimah itu air susu yang banyak lagi ‎putih dan bersih keadaannya. Maka menyusulah Nabi saw. akan susu yang di sebelah ‎kanannya, manakala seorang anak lain menyusu pula akan susu yang di sebelah kirinya, ‎lalu jadilah Halimah itu mewah dan senang kehidupannya, padahal sebagaimana telah ‎disebutkan tadi, keadaan Halimah sebelum itu papa serta kurus dan lemah badannya. ‎Bahkan menjadi gemuk seekor unta dan beberapa ekor kambing yang dipelihara olehnya, ‎dan hilanglah dari sisi Halimah itu segala bala’ dan kecelakaan dan sebagainya, bahkan ‎sebaliknya kehidupan Halimah itu telah diliputi oleh keadaan yang bertuah selanjutnya, ‎yaitu murah rezeki serta senang dan aman dengan sepenuhnya.‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

salam persahabatan