Sabtu, 16 Juni 2012

Oto Kritik Untuk TPQ-TPQ di Kudus Indonesia


Musholla “(dirusak)” TPQ

Lebah indah- Merusak dalam hal ini bukan secara nyata merusak, tetapi hanya sebuah kiasan untuk mengelabuhi kata “sepi” dan menyepikan.Hal ini berawal dari sebuah gagasan yang mungkin sebagian orang adalah solusi dan obat bagi sakit yang ada di masyarakat.YAitu dengan memberantas buta huruh Al Qur’an. Tetapi apa yang terjadi?

Lahirnya sebuah gagasan untuk mendirikan MAjlis TPQ/taman pendidikan Al Qur’an ada satu kelemahan yang sangat terlihat agak fatal, yaitu dengan tumbuhnya penyakit pada Musholla, yaitu dengan membuat musholla, masjid menjadi sepi setelah magrib.Yang mana pada dahulu kala sebelum adanya TPQ banyak, mungkin di semua musholla banyak anak-anak untuk mengaji. Tetapi setelah ada TPQ hamper semua musholla-musholla sepi. 

Yang menarik adalah orang tua dan anak sama saja setali 3 uang, yaitu jika sudah sekolah TPQ sore hari maka tidak usah mengaji di malam hari di musholla. Lebih baik untuk yang lain  seperti nonton TV atau belajar ilmu dunia.KAn sudah belajar di sore hari.Ini anda bisa lihat di Musholla-musholla di sekitar lingkungan anda, apakah ada anak mengaji di musholla sehabis magrib?SEbab di tempat penulis tinggal, Pasuruhan Kudus, banyak musholla yang sepi sehabis magrib.

Apakah TPQ di cipta untuk “membunuh” ngaji di Musholla?Semoga tidak, dan harus ada solusi jika memang terjadi benar.TPQ tetap jalan Ngaji ba’dal magrib di musholla tetap aktif.Bimbingan orang tua terhadap anak sangat berperan dalam hal ini.Mari hidupkan kembali ruh Musholla dan masjid di Kudus Indonesia. Ga usah marah, biasa saja, hanya kritik membangun. Jujur pada lingkungan dan diri sendiri. Salam perubahan, salam sengat dan madu. Zzzzttt….zzzztttt….(Abu Nayya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

salam persahabatan