Minggu, 15 April 2012

Membaca sama dengan Makan di Kudus


Membaca Tanpa Memahami bagi Anak MTs di Kudus

Lebah indah- MEmbaca irtu ruh dari sebuah pendidikan di semua tingkatan, tidak terkecuali di MTs di Kudus.Ini adalah survey kecil yang di lakukan penulis pada siswa MTs di Kudus dalam satu kelas.Para siswa kami suruh membaca setengah halaman, setelah itu kami Tanya dengan 3 pertanyaan.Apa hasilnya? Separo lebih dari siswa tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan yang ada di bacaan yang baru saja di baca.

Hal itu adalah kelemahan anak didik kita sat membaca sebuah tulisan pada buku pelajaran khususnya. Mereka hanya membaca dan tidak memhami dan mengingat-ingatnya. HAsilnya apa? Kosong, mereka lupa semua. HAnya membaca sambil lalu, dan tidak ada yang nyentel sama sekali. Itu baru buku pelajaran umum, bayangkan yang di baca adalah Al Qur’an yang nyata-nyata adalah kitab suci Umat Islam, bagaimana mereka mau memahami?Apa cukup dengan pahala membaca alQur’an saja? Dengan mengesampingkan arti yang terkandung?Istilahnya angen-angen.

Ini adalah PR bagi para pendidik di Linkungan sekolah, madrasah, kampus untuk menitik beratkan pemahaman dalam membaca. PR bagi para pelajar juga untuk meningkatkan mutu membacanya dari yang sekedar membaca menjadi lebih bisa memahami dan mengingat apa yang telah di bacanya tadi.

Membaca tanpa memahami ibarat makan tanpa mengunyah. JAdi tahu, tempe, nasi, ikan, telur semua masuk ke perut tanpa di kunyah. BAyangkan dan rasakan.Itulah jika kita membaca tanpa mau memahami.

Tulisan di blog kecil ini juga harus di pahami, bukan hanya di baca tok. Salam perubahan, salam sengat dan madu. Berubah atau mati !.zzzztt…zzzztt…zzzztt… (Abu Nayya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

salam persahabatan