RA Kartini “Menangis”
dengan Ulah Indonesia
Lebah indah- 21 April 2012 pagi jam 04.00 di
semua tempat rias sepanjang jalan antara Sunggingan Hingga Pasuruhan Lor Jati
Kudus semua penuh dengan ibu dan anak-anak yang ingin di rias layaknya
RA.Kartini yang ada di Foto-foto di buku sejarah Indonesia. Bayangkan di mulai
pada jam sepagi itu hanya untuk berhias seperti gaya dohir RA.Kartini. Dengan
biaya minimal 40 rb per anak yang dirias. Dan hamper di tingkatan sekolah dari
SD hingga SLTA semua berlomba untuk berhias seperti itu.Bayangkan.
Hitung biaya semua rias itu, ada berapa juta?Hanya untuk
berhias.Alangkah baiknya jika biaya per anak itu untuk biaya sahabat, saudara,
teman kita yang kurang mampu dalam mengenyam pendidikan. Yang itu secara tidak
langsung ikut falsafah yang selalu di gembar-gemborkan sang pahlawan Wanita
Indonesia itu “ habis gelap terbitlah terang”, bukan dengan riasan yang
bersemboyan “ habis uang terbitlah utang”.
RA.Kartini menangis bila yang di tiru adalah fisik luarnya
saja tanpa mencoba untuk menerjemahkan apa yang sedang di perjuangkan oleh
beliau. FAlsafah beliau bukan hanya di 21 April saja tetapi setiap saat ajaran
beliau yang baik harus selalu di terjemahkan dalam tindakan nyata bukan hanya
retorika apalagi riasan sampah.Mari berbenah dengan bijak.Jangat turuti polesan
setan.
Salam perubahan, salam sengat dan madu. Zzztt…zzztt…zztt…
(Abu Nayya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
salam persahabatan