Tamparan Bagi Warga NU di
Indonesia
Lebah indah- “Memperhatikan perkembangan
kehidupan social di kalangan kawan-kawan sendiri kaum Nahdliyin, saya melihat
adanya-kalau tidak banyaknya- perubahan sikap dan perilaku kemasyarakatan yang
sering kali membawa akibat buruk dalam pergaulan.Dampaknya yang paling mendasar
dari sisi tujuan jam’iyah, ialah bukan warga NU-yang sedemikian besar- tidak
dapat memberi pengaruh positif terhadap pergaulan hidup masyarakat dan
kehidupan berbangsa dan bernegara.Bahkan acap kali justru menjadi gangguan dan
hambatan.
Warga NU yang konon merupakan mayoritas umat islam
(sebagaimana umat islam merupakan mayoritas warga Negara Indonesia), tampak
seperti tidak pernah membaca atau memahami Al Qur’an, Sunnah RAsulullah SAW,
dan pedoman-pedoman Jam’iyahnya. Hal ini bisa di lihat dari perilaku mereka
dalam bermasyarakat dan berpolitik. Kita hamper tidak bisa melihat ciri khas
mereka sebagai umatan wasathan dan khaira ummatin.”
Diatas adalah curahan perasaan dari tokoh dan sesepuh NU
Indonesia bukan Ranting di desa-desa, tapi tokoh dari NU di Indonesia yang
sudah caliber di dunia NAhdliyin. (pengin tahu siapa? Baca buku dengan judul “3
pedoman warga NU”).BAgaimana dengan anda yang mengaku NU di ranting-ranting?pasuruhan,
Ploso, Loram, Peganjaran, dll MWC-MWC? JAti, Kota, BAe, Jekulo, Mejobo, DAwe,
Undaan, KAliwungu dll.CAbang-cabang?Kudus, Boyolali, Semarang, Solo, Rembang,
Demak, Bogor, Bekasi, dll.Wilayah-wilayaH?JAteng, JAbar, JAtim, Yogyakarta,
Aceh, Sumatra, Sulawesi dll.Di seluruh Indonesia?
Berbenahlah, sebelum warga nahdliyin berubah menjadi Muhammad
NU, bukan lagi NU.Salam perubahan bagi para warga NU di Kudus Indonesia.BErsatu
bersama kita bangun kehidupan NAhdliyin yang benar-benar Aswaja, bukan hanya di
lesan saja.Salam sengat dan madu. Zzzztttt…zzzzttt… (Abu Nayya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
salam persahabatan