Musholla “(dirusak)”
TPQ
Lebah indah- Merusak dalam hal ini bukan secara
nyata merusak, tetapi hanya sebuah kiasan untuk mengelabuhi kata “sepi” dan
menyepikan.Hal ini berawal dari sebuah gagasan yang mungkin sebagian orang
adalah solusi dan obat bagi sakit yang ada di masyarakat.YAitu dengan
memberantas buta huruh Al Qur’an. Tetapi apa yang terjadi?
Lahirnya sebuah gagasan untuk mendirikan MAjlis TPQ/taman
pendidikan Al Qur’an ada satu kelemahan yang sangat terlihat agak fatal, yaitu
dengan tumbuhnya penyakit pada Musholla, yaitu dengan membuat musholla, masjid
menjadi sepi setelah magrib.Yang mana pada dahulu kala sebelum adanya TPQ
banyak, mungkin di semua musholla banyak anak-anak untuk mengaji. Tetapi
setelah ada TPQ hamper semua musholla-musholla sepi.
Yang menarik adalah orang tua dan anak sama saja setali 3
uang, yaitu jika sudah sekolah TPQ sore hari maka tidak usah mengaji di malam
hari di musholla. Lebih baik untuk yang lain
seperti nonton TV atau belajar ilmu dunia.KAn sudah belajar di sore
hari.Ini anda bisa lihat di Musholla-musholla di sekitar lingkungan anda,
apakah ada anak mengaji di musholla sehabis magrib?SEbab di tempat penulis
tinggal, Pasuruhan Kudus, banyak musholla yang sepi sehabis magrib.
Apakah TPQ di cipta untuk “membunuh” ngaji di Musholla?Semoga
tidak, dan harus ada solusi jika memang terjadi benar.TPQ tetap jalan Ngaji
ba’dal magrib di musholla tetap aktif.Bimbingan orang tua terhadap anak sangat
berperan dalam hal ini.Mari hidupkan kembali ruh Musholla dan masjid di Kudus
Indonesia. Ga usah marah, biasa saja, hanya kritik membangun. Jujur pada lingkungan dan diri sendiri. Salam perubahan, salam sengat dan madu. Zzzzttt….zzzztttt….(Abu
Nayya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
salam persahabatan